Karena saham merupakan benda bergerak tidak berwujud, maka untuk pembebanannya diatur dalam Pasal 1153 KUHPerdata, yaitu dengan cara
memberitahukan gadai itu kepada pihak terhadap siapa hak itu ditujukan. Kalau objek gadai adalah saham, pemberitahuan itu mestinya ditujukan kepada perseroan
yang mengeluarkan saham tersebut. Gadai saham harus dicatat dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 UUPT
Tahun 2007.
151
Jika Pasal 1153 KUHPerdata mensyaratkan pemberitahuan, Pasal 60 ayat 3 UUPT Tahun 2007, sebagai lex specialis, mensyaratkan pencatatan dalam
daftar saham dan daftar khusus. Artinya setelah kreditur dan pemberi jaminandebitur sepakat untuk meletakkan gadai atas saham, tindakan lebih lanjut adalah mencatatkan
gadai itu pada perseroan yang mengeluarkan saham tersebut.
C. Gadai Saham Merupakan Hak Jaminan Kebendaan
Gadai saham merupakan hak jaminan kebendaan yang merupakan hak
kebendaan zakelijkrecht yang bersifat mutlak, yang memberikan kekuasaan
langsung atas sesuatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Namun pada gadai saham yang merupakan perjanjian, terdapat juga hak perorangan
152
yaitu timbul dari perutangan.
153
Orang yang mempunyai hak kebendaan yang secara jujur atas barang-barang yang bergerak dilindungi dengan ketentuan Pasal 1977 ayat 1
151
Pasal 60 ayat 3 UUPT Tahun 2007: Gadai saham atau fidusia atas saham yang telah didaftarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang wajib dicatat dalam daftar
pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50.
152
Hak Nisbi hak persoonlijk atau hak relatif; yaitu semua hak yang timbul karena adanya hubungan perutangan sedangkan perutangan timbul dari perjanjian, undang-undang dan lain-lain.
153
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum, Op.Cit., hal.24
Universitas Sumatera Utara
KUHPerdata. Tidak demikian halnya dengan orang yang mempunyai hak perorangan.
154
Didalam praktik pembedaan antara hak kebendaan dan hak perorangan sangat sumir, tidak mutlak. Sifat-sifat yang bertentangan antara hak kebendaan dan
hak peroragan tidak tajam lagi. Pada tiap-tiap hak didapatkan adanya hak kebendaan dan hak perorangan tersebut. Hanya titik beratnya yang berlainan. Mungkin pada hak
kebendaan mungkin pada hak perorangan. Dalam praktik dijumpai hak-hak perorangan yang mempunyai sifat hak kebendaan seperti sifat absolut mutlak, sifat
mengikuti bendanya droit de suite dan sifat prioritas. Misal pada hak yang timbul dari perutangan pada gadai saham, yaitu dilindungi dari setiap gangguan dari pihak
ketiga, hak piutang mengikuti bendanya, dan hak lebih didahulukan pelunasannya dari kreditur lainnya.
Dalam hal gadai saham, juga memiliki sifat droit de suite, droit de preference, hak menggugat dan lain-lain. Sifat droit de suite dapat dilihat dari pasal-pasal berikut
yaitu Pasal 582, Pasal 1152 ayat 3, dan Pasal 1977 ayat 2 KUHPerdata. Bahwa penguasaan mempunyai kekuatan sebagai titel yang sah. Dari Pasal 1977
KUHPerdata dapat disimpulkan bahwa dari segi pemegang gadai, pemberi gadai dianggap sebagai pemilik yang sah dari benda itu, walaupun dikemudian hari ternyata
sebaliknya.
155
Hal ini berdampak pada penjualan saham yang kreditur kalah
154
Ibid., hal 28.
