76
Manajemen Kepegawaian Negara
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1981, dan ketentuan pelaksanaannya diatur dalam Surat Edaran Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 09SE 1981 Tahun 1981.
H. Penghargaan Pegawai Negeri Sipil
Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan kesetiaan atau berjasa terhadap negara atau yang telah menunjukkan
prestasi kerja yang luar biasa baiknya diberikan penghargaan yang berupa tanda jasa atau bentuk penghargaan lainnya.
Perhargaan tersebut antara lain ditujukan untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja serta untuk memupuk kesetiaan
terhadap negara. Penghargaan terhadap Pegawai Negeri Sipil dapat berupa tanda
jasa, kenaikkan pangkat istimewa atau bentuk penghargaan lainnya seperti surat pujian, penghargaan yang berupa materiil
dan lain-lain.
1. Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat,
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu di dalam pemberian penghargaan terhadap setiap
Pegawai Negeri Sipil atas kesetiaannya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah, serta
pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin sehingga dapat dijadikan teladan bagi Pegawai Negeri Sipil lainnya.
Penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
77 tidak dibedakan berdasarkan pangkat dan golongan, akan
tetapi dibedakan menurut lamanya bekerja kepada Negara dan Pemerintah.
Ketentuan penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 1994, dan ketentuan pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara Nomor 02 Tahun 1995. Satyalancana Karya Satya adalah Tanda Kehormatan yang
dianugerahkan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai penghargaan atas jasa-jasanya terhadap negara. Dewan
tanda-tanda kehormatan Republik Indonesia adalah Dewan yang mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada
Presiden dalam menetapkan penganugerahan dan pencabutan hak memakai tanda kehormatan.
Macam dan warna Satyalancana Karya Satya: a.
Satyalancana Karya Satya sepuluh tahun berwarna perunggu;
b. Satyalancana Karya Satya dua puluh tahun berwarna
perak; c.
Satyalancana Karya Satya tiga puluh tahun berwarna emas.
Setiap penganugerahan Satyalancana Karya Satya ditetapkan dengan Keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan
dari Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia,
78
Manajemen Kepegawaian Negara
dengan disertai
Piagam Tanda
Kehormatan yang
ditandatangani oleh Presiden. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil
untuk mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya adalah:
a. Dalam melaksanakan tugasnya telah menunjukkan
kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran dan disiplin serta dapat dijadikan teladan;
b. Satyalancana Karya Satya sepuluh tahun, apabila telah
bekerja secara terus menerus sekurangkurangnya 10 sepuluh tahun;
c. Satyalancana Karya Satya dua puluh tahun, apabila telah
bekerja secara terus-menerus sekurang-kurangnya 20 dua puluh tahun;
d. Satyalancana Karya Satya tiga puluh tahun, apabila telah
bekerja secara terus-menerus sekurang-kurangnya 30 tiga puluh tahun;
e. Dalam masa bekerja secara terus-menerus Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku. Pencabutan Hak Memakai Satyalancana Karya Satya:
a. Hak memakai Tanda Kehormatan Satyalancana Karya
Satya dicabut apabila Pegawai Negen Sipil yang
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
79 bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat
berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
b. Pencabutan ditetapkan dengan Keputusan Presiden setelah
mendapat pertimbangan dari
Dewan Tanda-tanda
Kehomatan Republik Indonesia, atas usul dari Pimpinan Intansi.
I. Pendidikan dan Pelatihan PNS
Dalam rangka mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar- besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil, dengan maksud agar terjamin
keserasian pembinaan
Pegawai Negeri
Sipil. Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
jabatan meliputi
kegiatan perencanaan,
penganggaran, penentuan standar, pemberian akreditasi, penilaian dan
pengawasan. Pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah
proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil, terutama
untuk meningkatkan pengabdian, mutu keahlian, keterampilan, menciptakan pola pikir dan pengembangan metode kerja yang
lebih baik serta dalam rangka pembinaan karier pegawai. Ketentuan tentang penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
jabatan Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000. Sasaran penyelenggaraan
80
Manajemen Kepegawaian Negara
Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki
kompetensi yang sesuai dengan persyaratan masing-masing jabatan.
