2
Manajemen Kepegawaian Negara
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang diselenggarakan oleh masing-masing instansi atau kerjasama antar lembaga Diklat
dilingkungan instansi Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I
dan II adalah salah satu Diklat yang diberikan untuk para Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II yang akan
diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Diklat Prajabatan Golongan I dan II ini dimaksudkan untuk
memberi bekal pengetahuan, keterampilan dan pembentukan perilaku bagi CPNS agar mempunyai kemampuan dan etika
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Tuntutan terhadap kemampuan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab berarti memahami tugas, fungsi dan berbagai peraturan perundang-undangan dibidang Pemerintahan
disamping pengetahuan teknis lainnya. Secara khusus, kepada Calon Pegawai Negeri Sipil perlu diberikan pemahaman
terhadap Manajamen Kepegawaian Negara, dengan maksud agar seluruh Calon Pegawai Negeri Sipil memahami
berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil termasuk di dalamnya berbagai hak
dan kewajibannya selama menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
3 Mata pelajaran ini berjudul Manajemen Kepegawaian Negara
dengan muatan materi berbagai pengertian, kedudukan, tugas dan fungsi Pegawai Negeri Sipil, hak dan kewajiban
Pegawai Negeri Sipil, pengadaan, penempatan, penilaian kinerja, pengembangan kemampuan, penggajian atau
renumerasi, penghargaan serta pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
B. Tujuan Pembelajaran Umum TPU
Peserta Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II ini, diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini mampu
memahami berbagai peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian terutama hal-hal yang terkait dengan
kewajiban Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai Pegawai
Negeri.
C. Tujuan Pembelajaran Khusus TPK
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Berbagai pengertian yang terkait dengan Pegawai Negeri
Sipil; 2.
Kedudukan dan Netralitas Pegawai Negeri Sipil;
4
Manajemen Kepegawaian Negara
3. Kewajiban, Larangan, Hukuman Disiplin dan Hak PNS;
4. Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil;
5. Perencanaan dan Pengadaan Pegawai Negeri Sipil;
6. Penempatan dan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil;
7. Kenaikkan Pangkat Pegawai Negeri Sipil;
8. Pengangkatan dalam Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
9. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;
10. Gaji dan Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil;
11. Penghargaan Pegawai Negeri Sipil;
12. PengembanganDiklat Pegawai Negeri Sipil;
13. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
5
BAB II PENGERTIAN, KEDUDUKAN,
KEWAJIBAN DAN PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Pengertian
Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam manajemen kepegawaian negara, maka perlu dikemukakan berbagai
pengertian yang relevan mengenai Pegawai Negeri sebagaimana tercantum dalam peraturan yang berlaku UU Nomor 8 Tahun
1974 jo UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian berikut ini:
1. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republlik
Indonesia yang
telah memenuhi
syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi
tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang:
a. Bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah
Non Departemen LPND, Sekretariat Lembaga Negara, instansi vertikal di Daerah Provinsi
KabupatenKota, Kepaniteraan Pengadilan, instansi TNI dan Kepolisian;
6
Manajemen Kepegawaian Negara
b. Bekerja
pada Pemerintah
Daerah Provinsi
KabupatenKota; c.
Diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom dan organisasi yang menyelenggarakan
pelayanan publik lainnya; d.
Menyelenggarakan tugas negara lainnya, seperti hakim pada Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan lain
sebagainya; e.
Gajinya dibebankan pada APBN atau APBD. 3.
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
mengangkat, memindahkan
dan memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; 4.
Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5.
Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang.
Pejabat Negara terdiri atas: a.
Presiden dan Wakil Presiden; b.
Ketua, Wakil
Ketua dan
Anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat; c.
Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
7 Rakyat;
d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Agung
pada Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua dan Hakim pada semua Badan Peradilan;
e. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Pertimbangan
Agung; f.
Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
g. Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;
h. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,
i. Gubernur dan Wakil Gubernur;
j. BupatiWalikota dan Wakil BupatiWakil Walikota; dan
k. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh undang-
undang. 6.
Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan,
termasuk didalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara dan kepaniteraan pengadilan.
7. Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan fungsional yang
hanya diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang ditentukan.
8. Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas
pokok pada suatu organisasi pemerintah.
8
Manajemen Kepegawaian Negara
9. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan
upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan
kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian. Urutan Pejabat Negara tersebut tidak berarti menunjukkan
tingkatan kedudukan dari pejabat tersebut. Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan
organiknya selama menjadi Pejabat Negara tertentu tidak kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri. Pegawai Negeri
yang diangkat menjadi Pejabat Negara tertentu perlu diberhentikan dari jabatan organiknya, seperti Wakil Ketua,
Ketua Muda dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua dan Hakim pada semua Badan
Peradilan, Ketua, Wakil Ketua dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang berasal dari jabatan karier. Kepala
Perwakilan Republik Indonesia di Iuar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
Penuh yang berasal dari diplomat karier dan jabatan yang setingkat
Menteri. Apabila
Pegawai Negeri
yang bersangkutan setelah selesai menjalankan tugasnya sebagai
Pejabat Negara dapat diangkat kembali dalam jabatan organiknya.
Modul Diklat Prajabatan Golongan 1 dan 2
9
B. Jenis Pegawai Negeri