155
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab tentang Credietverband, Gadai, Op.Cit., hal 113. Bandingkan dengan J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Op.Cit., hal 156. Dari pasal tersebut
disimpulkan bahwa bezit mempunyai beberapa fungsi antara lain fungsimateril, yaitu bahwa orang yang melihat orang lain yang menguasai bezitter suatu benda tidak atas nama, boleh beranggapan
orang yang menguasai bezitter adalah pemilik dan kalau ia mengalihkan benda itu dari padanya dilindungi oleh hukum, artinya ia sebagai pemilik dari benda itu. Ketentuan ini merupakan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
penjualan saham dinyatakan tidak sah terhadap pembeli pihak ketiga yang beritikad baik. Dalam Penetapan No. 092007 Eks, dinyatakan bahwa Putusan PK
dalam Kasus
PT Aryaputra
Teguharta vs
BFI 240PKPDT2006
jo 123PDT.G2003PN.JKT.PST, adalah non executable. Ketika saham-saham tersebut
telah dijual di pasar modal meskipun kreditur kalah, perlindungan terhadap pihak ketiga yang beritikad baik tetap diberikan.
Pendapat senada juga diutarakan dalam Penetapan 332pdt.P2001PN. Jak.Sel; Bahwa pembeli berhak untuk melaksanakan dan menikmati segala hak-hak yang
terbit dari saham-saham yang bersangkutan. Putusan yang menarik lagi dari Putusan Arbitrase Pemerintah Indonesia Melawan PT
Newmont Nusa Tenggara Tahun 2008, yang menyatakan berdasarkan Pasal 1492 KUHPerdata, Pemerintah Indonesia dapat menuntut PT NNT sebagai penjual
menjalankan kewajibannya dalam hal penanggungan dan pemerintah berhak untuk menerima gadai saham tersebut. Dan berdasarkan putusan tersebut, meskipun
pemberi gadai tidak berwenang untuk menyerahkan gadai tersebut, penerima gadai
yang pantas dan paktis karena atas benda-benda tidak terdaftar tidak ada surat bukti kepemilikannya. Bisa dibayangkan betapa sulitnya pergaulan hidup jika setiap membeli suatu benda tudak atas nama
harus mencari tahu lebih dahulu apakah penjual adalah pemilik yang sah atas benda yang bersangkutan. Harus diakui bahwa hak pemilik yang sah dikalahkan dengan hak dari orang yang
mengalihkan dari orang yang tidak berhak. Untuk melindungi pemilik yang sah disyaratkan bahwa si pembeli termasuk penerima gadai harus bertindak dengan itikad baik. Artinya, ia harus benar-benar
tidak tahu dan tidak sepatutnya harus tahu bahwa ia berhadapan dengan orang yang bukan pemilik. Dalam beberapa putusan pengadilan, syarat itikad baik itu harus dipenuhi sekalipun tidak disebutkan
secara tegas dalam Pasal 1977 ayat 1 KUHPerdata.
Pemegang gadai yang menerima saham atas tunjuk, tidak tahu dan tidak ada sarana yang praktis untuk mengetahui, apakah calon pemberi-gadai adalah pemilik saham yang bersangkutan.
Namun berdasarkan Pasal 1152 ayat 4 KUHPerdata dengan mendasarkan pada fungsi materil dari bezit, ia boleh beranggapan bahwa pemberi jaminan saham atas tunjuk adalah pemilik dari saham
tersebut, sudah tentu dengan syarat bahwa kreditur bertindak dengan itikad baik.
Universitas Sumatera Utara
tetap dilindungi vide Pasal 1152 ayat 4 KUHPerdata. Artinya, sebagai pembeli yang beritikad baik, saham tersebut walaupun tidak dijual secara sah tetap
merupakan milik pembeli yang beritikad baik. Penjual kreditur saham harus bertanggung-jawab atas perbuatannya menjual saham secara tidak sah kepada pihak
pemberi gadai. Dengan demikian pembeli pihak ketiga gadai tetap berhak atas saham walaupun pemegang gadai kreditur menjualnya secara tidak sah.