1. Tujuan Diklat Pegawai Negeri Sipil.
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan
sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika
Pegawai Negeri Sipil dengan kebutuhan Instansi; b.
Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai perubahan dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada
pelayanan, pengayoman
dan pemberdayaan masyarakat;
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir
dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang
baik.
2. Jenis Diklat Pegawai Negeri Sipil.
a. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan pre service
training adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada
Calon Pegawai Negeri Sipil dengan tujuan agar dapat terampil
melaksanakan tugas
yang dipercayakan
kepadanya;
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
81 b.
Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan in service training
adalah suatu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu, keahlian,
kemampuan dan
keterampilan.
3. Jenjang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil.
a. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan syarat
pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari:
1 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan golongan I untuk
menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan I; 2
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan II;
3 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III
untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan III. b.
Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan yang selanjutnya disebut sebagai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
dilaksanakan umtuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan
jenjang jabatan struktural, yang terdiri dari: 1
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, adalah untuk jabatan struktural eselon IV;
2 Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III,
adalah untuk jabatan struktural eselon III;
82
Manajemen Kepegawaian Negara
3 Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II,
adalah untuk jabatan struktural eselon II; 4
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, adalah untuk jabatan struktural eselon I.
c. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan yang sesuai dengan jenis dan janjang jabatan fungsional, yang ditetapkan oleh instansi pembina
jabatan fungsional yang bersangkutan; d.
Pendidikan dan Pelatihan Tehnis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil, dapat dilaksanakan secara berjenjang yang ditetapkan oleh
instansi teknis yang bersangkutan.
4. Instansi Pengendali Pendidikan dan Pelatihan.
Adalah Badan Kepegawaian Negara yang secara fungsional bertanggungjawab atas pengembangan dan penetapan standar
kompetensi jabatan dan pengawasan standar kompetensi serta pengendalian pemanfaatan lulusan pendidikan dan pelatihan.
Pejabat pembina kepegawaian melakukan pemantauan dan penilaian secara periodik tertentu disesuaikan antara
penempatan lulusan dengan jenis pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti serta melaporkan kepada Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
83
5. Instansi Pembina Pendidikan dan Pelatihan.
Adalah Lembaga Administrasi Negara yang secara fungsional bertanggungjawaban atas pengaturan, koordinasi
dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang secara keseluruhan dilakukan melalui:
a. Penyusunan pedoman pendidikan dan pelatihan;
b. Bimbingan dan pengembangan kurikulum pendidikan
dan pelatihan; c.
Bimbingan dan
penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan;
d. Standardisasi dan akreditasi pendidikan dan pelatihan;
e. Standarisasi dan akreditasi widyaiswara;
f. Pengembangan
sistem informasi
pendidikan dan
pelatihan; g.
Pengawasan terhadap
program penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan. h.
Pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan ditempat
kerja, kerjasama
dalam pengembangan,
penyelenggaraan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan. Pejabat pembina kepegawaian melakukan identifikasi jenis-
jenis kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan instansinya, serta mengevaluasi penyelenggaraan
dan kesesuaian pendidikan dan pelatihan dengan kompetensi jabatan
serta melaporkan kepada
Kepala Lembaga
84
Manajemen Kepegawaian Negara
Administrasi Negara. Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dilakukan
oleh instansi pembina jabatan fungsional dan berkoordinasi dengan instansi pembina, yang dilakukan melalui:
a. Penyusunan pedoman pendidikan dan pelatihan;
b. Pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan;
c. Bimbingan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
d. Evaluasi pendidikan dan pelatihan.
Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Teknis dilakukan oleh instansi yang bersangkutan dan berkoordinasi dengan instansi
pembina yang dilakukan melalui: a.
Penyusunan pedoman pendidikan dan pelatihan; b.
Pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan;
c. Bimbingan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
d. Evaluasi pendidikan dan pelatihan.
J. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil