Pembahasan Evaluasi Model SEM dengan SmartPLS

Kualitas_Audit sebesar 4,422 dan terendah Obyektivitas → Kualitas_Audit sebesar 1,082. Dengan tingkat signifikansi 5 maka disimpulkan bahwa hipotesis H1, H3 dan H4 diterima secara statistik karena t-statistic t-tabel 1,6558, sedangkan hipotesis H2 ditolak secara statistik karena t-statistic t-tabel 1,6558.

6. Pembahasan

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Prinsip-prinsip perilaku APIP terhadap Kualitas Audit APIP. Untuk menjawab pertanyaan tersebut penelitian ini mengajukan 4 hipotesa dan pengujian hipotesa menggunakan software SmartPLS 2.0 M3 ringkasan hasil-hasil pengujian dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 25 Ringkasan hasil pengujian hipotesa Hipotesis Hasil Pengujian H1 Integritas berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP Diterima H2 Obyektivitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP Ditolak H3 Kerahasiaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP Diterima H4 Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP Diterima Sumber : diolah penulis 2015 Gambar 7 Model akhir Penelitian H1 + H3 + H4 + KUALITA S AUDIT Integritas Obyektivitas Kerahasiaan Kompetensi commit to user a. Integritas berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP. Dengan software SmartPLS didapatkan hasil uji hipotesis 1 berdasarkan signifikansi nilai t statistic. Hipotesis 1 memiliki koefisien jalur Integritas → Kualitas_Audit sebesar 0,3139 dan nilai t-statistic sebesar 3,6815. Hair, et al 2014 mengkategorikan koefisien jalur tersebut dalam kategori yang relatif kuat secara statistik. Dengan tingkat signifikansi 5 didapatkan nilai t-tabel sebesar 1,6558 Ghozali, 2011. Oleh karena nilai t-statistic t-tabel 3,681 1,6558 dan tanda sign dari koefisien jalur adalah positif + maka hasil pengujian ini secara statistik menerima hipotesis 1. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mabruri dan Winarna 2010 dimana beliau menemukan bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Meskipun instrument kuesioner penelitian ini mengadaptasi instrument penelitian Sukriah, et al. 2009 namun hasil yang didapatkan pada penelitian ini berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan adanya justifikasi terhadap instrument penelitian Sukriah, et al. 2009 sehingga tingkat pemahaman responden mengenai konsep Integritas dapat lebih baik. Dengan menerima secara statistik hipotesis 1 maka dapat dinyatakan bahwa semakin baik integritas seorang APIP dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan maka akan semakin baik pula kualitas hasil auditnya. Sehingga untuk meningkatkan kualitas audit maka sebaiknya APIP juga menerapkan Prinsip Integritas. BPKP 2008 juga menyatakan dengan tegas bahwa dengan integritas maka auditor akan mampu melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan perpustakaan.uns.ac.id commit to user bersungguh-sungguh serta tidak ikut serta dalam kegiatan ilegal atau pada tindakan- tindakan yang dapat merugikan profesi APIP ataupun organisasi. b. Obyektivitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP. Dengan software SmartPLS didapatkan hasil uji hipotesis 2 berdasarkan signifikansi nilai t-statistic. Hipotesis 2 memiliki koefisien jalur Obyektivi tas → Kualitas_Audit sebesar 0,0781 dan nilai t-statistic sebesar 1,082. Hair, et al 2014 mengkategorikan koefisien jalur tersebut dalam kategori yang relatif lemah secara statistik. Dengan tingkat signifikansi 5 didapatkan nilai t-tabel sebesar 1,6558 Ghozali, 2011. Oleh karena nilai t-statistic t-tabel 1,082 1,6558 maka hasil pengujian ini secara statistik menolak hipotesis 2. Hal tersebut juga memenuhi asumsi dari Hair, et al. 2014 bahwa nilai koefisien yang sangat rendah umumnya menggambarkan hubungan yang tidak signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini tidak sejalan dengan Sukriah, et al. 2009 serta Mabruri dan Winarna 2010 yang menyatakan bahwa obyektivitas berpengaruh terhadap hasil audit, sehingga menurut mereka untuk dapat meningkatkan kualitas audit maka APIP harus memiliki obyektivitas. Namun kesimpulan penelitian ini sejalan dengan penelitian Badjuri 2010 yang menyatakan bahwa obyektivitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Meskipun demikian Badjuri 2010 tetap menegaskan bahwa audit sektor publik wajib mengedepankan obyektivitas karena obyektivitas merupakan aturan etika. Menurut Ardelean 2013 auditor harus memiliki obyektivitas karena hal tersebut berhubungan dengan kepercayaan publik terhadap opini yang dihasilkan perpustakaan.uns.ac.id commit to user dan kepercayaan tersebut dipengaruhi oleh etika dari auditor. Penelitian Steward Subramaniam 2010 mengungkapkan beberapa aspek yang mampu mengurangi obyektivitas antara lain hubungan personal dan rasa