Sifat droit de freference dapat disimpulkan dari Pasal 1133 juncto Pasal 1150 KUHPerdata yang artinya bahwa hak gadai memberikan kekuasaan kepada seorang
kreditur untuk mengambil pelunasan dari hasil penjualan barang secara didahulukan. Selain Sifat umum yang disebut di atas, sifat khusus dari gadai saham adalah:
156
1. Accessoir, yaitu berlakunya hak gadai tergantung pada ada atau tidaknya
perjanjian pokok atau utang piutang. Dengan kata lain, bila perjanjian pokok tersebut tidak sah maka gadai saham serta merta juga tidak sah. Hal ini juga
mutatis mutandis dapat diterapkan pada peralihan utang pokok. 2.
Tidak dapat dibagi-bagi ondeelbaar, berdasarkan Pasal 1160 KUHPerdata, gadai meliputi seluruh benda sebagai satu kesatuan yang artinya sebagian hak gadai
tidak menjadi hapus dengan dibayarnya sebagian utang. 3.
Barang jaminan tak boleh dipakai, dinikmati dan dimiliki kreditur hanya berkedudukan sebagai Houder bukan burgerlijke bezitter.
4. Barang gadai berada dalam kekuasaan kreditur atau penerima gadai sebagai akibat
adanya syarat inbezitstelling.
156
Sri soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Op.cit., hal.25.
Universitas Sumatera Utara
5. Bersifat jaminan tambahan. Memperhatikan ketentuan dan penjelasan Pasal 8
UURI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah dengan UURI No. 10 Tahun 1998 dihubungkan dengan SK Direksi BI No.
2668KEPDIR Tahun 1993, masih tetap mempertahankan faktor jaminan sebagai salah satu prinsip kehati-hatian. Setiap kredit yang diberikan bank, harus terjamin
pengembaliannya dengan jaminan sebagai benteng pertahanan terakhir. Jaminan yang dapat dijadikan agunan:
157
a. Jaminan pokok yang terdiri dari proyek yang dibiayai oleh dana kredit yang
diberikan. b.
Jaminan tambahan additional collateral yang terdiri dari benda real property
yang bergerak atau tidak bergerak, baik yang dimiliki sendiri oleh debitur, maupun milik pihak ketiga. Selain benda bergerak dan benda tidak
bergerak ada jaminan perorangan, yaitu boleh diri pribadi dewan direksi atau dewan komisaris atau perorangan di luar pengurus perseroan yang
bersangkutan. Berdasarkan hal ini, fungsi saham sebagai jaminan tambahan tidak berdiri sendiri. Sifatnya hanya melengkapi dan memperkuat keyakinan
kesanggupan debitur dan kedudukan jaminan pokok yang terdiri dari proyek yang dibiayai dana fasilitas kredit yang diberikan. Atau bisa juga untuk
melengkapi jaminan tambahan yang sudah ada. Misalnya jaminan pokok telah didukung oleh jaminan tambahan berupa tanah dalam bentuk perjanjian hak
tanggungan. Untuk memperkuat jaminan tambahan tersebut dapat ditambah
157
M. Yahya Harahap, Tinjauan Saham, Op. Cit., hal 136
Universitas Sumatera Utara
lagi dengan jaminan saham untuk memperkuat jaminan pokok dan jaminan tambahan yang sudah ada.
Dalam perjanjian gadai saham Share Pledge Agreement antara Asminco dan DBA, sifat droit de Preference hak gadai memberikan posisi khusus kepada DBA
untuk mendapatkan pelunasan terlebih dahulu sebesar nilai saham yang digadaikan kepadanya. Hal ini terlihat dalam Pasal 5.1 Share Pledge Agreement yang
menya takan “If an Event of Default shall have occurred, the Bank may, without
demand for payment …, order or authorization of any court …, immediately or at any other time as the Bank shall in its sole discretion determine sell all or any part
of the Pledge Collateral at a public sale or privately, …” Berdasarkan ketentuan
yang diperjanjikan dalam perjanjian gadai saham dan Pasal 1150 KUHPerdata, pada saat Asminco wanprestasi DBA berhak untuk mengeksekusi gadai saham
dengan cara penjualan di muka umum atau jual langsung.
D. Defenisi Gadai