Kurikulum KTSP Seni Budaya

15 Terdapat beberapa konsep kurikulum yang dipaparkan pakar pendidikan di atas. Berdasarkan beberapa konsepsi kurikulum yang dideskripsikan oleh pakar pendidikan dan kurikulum tersebut, dapat dirumuskan pengertian kurikulum sebagai berikut: Kurikulum adalah segala usaha yang dirancang oleh sekolah sebagai rancangan pembelajaran yang mencakup tujuan, bahan ajar, metode, dan evaluasi yang disusun dan dikembangkan oleh pemerintah pusat, sekolah guru, serta lembaga lainnya dengan pertimbangan perubahan, tuntutan, serta kebutuhan masyarakat dalam perkembangan IPTEKS.

2. Kurikulum KTSP Seni Budaya

Mulyasa dalam Manthovani 2007:1 berpendapat bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan perubahan kurikulum. Implementasi kurikulum pada tahun pertama sangat menentukan apakah kurikulum memerlukan revisi dan berapa besar dimensi revisi yang harus dilakukan. Menyadari bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik, kondisi dan kompotensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik, maka kurikulum hendaknya disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan agar sesuai dengan karakteristik, kondisi dan kompotensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum yang dikembangkan oleh masing- masing satuan pendidikan inilah yang dikenal dengan KTSP Kurikulum Tingkat 16 Satuan Pendidikan. KTSP yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan bisa beragam antara 1 satu dengan yang lain disesuaikan dengan karakteristik, kondisi, dan kompotensi daerah setempat. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan satuan pendidikan maupun kelompok satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri berupa kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yang disebut sebagai KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Nurani 2007:4 menyatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Supriyono 2006:2 menyatakan bahwa KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan tanpa mengurangi Standar Isi dan Standar Ketuntasan Belajar Minimal. Berdasarkan beberapa konsepsi KTSP yang dideskripsikan oleh pakar pendidikan dan kurikulum di atas, dapat dijelaskan bahwa KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan tanpa mengurangi Standar Isi dan Standar Ketuntasan Belajar Minimal dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan NSP. Terdapat beberapa hal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan KTSP yaitu: Standar Isi, Standar Ketuntasan Belajar, dan Standar Nasional Pendidikan. Keberadaan Peraturan Pemerintah mengenai KTSP di dalam Mata Pelajaran Seni Budaya bermaksud mengarahkan siswa untuk dapat mengenal dan 17 mempelajari budaya lokalnya sendiri. Kebutuhan siswa dalam mempelajari budaya lokalnya sendiri dimaksudkan agar muncul motivasi dari siswa untuk memajukan daerahnya. Selain itu, budaya lokal merupakan karakteristik suatu daerah yang berbeda dengan daerah lain, sehingga perlu perhatian dari putra-putri daerah itu sendiri. Pendidikan seni budaya sangat erat kaitannya dengan kompetensi yang berupa: pengetahuan, nilai-sikap, dan keterampilan. Sebagaimana dijelaskan Supriyono 2006:2 bahwa kompetensi didasarkan pada 3 tiga ranah penilaian yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketika pendidikan moral dan nilai-nilai yang tersaji dalam bentuk pendidikan Agama dan PPKN dinilai gagal karena dalam pelaksanaannya cenderung mengedepankan aspek kognitif dari pada pengasahan dan penajaman aspek afektif serta psikomotorik, maka sesungguhnya nilai-nilai ekspresi dan religiositas yang tersaji dalam pendidikan yang berbasis seni budaya merupakan salah satu alternatif pilihan yang masuk akal sebagai usaha menciptakan ”oasis” penyejuk jiwa dan penyegar hati Susilo 2006:3.

D. Pola Perkembangan Menggambar Anak