Siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi

69 talenta melukis yang dimiliki tidak hilang, sehingga sekolah menugaskannya membantu Bapak Warsito mengajar Sub Mata Pelajaran Seni Rupa. Alasan penugasan Bapak Yatna sebagai guru seni rupa lainnya adalah terbatasnya guru yang memiliki latar belakang pendidikan seni budaya. Bapak Yatna merupakan sarjana Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta kemudian melanjutkan program kependidikan di IKIP Veteran Semarang. Berbekal latar belakang pendidikan seni budaya di ISI dan AKTA mengajar dari IKIP Veteran Semarang, maka Pak Yatna ditugaskan sebagai guru Mata Pelajaran Seni Budaya di SMA Muhammadiyah Purwodadi.

5. Siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi

Jumlah siswa yang diterima SMA Muhammadiyah Purwodadi pada tahun pelajaran 20072008 terdiri dari 23 kelas. Kelas X terdiri dari 8 delapan kelas dengan jumlah siswa sebanyak 348 siswa. Kelas XI juga terdiri dari 8 delapan kelas dengan jumlah siswa sebanyak 330 siswa, sedangkan kelas XII terdiri dari 7 tujuh kelas dengan jumlah siswa sebanyak 277 siswa. Secara umum kondisi siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi Kabupaten Grobogan sangat heterogen, baik dari kondisi ekonomi, latar belakang keluarga, dan corak pemikiran. Namun, hal tersebut tidak menimbulkan sesuatu yang negatif dalam proses belajar-mengajar. Bahkan kemajemukan yang ada dapat menunjukkan bahwa animo untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA Muhammadiyah Purwodadi Kabupaten Grobogan berasal dari semua kalangan masyarakat, baik dari daerah perkotaan, pedesaan, bahkan dari luar kabupaten. Siswa yang dapat diterima di sekolah ini adalah siswa yang memiliki Nilai 70 Ebtanas Murni NEM minimal 30. Bertolak dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah swasta favorit di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Penerimaan siswa baru di SMA Muhammadiyah Purwodadi 5 lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 4 empat di bawah ini: Tabel 4 Penerimaan Siswa Baru 5 lima Tahun Terakhir Tahun Pelajaran Rencana Penerimaan Pendaftar Diterima Ket. 20022003 310 siswa 610 siswa 325 siswa 7 kelas 20032004 360 siswa 691 siswa 374 siswa 8 kelas 20042005 294 siswa 782 siswa 315 siswa 7 kelas 20052006 312 siswa 510 siswa 320 siswa 7 kelas 20062007 320 siswa 530 siswa 320 siswa 8 kelas Sumber: Dokumentasi SMA Muhammadiyah Purwodadi Laporan penerimaan siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi di atas menunjukkan bahwa animo pendaftaran siswa menurun, namun siswa yang diterima tetap memenuhi rencana penerimaan siswa. Artinya SMA Muhammadiyah Purwodadi tidak kekurangan siswa. Taraf pengetahuan siswa yang berbeda memberikan respon yang berbeda pula untuk pembelajaran seni rupa. Siswa dengan taraf pengetahuan menengah ke bawah menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan suatu perencanaan pengajaran terutama penentuan sumber belajar yang tepat. Siswa akan cenderung lebih paham bila menggunakan media dan alat bantu serta berbagai metode 71 mengajar. Di sinilah kreativitas guru perlu diperhatikan. Dengan demikian, taraf pengetahuan siswa ikut mewarnai karakteristik siswa dalam penentuan sumber belajar seni rupa. Minat merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Sardiman 2007:95 menyatakan proses belajar itu akan lancar kalau disertai dengan minat. Minat siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi terhadap pembelajaran seni rupa dinilai sedang, hal ini nampak dari keantusiasan siswa mengikuti pelajaran. Soal minat akan selalu berhubungan dengan kebutuhan atau keinginan. Siswa yang berkeinginan bisa sukses, dalam belajar berupaya menambah pengetahuan maupun pengalamannya. Siswa akan mencari berbagai sumber yang menunjang proses belajarnya, sehingga pengetahuan dan pengalamannya bisa bertambah. Siswa sering bertanya mengenai persoalan menggambar kepada guru. Siswa juga berminat melihat gambar-gambar di perpustakaan dan internet meskipun tidak begitu sering. Oleh karena itu, minat belajar seni rupa siswa di SMA Muhammadiyah Purwodadi yang tercermin dalam karakteristik siswa sangat menunjang terlaksananya penentuan sumber belajar. Sehubungan dengan jenis kelamin siswa, jumlah siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki pada tahun pelajaran 20072008. Jenis kelamin siswa tidak menjadi masalah di SMA Muhammadiyah Purwodadi dalam proses pembelajaran karena baik siswa laki-laki maupun perempuan sama antusiasnya mengikuti pelajaran. Jenis kelamin siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi tidak mewarnai karakteristik siswa yang menunjang maupun menghambat pembelajaran seni rupa. 72 Siswa laki-laki SMA Muhammadiyah Purwodadi lebih respek daripada siswa perempuan, seperti menggambar kaligrafi misalnya. Hal ini dikarenakan antusias atau minat siswa terutama siswa perempuan untuk belajar seni rupa belum optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenis kelamin siswa di SMA Muhammadiyah Purwodadi suatu saat bisa menjadi faktor kendala dalam penentuan sumber belajar. Dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi dapat dirinci: 42,63 petani; 26,77 pedagang; 16,23 PNS; 3,59 TNIPOLRI; 1,49 wiraswasta; 1,61 pensiunan; dan lain-lain 7,68 . Berdasarkan pekerjaan yang dimiliki, tingkat sosial ekonomi orang tua siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi tergolong menengah ke bawah. Siswa yang tidak mampu atau dengan tingkat sosial ekonomi kurang mendukung kadang merasa keberatan untuk membeli buku serta alat pembelajaran sebagai sumber belajar, karena memang harganya relatif mahal. Hal ini menjadikan kendala bagi guru untuk menentukan suatu sumber belajar yang berkualitas tetapi harganya tidak terjangkau oleh siswa. Berdasarkan data kelulusan siswa SMA Muhammadiyah Purwodadi selama 5 lima tahun terakhir, pada umumnya SMA Muhammadiyah Purwodadi mampu meluluskan seluruh anak didiknya. 73 Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5 lima dibawah ini: Tabel 5 Hasil Lulusan Tahun Pelajaran Peserta Ujian Hasil Lulusan Yang tidak Lulus Persentase 20022003 283 siswa 283 siswa 100 20032004 276 siswa 276 siswa 100 20042005 278 siswa 278 siswa 100 20052006 234 siswa 234 siswa 100 20062007 272 siswa 272 siswa 100 Sumber: Dokumentasi SMA Muhammadiyah Purwodadi

B. Pembentukan Kompetensi Kreatif dalam Pembelajaran Seni Rupa di