3. DINAMIKA AROMATERAPI TERHADAP KELELAHAN
Kelelahan merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab yang mendatangkan ketegangan stres yang dialami oleh tubuh
manusia. Kelelahan akibat kerja sering kali diartikan sebagai menurunnya efisiensi, performansi kerja dan berkurangnya kekuatan ketahanan fisik tubuh
untuk terus melanjutkan yang harus dilakukan Wignjosoebroto,2000. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis
yang dihasilkan dari aktivitas terus menerus Anastesi, 1993. Perasaan adanya kelelahan juga ditandai dengan berbagai kondisi antara lain kelelahan visual,
kelelahan seluruh tubuh, kelelahan mental, kelelahan urat saraf, perasaan malas bekerja, dan stres Eko Nurmianto, 2003. Stres cukup berpengaruh terhadap
kelelahan individu yang dapat dilihat dari reaksi emosional mudah marah dan emosi tidak terkontrol, reaksi perubahan kebiasaan merokok atau menggunakan
obat-obatan terlarang, dan perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis akibat stres seperti menegangnya otot dibagian kepala dan leher, susah tidur insomnia,
menurunnya daya tahan tubuh, jantung, dan gangguan fisiologis lainnya Tarwaka, 2004. Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap
individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh Tarwaka, 2004.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelelahan adalah dengan relaksasi. Relaksasi juga merupakan salah satu strategi yang dapat
digunakan untuk mengurangi dampak stres terhadap kelelahan Lahey, 2007. Menurut pendapat Cormier dan Cormier, 1985 Abimanyu dan Manrihu, 1996
Universitas Sumatera Utara
relaksasi merupakan usaha untuk mengajari seseorang untuk relaks dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan-perasaan tegang. Salah satu cara
relaksasi yang dapat dilakukan ialah dengan pemberian aromaterapi. Benson dalam Price.S Price. L, 1997 mengatakan bahwa respon relaksasi dapat dipicu
lewat banyak cara, salah satunya dengan aromaterapi. Senada dengan itu, Mackinnon 2004 mengatakan bahwa manfaat aromaterapi adalah untuk
meningkatkan keadaan fisik dan psikologis sehingga menjadi lebih baik dengan menggunakan minyak esensial. Selain itu, manfaat Aromaterapi dipercaya dapat
memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang carminative setelah lelah beraktivitas Dewi dalam penelitian Aromaterapi Lavender sebagai
Media Relaksasi. Koensoemardiyah 2009 mengatakan, aromaterapi merupakan suatu
metode yang menggunakan minyak atsiri sebagai komponen utama untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi kesehatan emosi seseorang.
Sejalan dengan ini, penelitian Matsumoto yang berjudul “Does lavender aromatherapy alleviate premenstrual emotional symptoms?” didapat hasil bahwa
ternyata aromaterapi lavender terbukti menunjukkan adanya potensi sebagai terapi untuk menurunkan symptom emosi.
Penelitian lainnya adalah dari Ferguson, dkk 2012 yang berjudul “effect of lavender aromatherapy on acute stressed horses”. Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa secara signifikan aromaterapi lavender dapat menurunkan HR detak jantung setelah adanya respon stres pada seseorang. Hal ini sesuai dengan
salah satu manfaat dari pemberian aromaterapi yaitu untuk menurunkan kadar
Universitas Sumatera Utara
stres dan kelelahan pada seseorang. Agusta 2000 mengatakan bahwa aktivitas tubuh yang mencapai kapasitas maksimum dapat menimbulkan kelelahan pada
otot maupun mental. Untuk mengembalikan kesegaran tersebut diperlukan minyak asiri yang dapat melemaskan otot, menyegarkan pikiran, dan meningkatkan energi
dalam tubuh. Chien, dkk 2012 melakukan penelitian yang berjudul “the effect of lavender aromatherapy on autonomic nervous system in midlife women with
insomnia” dan mendapatkan hasil bahwa aromaterapi lavender dapat meningkatkan kualitas tidur. Dimana tidur merupakan cara untuk dapat
memulihkan kondisi setelah lelah beraktivitas. Dalam penggunaannya, aromaterapi dapat diberikan melalui beberapa
cara, antara lain inhalasi, berendam, pijat, dan kompres. Dari keempat cara tersebut, cara yang tertua, termudah, dan tercepat diaplikasikan adalah
aromaterapi inhalasi Bharkatiya, 2008. Inhalasi merupakan salah satu cara yang
diperkenalkan dalam penggunaan metode terapi aroma yang paling simpel, cepat, serta merupakan metode yang paling tua dalam penggunaan aromaterapi Buckle,
2003. Bau-bauan dari aromaterapi yang dilakukan dengan cara inhalasi akan
masuk ke hidung dan berhubungan dengan silia. Reseptor di silia mengubah bau tersebut menjadi impuls listrik yang dipancarkan ke otak dan mempengaruhi
bagian otak yang berkaitan dengan mood suasana hati, emosi, ingatan, dan pembelajaran Tara, 2005.
Universitas Sumatera Utara
4. HIPOTESA