didukung oleh keberanian untuk menegakkan kebenaran serta tidak mudah diancam dengan berbagai ancaman. Sikap bertanggung jawab dapat dinilai berdasarkan
pengumpulan bukti temuan hasil pemeriksaan yang cukup, kompeten dan relevan dalam penyampaian hasil pengawasannya.
3. Obyektivitas
US GAO 2011 melalui Government Auditing Standarts 2011 memberikan pemahaman mengenai obyektifitas, dimana kredibilitas audit di sektor pemerintah
didasarkan pada obyektivitas auditor dalam melaksanakan tanggung jawab profesional mereka. Objektivitas termasuk menjadi independence in fact dan
independence in appearance ketika memberikan audit, menjaga sikap ketidakberpihakan, memiliki kejujuran intelektual, dan bebas dari konflik
kepentingan. Dalam prinsip perilaku obyektivitas menurut BPKP 2008 dalam Modul Kode Etik dan Standar Audit, auditor harus menjunjung tinggi ketidak-
berpihakan profesional dalam proses pengumpulan, pengevaluasian, dan melakukan pemrosesan datainformasi yang berhubungan dengan audit, dan dapat
membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan serta tidak dipengaruhi kepentingan pribadi maupun orang lain dalam pengambilan keputusan.
Untuk itu diharapkan auditor supaya tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak
memihak atau menyebabkan conflict of interest serta menolak pemberian dari auditi yang terkait dengan pertimbangan profesionalnya.
4. Kerahasiaan
commit to user
Mengambil penjelasan dari BPKP 2008 dalam Modul Kode Etik dan Standar Audit mengenai prinsip perilaku kerahasiaan bagi auditor, auditor harus
menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterima serta tidak mengungkapkan informasi tanpa ada otoritas yang memadai kecuali diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan. Informasi hanya diungkapkan kepada pihak- pihak yang berhak sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Ardelean 2013
menuliskan bahwa dengan kerahasiaan, auditor tidak akan membocorkan segala informasi klien yang diperoleh ketika melakukan audit, kepada pihak lain. Hal
tersebut juga dinyatakan di dalam Code of Ethics yang dikeluarkan oleh Chartered Institute of Internal Auditors, yaitu bahwa auditor internal wajib menghargai nilai
informasi serta kepemilikan dari informasi tersebut, sehingga tidak mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak lain, kecuali ada kewajiban
hukum yang mengaturnya. IFAC 2006 juga menegaskan bahwa seorang profesional harus menjaga kerahasiaan dalam lingkungan sosial, termasuk adanya
pengungkapan karena ketidak hati-hatian, khususnya kepada rekan kerja non tim audit ataupun keluarga dekat.
5. Kompetensi
US GAO 2011 dalam Government Auditing Standards menegaskan bahwa kompetensi berasal dari campuran dari pendidikan dan pengalaman. Dalam
melakukan audit, kompetensi tidak selalu diukur dengan tahun pengalaman audit karena pengukuran kuantitatif seperti mungkin tidak secara akurat mencerminkan
jenis pengalaman yang diperoleh oleh auditor dalam jangka waktu tertentu. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Mempertahankan kompetensi melalui komitmen untuk belajar dan pembangunan di seluruh kehidupan profesional auditor merupakan elemen penting bagi auditor.
Kompetensi memungkinkan auditor untuk membuat penilaian profesional yang baik. Mengutip BPKP 2008 dalam Modul Kode Etik dan Standar Audit yang
menjelaskan prinsip perilaku kompetensi bagi auditor, auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan
untuk melakukan tugas, dimana tuntutan ini tidak hanya dilakukan instansinya namun juga dilakukan juga secara mandiri oleh yang bersangkutan.
6. Kualitas Audit