f. Bekerja lebih bervariasi g. Meredesain lingkungan kerja
h. Mereorganisasi kerja i. Memperhatikan kebutuhan kalori seimbang
j. Beristirahat setiap 2 jam kerja dengan sedikit kudapan
1.6. Pengukuran Kelelahan
Menurut Grandjean 1992 dalam Tarwaka, Solichul, dan Sudiajeng.L 2004, metode pengukuran kelelahan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
kelompok sebagai berikut:
1.6.1. Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan
Kualitas output dalam metode ini digambarkan sebagai jumlah proses kerja atau proses operasi yang dilakukan oleh setiap unit. Sedangkan kuantitas
output nya ialah frekuensi kecelakaan, kerusakan produk, atau penolakan produk dapat menggambarkan terjadinya kelelahan. Namun faktor ini bukanlah
merupakan faktor penyebab karena masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan kembali seperti, target produksi, faktor sosial, dan perilaku
psikologis dalam bekerja.
1.6.2. Uji psiko-motor psychomotor test
Metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Waktu
Universitas Sumatera Utara
reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan. Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan
pada proses faal syaraf dan otot.
1.6.3. Uji hilangnya kelipan flicker-fusion test
Kondisi yang lelah, membuat kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang
diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Metode ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.
1.6.4. Perasaan kelelahan subjektif subjective feelings of fatigue
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kelelahan adalah dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala atau
perasaan-perasaan yang secara subjektif dirasakan oleh responden. Metode pengukuran kelelahan yang dapat digunakan adalah kuesioner yang dikeluarkan
oleh Industrial Fatigue Research Committee IFRC Jepang yang disebut dengan Subjective Self Rating Test SSRT dimana berisi sejumlah pertanyaan yang
berhubungan dengan gejala-gejala kelelahan. Ini merupakan salah satu kuisioner yang dapat untuk mengukur kelelahan subjektif yang dibuat tahun 1967.
Kuesioner ini terdiri dari 30 gejala kelelahan yang disusun dalam bentuk daftar pertanyaan. 10 aitem pertama mengindikasikan adanya pelemahan aktifitas, 10
Universitas Sumatera Utara
aitem kedua pelemahan motifasi dan 10 aitem ketiga mengindikasikan kelelahan fisik, yang terdiri dari:
1 Perasaan berat di kepala 16 Mudah lupa
2 Lelah seluruh badan 17 Kepercayaan diri berkurang
3 Berat di kaki 18 Merasa cemas
4 Menguap 19 Sulit mengontrol sikap
5 Pikiran kacau 20 Tidak tekun dalam pekerjaan
6 Mengantuk 21 Sakit di kepala
7 Ada beban pada mata 22 Kaku di bahu
8 Gerakan canggung dan kaku 23 Nyeri di punggung
9 Berdiri tidak stabil 24 Sesak nafas
10 Ingin berbaring 25 Haus
11 Susah berfikir 26 Suara serak
12 Lelah untuk berbicara 27 Merasa pening
13 Gugup 28 Spasme di kelopak mata
14 Tidak berkonsentrasi 29 Tremor pada anggota badan
15 Sulit memusatkan perhatian 30 Merasa kurang sehat
1.6.5. Uji mental