mendorong terciptanya keterikatan personal yang nantinya juga akan mendorong ke arah employee engagement. Sementara Frank 2004 dalam Saks 2006
mendefenisikan employee engagement sebagai sejumlah usaha yang diberikan melebihi apa yang diharapkan perusahaan dalam bekerja.
Dari hasil penjabaran diatas peneliti menyimpulkan bahwa employee engagement adalah keadaan dimana anggota suatu organisasi memberikan
usahanya dalam bekerja melebihi dari apa yang diharapkan organisasi yang dikarakteristikkan oleh level energi dan resiliensi yang tinggi, adanya kemauan
untuk investasi tenaga, presistensi, tidak mudah lelah, dan ditandai juga dengan antusiasme yang kuat serta keadaan terjun total yang dikarakteristikan dengan
perasaan waktu yang cepat berlalu .
2. Dimensi Employee Engagement
Menurut Schaufeli 2002 ada tiga dimensi work engagement yang akan mengarah
pada employee engagement yaitu:
1. Vigor.
Vigor adalah level energi dan resiliensi yang tinggi serta adanya kemauan untuk investasi tenaga, presistensi dan tidak mudah lelah.
2. Dedication.
Dedication adalah keterlibatan yang kuat ditandai dengan antusiasme dan rasa bangga serta inspirasi.
3. Absorption
Absorption adalah keadaan totalitas dalam bekerja yang dikarakteristikan dengan perasaan bahwa waktu sangat cepat berlalu dan sulitnya memisahkan seseorang
dari pekerjaanya.
3. Faktor yang mempengaruhi employee engagement
Adapun faktor yang mempengaruhi employee engagement menurut Mc Bean 2007 :
1. Organisasi Hal – hal yang mempengaruhi employee engagement salah satunya
meliputi visi dan nilai yang dianut, budaya organisasi dan brand organisasi tersebut. Budaya organisasi yang dimaksud adalah budaya organisasi yang
memiliki keterbukaan dan sikap suportif dan komunikasi yang baik antar rekan kerja.
2. Gaya Kepemimpinan: Hal selanjutnya yang mempengaruhi employee engagement meliputi gaya
kepemimpinan. Faktor ini dibangun melalui proses dan waktu yang panjang serta komitmen yang tinggi dari pemimpin. Adapun keterampilan yang sebaiknya
dimiliki pemimpin dalam menciptakan employee engagement yaitu teknik komunikasi yang baik, teknik memberikan feedback dan teknik penilaian kerja.
3. Lingkungan kerja: Hal terakhir yang mempengaruhi employee engagement meliputi kondisi
lingkungan kerja yang nyaman. Kondisi kerja yang nyaman dapat menjadi pemicu teciptanya employee engagement. Beberapa kondisi lingkungan kerja yang
diharapkan dapat mendorong terciptanya employee engagement yaitu: a. Lingkungan kerja yang memiliki keadilan distributif dan prosedural.
Pegawai yang berpersepsi memperoleh keadilan tersebut akan berlaku adil pada organisasi dengan cara membangun ikatan emosi yang
mendalam pada organisasi. b. Lingkungan kerja yang melibatkan karyawan dalam pengambilan
keputusan. Hal ini akan mempengaruhi karyawan secara psikologis dan menganggap dirinya berhrga bagi organisasi.
c. Organisasi yang memperhatikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga.
B. Gaya Kepemimpinan A. Gaya Kepemimpinan Transformasional