Stadium Pseudo-realisme usia sekitar 11 sampai 13 th

29

5. Stadium Pseudo-realisme usia sekitar 11 sampai 13 th

Pada fase ini terjadi banyak perubahan dalam perkembangan anak. Awalnya mereka berada pada puncak perkembangan yang dapat dilihat dari sikap konkrit, mendekati realitas, dan extravert terbuka terhadap lingkungan. Anak ingin belajar sesuatu yang baru, selain itu anak merupakan realis yang aktif. Pada akhir episode ini, kebanyakan anak berada pada batas pubertas dengan segala macam keunikannya sampai pada sikap pasif, introversi tertutup, serta minat terhadap perkembangan diri baik fisik maupun psikis. Semua perubahan ini tentunya akan mempengaruhi gambar-gambar anak. Artinya, dalam periode ini spontanitas anak-anak semakin berkurang dan semakin ada sikap kritis terhadap karyanya sendiri. Akibatnya, minat mengarah pada produk akhir dan bukan lagi pada proses pembuatan karya. Periode ini merupakan periode perbedaan individual yang lebih besar dibandingkan periode-periode sebelumnya. Gambar anak-anak di kelas terkesan dewasa dan sudah maju. Namun, kebanyakan anak mencapai titik terbaik dalam penggambaran realisme. Stadium ini dinamakan pseudo-realisme, karena pada anak tidak dapat dikatakan adanya realisme yang disadari seperti pada seniman dewasa yang justru memilih gaya untuk menyatakan sesuatu. Kini penggunaan warna maupun penggambaran ruang bisa diabstraksikan lebih baik dari kesan langsung, selain itu visual bisa diendapkan lebih baik. Anak mulai melihat perbedaan antara cahaya dan bayangan, selain itu mereka bisa menggunakan banyak alat bantu untuk menampilkan kedalaman seperti: perspektif kedalaman, perspektif garis, tumpang tindih, dan sebagainya. Anak yang tidak pernah mendapat didikan dalam menggambar perspektif jarang berhasil untuk membuat gambar perspektif tanpa kesalahan. Akan tetapi, anak dengan bakat visual yang luar biasa akan mampu 30 membuatnya. Pada stadium ini anak juga akan mendapatkan manfaat jika diberi pendidikan menggambar model. Ada anak yang tidak mengalami perkembangan tradisional dalam penggambaran perspektif seperti yang dijelaskan. Ada anak-anak yang tetap menggambar linier, artinya menempatkan figur-figur orang dan benda-benda pada garis dasar serta tidak akan dapat membuat bidang dasar. Ini tidak berarti bahwa perkembanganya terhenti, karena gambar orang tetap mengalami perkembangan. Keseluruhan gambar mirip suatu cerita. Bisa saja ada garis, sehingga mirip cerita komik. Bentuk menggambar ini sudah dikemukakan Kerschensteiner Dalam Widjaja 2005:12 jauh sebelumnya, pada saat anak belum terpengaruh cerita- cerita komik. Gambar 12 Dibuat anak perempuan 12 tahun

6. Stadium Pubertas usia sekitar 14 sampai 17 tahun