Keabsahan Gadai Saham Tanpa Warkat dapat Dipertanggung-jawabkan Secara Hukum

untuk melakukan transaksi di pasar modal cybertrade, baik pada primary market maupun secondary market. 233

I. Keabsahan Gadai Saham Tanpa Warkat dapat Dipertanggung-jawabkan Secara Hukum

Benda yang dapat dijadikan jaminan gadai adalah benda bergerak. Pembedaan benda bergerak berwujud dan benda bergerak tidak berwujud menyebabkan berbedanya cara menggadaikannya. Untuk benda bergerak berwujud maka hak gadai dapat dilakukan dengan dua tahap, yaitu: 1. Pada tahap pertama dilakukan perjanjian antara para pihak yang berisi kesanggupan kreditur untuk meminjamkan sejumlah uang kepada debitur dan kesanggupan debitur untuk menyerahkan sebuahsejumlah benda bergerak sebagai jaminan pelunasan utang pand overeenkomst. Pada perjanjian ini merupakan tahap meletakkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pihak. 234 2. Tahap kedua diadakan perjanjian kebendaan zakelijke overeenkomst yaitu kreditur menyerahkan sejumlah uang kepada debitur, sedangkan debitur sebagai pemberi gadai menyerahkan benda bergerak yang digadaikan kepada kreditur penerima gadai inbezitstelling. 235 Tahapan ini untuk menjalankan amanat Pasal 1150 dan Pasal 1152 KUHPerdata yaitu mewajibkan kekuasaan benda gadai tidak 233 I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, Editor Adi Hidayat, Sad Satria Bhakti, 2000, hal. 55 234 J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan, Op.Cit., hal 28-29. 235 Ibid. Universitas Sumatera Utara lagi di bawah kekuasaan pemberi gadai sebagai persyaratan lahirnya hak gadai. Penyerahan benda gadai dalam hal ini bukan penyerahan yuridis, artinya penyerahan tersebut bukanlah penyerahan dalam arti bezit keperdataan burgelijk bezit melainkan merupakan pandbezit. 236 Pihak pemegang gadai tetap hanya berkedudukan sebagai pemegang gadai walaupun menguasai benda tersebut. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, hak gadai terjadi dalam dua fase. 237 Pada fase pertama adanya perjanjian kredit pinjam uang dengan janji sanggup memberikan benda bergerak sebagai jaminan. Perjanjian ini bersifat konsensuil, obligatoir. Fase kedua; penyerahan benda gadai dalam kekuasaan penerima gadai. Benda gadai harus dilepaskan dari kekuasaan debitur atau pemberi gadai. Penyerahan itu harus nyata, tak boleh hanya berdasarkan pernyataan dari debitur sedangkan benda tetap dalam kekuasaan debitur sesuai dengan Pasal 1152 alinea 2 KUHPerdata. Selanjutnya disebutkan bahwa hak gadai hapus apabila barang gadai keluar dari kekuasaan penerima gadai Pasal 1152 alinea 3 KUHPerdata. Untuk menggadaikan benda bergerak tidak berwujud, maka cara menggadaikannya tergantung pada bentuk surat piutang yang bersangkutan aan toonder atau aan order atau op naam. Cara menggadaikannya sebagai berikut: 1. Khusus untuk surat piutang kepada pembawa vordering aan toonder, cara menggadaikannya sama dengan tahapan-tahapan yang telah dipaparkan di atas. 236 Ibid., hal 93 237 Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab tentang Credietverband, Gadai, Op.Cit., hal. 58-59. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk surat piutang atas unjuk vordering aan order, pertama, diadakan perjanjian gadai diantara para pihak. Kedua berdasarkan Pasal 1152 bis KUHPerdata, maka penyerahannya dilakukan dengan cara endosemen dan penyerahan surat tersebut. Endosemen adalah suatu catatan punggung atau tulisan dibalik surat wesel atau cek yang mengandung pernyataan penyerahan atau pemindahan suatu tagihan wesel atau cek kepada orang lain yang dibubuhi tanda tangan oleh orang yang memindahkannya. 238 Endosemen dan penyerahan ini tidak dimaksudkan untuk mengalihkan atau menyerahkan hak milik atas piutang atas tunjuk tersebut, melainkan hanya sebagai jaminan utang. Ini berarti Ketentuan Pasal 584 239 jo Pasal 613 ayat 1 KUHPerdata 240 tentang cara memperoleh hak milik tidak berlaku. 