21
d. Kemanfaatan Media
Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan berbicara melalui media audio. Artinya, penelitian ini bertujuan
hanya untuk mengetahui peranan media audio pada peningkatan keterampilan berbicara. Sedangkan pada penelitian ini peneliti akan menitikberatkan pada
peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan media audio. Jadi penelitian ini membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa sendiri. Penelitian
tentang peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media audio belum ada yang meneliti, maka peneliti ingin mengkaji dan meneliti lebih dalam
lagi.
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan berbicara dalam ragam formal siswa SDN 02 Bantabolang akan mengalami peningkatan apabila pembelajaran keterampilan berbicara
dilaksanakan dengan menggunakan media audio. Dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media audio, siswa diminta untuk
mendiskusikan hal-hal atau masalah-masalah yang dekat dengan dunia siswa, sehingga siswa lebih menguasai materi yang dibicarakan karena mereka
mengalami sendiri masalah-masalah itu. Sedangkan penggunaan media audio dalam pembelajaran adalah untuk menarik minat belajar siswa sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa sehingga prestasi belajar siswa juga dapat meningkat. Penggunaan media audio khususnya cassete tape recorder diharapkan
dapat membantu siswa mengatasi masalah belajar. Berdasarkan uraian di atas
22
kerangka berpikir peneliti sebagai berikut media audio dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang peneliti paparkan di atas, diduga bahwa penggunaan media audio pada siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara
pada siswa kelas IV SDN 02 Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Hipotesis yang peneliti ajukan adalah “Melalui media audio dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam berbicara”.
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Perencanaan Tahapan Siklus I, dan II
Proses penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 pengamatan, dan 4
refleksi. Proses kegiatan tindakan kelas yang peneliti lakukan adalah bertolak dari permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian peneliti merencanakan suatu
tindakan dan melaksanakannya. Pada pelaksanaan tindakan peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan pengamatan terhadap kegiatan yang
dilakukan. Tahap berikutnya berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil jurnal, dan dokumentasi foto peneliti merefleksi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai
lagi seperti pada siklus I, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada
siklus I Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tiap siklus peneliti sampaikan pada
bagian berikut ini.
1. Proses Pelaksanaan Siklus I
Siklus ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: