12
Manajemen Kepegawaian Negara
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman
dan pelayanan
kepada masyarakat,
serta terbinanya
ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
C. Kedudukan dan Netralitas Pegawai Negeri
Sipil
Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan
UU Nomor
43 tahun
1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam rangka mewujudkan profesionalitas
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara, maka netralitas Pegawai Negeri Sipil harus dijaga dari pengaruh
semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
13 Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri Sipil maka Pegawai
Negeri Sipil dilarang menjadi anggota danatau pengurus partai politik. Hal ini secara tegas diatur dalam PP Nomor 5 Tahun
1999 jo PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil
yang menjadi
anggota Partai Politik.
Dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai
aparatur negara dan pelayan publik, Pegawai Negeri Sipil harus memiliki kebebasan dari pengaruh-pengaruh eksternal
seperti pengaruh dari partai politik tertentu. Ketiadaan pengaruh eksternal ini dimaksudkan agar Pegawai Negeri Sipil dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara lebih demokratis sehingga hasil pelaksanaan pekerjaannya tidak
hanya menguntungkan salah satu pihak tertentu saja. Hal ini juga dimaksudkan untuk lebih memperjelas garis akuntabilitas
Pegawai Negeri Sipil. Agar terbebas dari pengaruh eksternal tersebut, secara
fungsional dan organisasional Pegawai Negeri Sipil harus dijamin hak-hak politiknya, misalnya dalam menentukan pilihan
partai politik dalam pemilihan umum. Namun, perlu dibatasi jika yang bersangkutan ikut aktif dalam kepengurusan suatu
partai politik baik langsung maupun tidak langsung. Kenetralan netralitas Pegawai Negeri Sipil merupakan karakter
dan bentuk pelayanan yang diberikan oleh Pegawai Negeri Sipil kepada pejabat politik manapun, baik dari partai yang berkuasa
14
Manajemen Kepegawaian Negara
maupun dari partai yang tidak berkuasa. Keberadaan Pegawai Negeri Sipil yang netral idealnya tidak akan
mengurangi kualitas dari pelayanan yang diberikan kepada semua pejabat politik baik dari politik yang memerintah
maupun yang kalah. Mengenai keanggotaan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
partai politik telah diatur secara tegas dalam PP Nomor 5 Tahun 1959 jo PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas PP Nomor 5 Tahun 1999 tentang PNS yang menjadi Anggota Partai Politik. Adapun inti dari
materi dalam PP tersebut adalah: 1.
Sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat dalam
menyelenggarakan pemerintahan
dan pembangunan, maka PNS harus bersikap netral dan
menghindari penggunaan fasilitas negara untuk golongan tertentu. Selain itu juga dituntut tidak diskriminatif
khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
2. Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi anggota atau
pengurus parpol pada saat PP ini ditetapkan dianggap telah
melepaskan keanggotaan
danatau kepengurusannya hapus secara otomatis;
3. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan keanggotaan
danatau kepengurusannya dalam partai politik, di-
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
15 berhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS;
4. Pegawai Negeri Sipil yang ingin menjadi anggota atau
pengurus harus mengajukan permohonan kepada atasan langsungnya.
5. Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permohonan
sebagai anggota danatau pengurus partai politik diberikan uang tunggu selama satu tahun. Dalam satu tahun apabila
tetap ingin menjadi anggota atau pengurus partai politik, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat
dan mendapat hak pensiun bagi yang telah mencapai Batas Usia Pensiun BUP.
D. Kewajiban, Larangan, Hukuman Disiplin dan