241 3. Untuk surat piutang atas nama vordering op naam, tahap pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat perjanjian gadai. Tahap berikutnya adalah dengan pemberitahuan tentang telah terjadinya gadai, kepada orang terhadap siapa hak, yang digadaikan itu harus dilaksanakan. 238 Hasbullah, Frieda Husni, Hukum Kebendaan Perdata, Hak-Hak yang Memberi Jaminan Jilid II Jakarta: Ind-Hill-Co,2005, hal 30-31 239 Pasal 584 KUHPerdata: Hak milik atas sesuatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan karena daluarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang, maupun menurut surat wasiat, dan karena penunjukan atau penyerahan berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik, dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu. 240 Pasal 613 1 KUHPerdata: Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkna kepada orang lain. Pasal 613 3 KUHPerdata:Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakukan dengan penyerahan surat itu; penyerahan tiap-tiap karena surat tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen. 241 Kartini Muljadi, dan Gunawan Widjaja, Hak Istimewa, Gadai dan Hipotek, Jakarta: Kencana, 2007, hal. 80. Universitas Sumatera Utara Hak gadai diletakkan dengan membawa benda gadai dibawah kekuasaan kreditur pemegang gadai atau di bawah kekuasaan pihak ketiga pemegang gadai, asal disepakati oleh kreditur dan debitur. Pihak ketiga kedudukannya hanya sebagai pemegang untuk kepentingan kreditur, tetapi dengan kedudukan mandiri, maksudnya pihak ketiga pemegang gadai tersebut bukanlah kuasa dari kreditur sehingga tidak tunduk kepada perintah kreditur, tetapi pihak ketiga pemegang gadai tersebut berkewajiban untuk membantu agar maksudtujuan dari perjanjian gadai yang telah ada dapat terlaksana sesuai dengan apa yang telah disepakati dan baru menyerahkan benda gadai tersebut untuk dieksekusi apabila debitur tak dapat membayar utang pada tenggang waktu yang telah ditentukan. Gadai terjadi kalau barang yang digadaikan itu dilepaskan atau berada di luar kekuasaan pemberi gadai inbezitstelling, dengan kata lain barang gadai berada dalam kekuasaan pemegang gadai. Bahkan pada Pasal 1152 ayat 2 KUHPerdata ditegaskan, bahwa gadai tidak sah jika bendanya tetap berada dalam kekuasaan pemberi gadai. Hak gadai tidak akan pernah ada apabila barang gadai tetap berada di bawah kekuasaan pemberi gadai, walaupun atas kemauan pihak yang berpiutang sendiri. Dengan demikian hak gadai terjadi dengan dibawanya barang gadai keluar dari kekuasaannya debitur pemberi gadai. Syarat barang gadai harus keluar dari kekuasaan pemberi gadai merupakan syarat inbezitstelling yang merupakan syarat mutlak harus dipenuhi dalam gadai. Universitas Sumatera Utara Penyerahan dalam gadai ini bukanlah merupakan penyerahan yuridis dalam pengertian pihak yang menerima benda gadai bukanlah sebagai pemilik, akan tetapi pihak pemberi gadai tetap sebagai pemilik atas benda itu. Pihak pemegang gadai hanya berkedudukan sebagai pemegang gadai, walaupun ia menguasai benda tersebut bezitter, oleh karenanya dalam gadai dikenal dengan istilah pandbezit. Barang dikatakan keluar dari kekuasaan pemberi gadai kepada pemegang gadaikreditur atau pihak ketiga yang disetujui oleh kreditur. Karena barang gadai harus keluar dari kekuasaan pemberi gadai, maka penyerahan benda gadai dapat dilakukan dengan penyerahan nyatasimbolistradition brevimanutradition longa manu . Penyerahan secara constitutum possessorium tidak menimbulkan hak gadai, karena tidak memenuhi syarat inbezitstelling dalam gadai. Syarat tersebut di atas mudah untuk dipenuhi apabila benda yang digadaikan adalah benda bergerak yang berwujud. Tidak demikian halnya apabila gadai atas benda bergerak tidak berwujud, saham misalnya. Bagaimana apabila warkat atau sertifikat saham yang merupakan bukti kepemilikan dari pemegang saham djadikan sebagai benda jaminan tidak dapat diserahkan dalam penguasaan pemegang gadai karena warkat atau sertifikat saham belumtidak dicetak apakah cukup melindungi kepentingan kreditur pemegang gadai. Perbedaan pengaturan dan mekanisme gadai yang berlaku