minimum 30 dengan mean empirik sebesar 95,57 dan standar deviasi 31,05. Perbandingan antara mean empirik dengan mean teoritik menunjukkan nilai mean
empirik yang lebih tinggi dari nilai mean teoritik 95,57 90, yang berarti bahwa secara umum employee engagement pada sampel penelitian lebih tinggi daripada
employee engagement populasi pada umumnya.
E. Pembahasan
Hasil utama penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan employee engagement ditinjau dari gaya kepemimpinan transformasional dan
gaya kepemimpinan transaksional. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan t-test 2 tailed, yang mengasumsikan bahwa ada perbedaan skor
employee engagement pada karyawan PT. Mega Power Mandiri atasan dengan gaya kepemipinan transformasional dan karyawan PT. Karya Harmoni Oasis
atasan dengan gaya kepemimpinan transaksional. Hipotesa nol pada penelitian ini ditolak dan hipotesa alternatif diterima. Rata – rata skor employee engagement
pada karyawan PT. Mega Power Mandiri lebih tinggi daripada karyawan PT. Karya Harmoni Oasis M
kx
= 113.89; M
ky
= 79.53. Hasil penelitian ini sesuai dengan asumsi sebelumnya, bahwa employee
engagement antara gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schaufelli dan Baker 2004
didapatkan hasil bahwa dimensi – dimensi pada gaya kepemipinan transformasional lebih berkorelasi positif dengan dimensi – dimensi employee
engagement daripada dengan dimensi – dimensi yang ada pada gaya
kepemimpinan transaksional. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan yang lebih fokus pada hubungan baik dengan karyawan terkhusus peduli terhadap
kebutuhan masing – masing karyawan akan mengarah pada keterikatan kayawan, dikarenakan secara otomatis kayawan pasti akan memberikan reaksi positif juga
terhadap organisasi dan atasannya sehingga akan mengarah pada keterikatan yang mendalam.
Lebih rinci dijelaskan bahwa, karyawan akan memberi respon positif ketika karyawan tersebut memiliki keterikatan baik secara kognitif maupun emosional
dengan atasannya. Keterikatan yang dimaksud disini didapat dari rasa nyaman yang diperoleh karyawan yang merasa opininya didengar atasan dan merasa
atasan peduli terhadap mereka secara individul. Robbin dan Judge 2007 mengatakan atasan yang memiliki karakteristik inspirasi motivasi adalah atasan
yang mampu mengkomunikasikan harapan – harapan tinggi serta fokus pada tujuan tetapi tetap mampu mengkomunikasikannya secara sederhana tanpa ada
kesan paksaan didalamnya. Atasan seperti ini mampu memicu optimisme serta meningkatkan semangat vigor kebanggaan dedication dan membuat
karyawan menjadi menikmati pekerjaanya absorption yang pada akhirnya akan meningkatkan keterikatan karyawan tersebut pada organisasinya. Berbeda dengan
gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional yang cenderung menekankan pada pemberian reward dan punishment yang ketat akan
dapat menurunkan semangat dan dedikasi karyawannya. Bagi karyawan, kondisi tersebut merupakan aturan yang mengikat karyawan dan memaksa karyawan agar
bisa mencapai kinerja yang optimal.Lebih lanjut Schaufelli dan Baker 2004
mengatakan dengan tingkat employee engagement yang tinggi akan mempengaruhi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Berdasarkan hasil skor employee engagement, diperoleh hasil bahwa distribusi sampel berdasarkan kategorisasi skor employee engagement yang masuk kategori
tinggi ada 66 orang dengan perincian 54 orang karyawan PT. Mega Power Mandiri atasan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan 11 orang
karyawan PT. Karya Harmoni Oasis atasan menerapkan gaya kepemimpinan transaksional. Kemudian dengan kategori sedang ada 77 orang dengan perincian
34 karyawan PT. Mega Power Mandiri dan 43 karyawan PT. Karya Harmoni Oasis. Dan dengan kategori rendah yaitu 33 orang dengan perincian 4 orang dari
karyawan PT. Mega Power Mandiri dan 29 orang dari karyawan PT. Karya Harmoni Oasis. Dari perbandingan tersebut kita dapat melihat bahwa yang
menjadi mayoritas dalam kategori tinggi adalah karyawan di PT. Mega Power.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan employee engagement ditinjau dari gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional. Dimana skor employee engagement pada karyawan yang memiliki atasan dengan gaya kepemimpinan transformasional
lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang memiliki atasan dengan gaya kepemimpinan transaksional.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba memberikan beberapa saran bagi karyawan, atasan serta peneliti selanjutnya. Adapun saran –
satan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi Karyawan
a. Keterikatan karyawan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan sehingga diharapkan para karyawan dengan skor employee engagement sedang dan rendah
untuk meningkatkan keterikatannya pada perusahaan agar tujuan – tujuan perusahaan mampu tercapai.