18 d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing membuat proses
pembelajaran lebih menarik. Langkah-langkah dalam penerapan metode tersebut pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode pembelajaran
Snowball Throwing antara lain: 1. Melatih kesiapan peserta didik dalam setiap materi.
2. Melatih keberanian peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh orang lain.
3. Melatih peserta didik untuk menerima pesan dari orang lain 4. Melatih peserta didik untuk dapat mengemukakan pendapat di depan orang
lain. Kelemahan dari metode
Snowball Throwing antara lain: 1. Kurang efektif dalam pelaksanaannya
2. Pengetahuan peserta didik kurang luas karena hanya berkutat pada pengetahuan antar peserta didik saja
3. Keaktifan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Menurut Anton M. Mulyono 2001 keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas yang segala sesuatunya dilakukan yang terjadi baik fisik maupun non fisik.
Sedangkan menurut Sanjaya 2010 aktivitas tidak hanya ditentukan dengan aktivitas fisik saja, namun juga secara non fisik seperti mental, intelektual, dan
emosional. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat diperlukan karena
dapat menciptakan sebuah interaksi antara pendidik dengan peserta didik
19 lainnya. Keaktifan peserta didik dapat menciptakan keadaan kelas yang kondusif
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Peserta didik dapat melibatkan kemampuannya secara maksimal dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga dapat terbentuk pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Peningkatan prestasi dapat meliputi
peningkatan pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan. Menurut Rosalia 2005:4 keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi peserta didik dalam proses belajar. Ciri-ciri keaktifan antara lain adalah peserta didik berani
bertanya kepada pendidik mengenai materi yang sedang disampaikan, dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik, mampu menjawab pertanyaan
baik dari pendidik maupun dari teman yang lain saat sedang berdiskusi, dan tidak merasa terbebani oleh tugas yang diberikan.
Menurut Usman 2006:22 aktivitas belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1. Aktivitas visual visual activities, meliputi membaca, menulis, eksperimen, dan demonstrasi.
2. Aktivitas lisan oral activities, meliputi bercerita, mengemukakan pendapat, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, dan bernyanyi.
3. Aktivitas mendengarkan listening activities, meliputi mendengarkan penjelasan pendidik, ceramah, dan pengarahan.
4. Aktivitas menulis writing activities, meliputi menuliskan pertanyaan, menuliskan jawaban, mengarang, membuat makalah, membuat surat, dll.
20 5. Aktivitas bekerja sama team work, meliputi berdiskusi menyelesaikan
masalah, menerima pendapat dari teman lain, dll. 6. Aktivitas mental mental, meliputi berani menyampaikan pendapat, dapat
menerima saran dan kritik, dll. Masing-masing jenis aktivitas tersebut memiliki bobot yang berbeda,
tergantung pada segi tujuan yang akan dicapai dalam proses kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar peserta didik seharusnya memiliki bobot yang
lebih tinggi Usman, 2006:22. Sedangkan menurut Nana Sudjana 2001:61, keaktifan peserta didik dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu berpartisipasi dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pendidik, terlibat dalam memecahkan masalah, berani bertanya
kepada pendidik atau dengan teman yang lain apabila menemui materi yang belum dipahami, berusaha mencari informasi untuk memecahkan masalah, ikut
serta dalam diskusi kelompok, dapat menilai kemampuan dirinya sendiri dan hasil yang diperoleh, dapat melatih diri dalam memecahkan masalah, dan berusaha
menerapkan apa yang sudah diperoleh untuk memecahkan masalah. Keaktifan peserta didik sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran
karena dapat mengembangkan bakat dan prestasi peserta didik, sehingga pendidik pun dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis untuk
merangsang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs Martinis, 2007:84 faktor-faktor yang dapat menumbuhkan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran antara lain: 1. Memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta didik dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran.
21 2. Menjelaskan tujuan kemampuan dasar kepada peserta didik.
3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik. 4. Memberikan masalah, topic, dan konsep yang akan dipelajari peserta didik.
5. Memberikan petunjuk kepada peserta didik tentang cara mempelajari materi. 6. Menciptakan sebuah aktivitas dan pastisipasi peserta didik dalam proses
pembelajaran. 7. Memberikan umpan balik feed back.
8. Memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur kemampuan peserta didik.
4. Hasil Belajar