40
Manajemen Kepegawaian Negara
Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada tingkat pendidikannya,
yaitu: a.
Golongan ruang Ia bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat
Tanda Tamat BelajarIjazah Sekolah Dasar atau yang setingkat;
b. Golongan ruang Ic bagi yang pada saat melamar
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat BelajarIjazah Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama atau yang setingkat; c.
Golongan ruang IIa bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat
Tanda Tamat BelajarIjazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Diploma 1, atau yang setingkat;
d. Golongan ruang IIb bagi yang pada saat melamar
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajarljazah Sekolah Guru Pendidikan
Luar Biasa atau Diploma II; e.
Golongan ruang IIc bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah
Sarjana Muda, Akademi atau Diploma III; f.
Golongan ruang Illa bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah
Sarjana S1 atau Diploma IV;
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
41 g.
Golongan ruang Illb bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah
Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister S2 atau Ijazah lain yang setara;
h. Golongan ruang Illc bagi yang pada saat melamar
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Ijazah Doktor S3.
Pengangkatan Langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Dalam rangka untuk memperlancar pelaksanaan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan,
pemerintah dapat
mengangkat langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi mereka yang telah bekerja pada instansi yang menunjang
kepentingan nasional. Pengangkatan langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan dengan sangat selektif
bagi mereka yang dipandang telah berjasa dan diperlukan bagi negara.
B. Sumpah Pegawai Negeri Sipil
Kepada setiap Pegawai Negeri Sipil yang diberi kepercayaan untuk mengemban suatu tugas negara, harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, dengan penuh keikhlasan, kejujuran dan tanggung jawab. Untuk itu kepada setiap Calon Pegawai Negeri
Sipil yang akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, dan atau
42
Manajemen Kepegawaian Negara
akan mengemban suatu tugas jabatan diwajibkan mengangkat sumpah atau janji Pegawai Negeri Sipil dihadapan pejabat
atasan yang berwenang, menurut agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sumpah atau janji Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan untuk mentaati keharusan atau untuk tidak melakukan larangan
yang ditentukan, yang diikrarkan dihadapan pejabat atasan yang berwenang, menurut agama atau kepercayaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan Pengucapan sumpah atau janji diatur berikut ini:
1. Diawali dengan ucapan Demi Allah untuk penganut agama
Islam; 2.
Diakhiri dengan ucapan Semoga Tuhan menolong saya untuk penganut agama Kristen Protestan atau Katholik;
3. Diawali dengan ucapan Om atah parama wisesa untuk
penganut agama Hindu; 4.
Diawali dengan ucapan Demi Sanghyang Adi Budha untuk penganut agama Budha.
Dengan demikian pada hakekatnya sumpah atau janji Pegawai Negeri Sipil bukan saja merupakan kesanggupannya terhadap
pejabat atasan yang berwenang, tetapi juga merupakan kesanggupannya terhadap Tuhan bahwa Pegawai Negeri Sipil
yang mengangkat sumpah atau janji akan selalu mentaati segala
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
43
keharusan dan tidak melakukan segala larangan yang telah ditentukan.
1. Pelaksanaan sumpah atau janji Calon Pegawai Negeri Sipil:
a. Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil wajib mengangkat sumpah atau janji menurut agama dan kepercayaannya masing-masing;
b. Pejabat yang berwenang mengambil sumpah atau janji
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan instansi masing- masing. Untuk memperlancar pengambilan sumpah atau
janji Pegawai Negeri Sipil, pejabat yang berwenang dapat menugaskan kepada pimpinan unit organisasi masing-
masing. 2.
Pelaksanaan Sumpah atau Janji Jabatan: a.
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu jabatan tertentu wajib mengangkat sumpah atau janji
jabatan Pegawai Negeri Sipil, menurut agama dan kepercayaan masing-masing;
b. Pejabat yang berwenang mengambil sumpah atau janji
jabatan di lingkungan instansi masing-masing, dalam hal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan keberatan untuk
mengucapkan sumpah karena kepercayaan agamanya, maka sebagai gantinya wajib mengucapkan janji.
44
Manajemen Kepegawaian Negara
C. Penempatan PNS