kekeluargaan, dan situasi tersebut berpotensi menyebabkan conflict of interest BPKP, 2008. APIP se-Subosukowonosraten yang menjadi responden penelitian ini mayoritas telah mengikuti diklat fungsional APIP. Maka disimpulkan bahwa mayoritas responden telah memahami prinsip obyektivitas dan seharusnya APIP mampu menerapkan prinsip tersebut sehingga situasi yang berpotensi menyebabkan adanya conflict of interest tidak menjadi ancaman bagi obyektivitas APIP. Soeharjono 2011 mengungkapkan bahwa adanya konteks kesantunan Jawa ewuh-pakewuh dapat menyebabkan sistem pengendalian internal tidak efektif. Menurut penulis, situasi ewuh-pakewuh dapat terjadi karena adanya hubungan personal dan rasa kekeluargaan, dimana telah dinyatakan oleh BPKP 2008 bahwa kondisi tersebut berpotensi menyebabkan conflict of interest. Penulis berpendapat bahwa masih adanya situasi ewuh-pakewuh tersebut dapat menjadi penyebab APIP tidak memahami serta tidak mampu menerapkan prinsip Obyektivitas meskipun dengan konsekuensi tidak adanya kepercayaan publik terhadap hasil audit Ardelean, 2013. Namun penulis setuju dengan Badjuri 2010 dan Ardelean 2013 bahwa Obyektivitas diperlukan dalam melakukan tugas-tugas audit untuk menjaga kepercayaan publik terhadap profesi dan instansi. commit to user c. Kerahasiaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP. Dengan software SmartPLS didapatkan hasil uji hipotesis 3 berdasarkan signifikansi nilai t-statistic. Hipotesis 3 koefisien jalur Kerahasi aan → Kualitas_Audit sebesar 0,2896 dan nilai t-statistic sebesar 3,204. Hair, et al 2014 mengkategorikan koefisien jalur tersebut dalam kategori yang relatif kuat secara statistik. Dengan tingkat signifikansi 5 didapatkan nilai t-tabel sebesar 1,6558 Ghozali, 2011. Oleh karena nilai t-statistic t-tabel 3,204 1,6558 dan tanda sign dari koefisien jalur adalah positif + maka hasil pengujian ini secara statistik menerima hipotesis 3. Dengan adanya prinsip kerahasiaan maka diharapkan informasi-informasi sensitif yang didapatkan APIP dari pelaksanaan tugasnya tidak dengan mudah diungkapkan kepada pihak-pihak lain, apalagi dengan memanfaatkan informasi rahasia tersebut untuk kepentingan pribadigolongan. Kerahasiaan juga penting karena menurut Snyder dan Knight 2004 hal tersebut dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan yang menunjukkan adanya loyalitas dan pelayanan. Kemudian juga dijelaskan dalam Government Auditing Standards edisi revisi tahun 2011 dari US Government Accountability Office bahwa kredibilitas auditor dapat terganggu apabila auditor melakukan hal-hal yang menguntungkan kepentingan pribadigolongan terkait dengan pemanfaatan informasi rahasia. APIP dapat meningkatkan kualitas audit dengan menerapkan prinsip kerahasiaan didalam pelaksanaan audit. commit to user d. Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit APIP. Dengan software SmartPLS didapatkan hasil uji hipotesis 4 berdasarkan signifikansi nilai t-statistic. Hipotesis 4 memiliki koefisien jalur Kompete nsi → Kualitas_Audit sebesar 0,3074 dan nilai t statistic sebesar 4,422. Hair, et al 2014 mengkategorikan koefisien jalur tersebut dalam kategori yang relatif kuat secara statistik. Dengan tingkat signifikansi 5 didapatkan nilai t tabel sebesar 1,6558 Ghozali, 2011. Oleh karena nilai t-statistic t tabel 4,422 1,6558 dan tanda sign dari koefisien jalur adalah positif + maka hasil pengujian ini secara statistik menerima hipotesis 4. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Tjun Tjun, et al. 2012, Effendy 2010, Sukriah, et al. 2009 serta Badjuri 2012 dan tidak mendukung hasil penelitian Wardoyo, et al. 2011 dan Kisnawati 2012. Penelitian yang memiliki kesimpulan yang sama bahwa kompetensi berpengaruh terhadap hasil audit. Semakin tinggi kompetensi APIP maka semakin baik pula hasil audit APIP. Prinsip Kompetensi diperlukan APIP untuk meningkatkan kualitas audit karena kompetensi berhubungan dengan kepemilikan keahlian untuk melakukan tugas pengauditan. Semakin APIP memiliki keahlian yang diperlukan maka penyelesaian tugas menjadi semakin pendek waktunya. Pflugrath, Martinov-Bennie dan Chen 2007 menjelaskan bahwa kompetensi auditor keahlian auditor merupakan tingkat keahlian yang mampu diberikan auditor, dan tingkat kesesuaian dengan standar profesionalnya dalam menjalankan tugas-tugas pemeriksaannya. Oleh karena itu diharapkan APIP untuk semakin meningkatkan kompetensinya dalam menjalankan tugas-tugas pemeriksaan. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa perpustakaan.uns.ac.id commit to user secara statistik Kompetensi paling berpengaruh terhadap Kualitas_Audit sehingga diharapkan dengan peningkatan Kompetensi secara rutin maka APIP akan memiliki Kualitas Audit yang semakin baik. perpustakaan.uns.ac.id commit to user

BAB V PENUTUP