dalam KUHPerdata dengan ketentuan yang berlaku di lantai bursa menimbulkan permasalahan tentang keabsahan penjaminan gadai di lantai bursa, yang tentunya hal ini merupakan refleksi dari adanya kebebasan berkontrak yang Universitas Sumatera Utara diberikan oleh undang-undang dalam arti luas kepada para pihak yang melakukan kontrak. Karena kitab undang-undang hukum perdata tidak mengenal saham tanpa warkat, maka cara penjaminannya dicari pada ketentuan khusus. Demikian juga undang- undang perseroan terbatas tidak memberikan pengaturan tentang penjaminan saham tanpa warkat. Pasal 56 point 5 UUPT Tahun 2007 hanya menyebut: “Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.” Pada waktu KUH Perdata dibentuk, belum dikenal adanya saham yang dikeluarkan oleh perseroan yang tidak diwujudkan dalam surat saham yang hanya dicatat saja pada suatu lembaga penitipan saham yang disebut kustodian. Saham- saham itu diperdagangkan di bursa, dengan hanya menyebut jenisnya, disebut efek, dan semua transaksi dan penjaminannya dilakukan dengan pencatatan melalui komputer. Dengan berpendirian bahwa lembaga jaminan saham tanpa warkat adalah gadai, maka supaya gadai sah, benda jaminan gadai harus dikeluarkan dari kekuasaan pemberi gadai Pasal 1152 KUHPerdata. Atau barang jaminan berada di bawah kekuasaan pemegang gadai. Dalam hal ini pencatatan pada rekening efek pada KSEI bisa diterimadianggap sebagai tindakan “mengeluarkan efek yang dijaminkan keluar dari kekuasaan pemberi jaminan” dan sejak saat itu lahir jaminan gadai efek virtual, sekaligus berada dalam keadaan diblokir. Pemegang efek mendaftarkan jaminan pada pemegang rekening dan pemegang rekening mendaftarkan pada KSEI. Ini menunjukkan bahwa saham Universitas Sumatera Utara yang dijaminkan tidak berada langsung di bawah kekuasaan krediturpemegang gadai. Untuk itu dikaji lebih jelas pada sub bab selanjutnya tentang penyerahan barang gadai. Dalam kenyataannya saham tersebut tidak dapat diserahkan kepada pemegang gadai, sehingga pada waktu pemberi gadai gagal bayar utang pada waktu yang telah ditentukan sulit untuk melakukan haknya untuk menjual saham guna pelunasan utang debiturpelunasan kredit. Berbeda halnya untuk gadai saham perseroan terbatas yang telah mencetak sahamnya, akan lebih mudah untuk memonitor atau melakukan eksekusi jika debitur gagal bayar utang pada waktu yang ditentukan, karena kreditur menguasai sertifikatwarkat saham. Hal ini tentunya untuk kepentingan kreditur pemegang gadai agar dapat terlindungi untuk pelunasan piutangnya. Kedudukan gadai sebagai perjanjian tambahan accessoir membuat keberadaan gadai tergantung kepada perjanjian pokok. Hal yang sama juga berlaku terhadap gadai saham. Selain perjanjian pokok berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam terjadinya gadai saham: 1. Adanya perjanjian gadai saham Pada dasarnya dalam perjanjian gadai terdapat dua jenis perjanjian di dalamnya. Pertama, perjanjian utang piutang dalam penelitian ini perjanjian kredit bank yang merupakan perjanjian pokok, dan yang kedua adalah perjanjian jaminan yang bersifat tambahan atau accessoir. Dalam hal saham sebagai jaminan gadai, perjanjian gadai saham bersifat tambahan terhadap perjanjian pokoknya yaitu Universitas Sumatera Utara perjanjian kredit. Oleh karena sifatnya sebagai perjanjian tambahan, perjanjian gadai saham akan ada sepanjang debitur belum melakukan kewajibannya untuk membayar utang pada waktu yang ditentukan kepada kreditur. Dengan perkataan lain, perjanjian gadai saham berakhir ketika perjanjian pokoknya berakhir karena perjanjian gadai saham bersifat accesoir. Dalam putusan kasus PT Ongko Multicorpora PT Mitra Investindo Multicorpora vs BFI, Putusan PK Nomor 115 PKPDT2007 jo. No. 517PDT.G2003PN.JKT.PST, MA RI menentukan bahwa perjanjian gadai saham akan berlaku terus dengan sistem diperpanjang selama utang belum lunas. Perjanjian gadai saham tersebut merupakan perjanjian accesoir. Accesoir, artinya berlakunya hak gadai atas saham bergantung pada ada atau tidaknya perjanjian pokok atau utang piutang, artinya jika perjanjian utang piutang sah maka perjanjian gadai sahamnya sebagai perjanjian tambahan juga sah, sebaliknya jika perjanjian utang piutang tidak sah maka perjanjian gadai sahamnya juga tidak sah. Dalam kasus tersebut dinyatakan bahwa perjanjian gadai saham tersebut tetap berlaku sepanjang APT tidak melakukan wanprestasi. Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan bahwa Pledge of Shares Agreement tertanggal 1 Juni 1999 Akta Gadai Saham, surat tertanggal 22 Februari 2000 perubahan akta gadai saham, Consent to Transfer, tertanggal 7Agustus 2000 dan Power of Attorney tertanggal 7 Agustus 2000 telah gugur dan tidak berlaku lagi terhitung sejak tanggal 1 Desember 2000 dan karenanya seluruh perjanjian dan perbuatan hukum yang dibuat dan dilakukan Ongko Multicorpora dan Debenture Universitas Sumatera Utara Trust Corporation berdasarkan perjanjian tersebut sejak tanggal 1 Desember 2000 adalah batal demi hukum. Dibahas secara khusus pada bab selanjutnya. Namun bagaimana jika seandainya perjanjian gadai saham sudah berakhir padahal utang belum lunas dibayar. Ketika utang debitur belum lunas dibayar dan jangka waktu perjanjian gadai saham terbatas, apakah kreditur dalam memperpanjang perjanjian gadai tersebut harus dilakukan dengan persetujuan pemberi gadai atau cukup dengan pemberitahuan saja. UUPT Tahun 2007 tidak ada mengatur hal tersebut sehingga tetap merujuk kepada aturan yang terdapat di KUHPerdata yaitu Pasal 1153 KUHPerdata yang menyebut bahwa: “ Hak gadai atas benda-benda bergerak yang tak bertubuh, kecuali surat-surat tunjuk atau surat-surat bawa, diletakkan dengan pemberitahuan perihal penggadaiannya, kepada orang terhadap siapa hak yang digadaikan itu harus dilaksanakan. Oleh orang ini, tentang hal pemberitahuan tersebut serta tentang izinnya si pemberi gadai dapat diminta suatu bukti tertulis.” Dalam Pasal tersebut yang dimaksud dengan “orang terhadap siapa hak yang digadaikan itu harus dilaksanakan” adalah perseroan yang mengeluarkan saham yang digadaikan. Setelah para pihak melakukan perjanjian gadai, yaitu Share Pledge Agreement , maka tahap berikutnya dilakukan dengan cara pemberitahuan. Diperjanjikan dalam Pasal 2.3 Share Pledge Agreement antara Asminco dengan DBA yang berbunyi “The Borrower shall immediately give notice of this Share pledge Agreement …to the directors of the Company …” Asminco telah menyampaikan pemberitahuan kepada para Direksi IBT yang juga berupa permohonan agar perihal Universitas Sumatera Utara gadai saham ini dicatatkan di dalam daftar pemegang saham. Dalam anggaran dasar IBT, semua saham yang dikeluarkan adalah saham atas nama, ini berarti saham yang digadaikan kepada DBA pun adalah saham atas nama. Oleh karena itu saham yang digadaikan harus mengikuti cara pembebanan piutang atas nama sesuai dengan yang diatur dalam UUPT Tahun 2007. Jika debitur belum melunasi utang kepada kreditur tetapi gadai saham sudah berakhir, maka jika debiturpemberi gadai beritikad baik, debitur tersebut harus memperpanjang berlakunya perjanjian gadai, dan perpanjangan berlakunya gadai tersebut juga harus diberitahukan secara tertulis oleh debiturpemberi gadai danatau krediturpemegang gadai kepada perseroan yang mengeluarkan saham yang digadaikan tersebut. Hal ini dikarenakan sifat gadai adalah accessoir yaitu selama kewajiban debitur belum melunasi utangnya kepada kreditur, maka perjanjian gadai terus berlaku, dalam rangka untuk memberikan jaminan kepastian kepada kreditur bahwa utang debitur akan dibayar tepat waktu. Berbeda halnya jika pemberi gadai dalam hal ini tidak beritikad baik dan tidak setuju memberi konfirmasi, atau debitur membantahmenolak perpanjangan gadai saham, bahwa gadai saham itu diperpanjang berlakunya, maka kreditur akan mengalami masalah yang dapat mengalami kehilangan jaminan berupa gadai saham tersebut karena perseroan kemungkinan tidak mau mencatatkan perpanjangan gadai saham. Dalam Putusan MA RI No. 240PKPDT2006 jo. 123PDT.G2003PN.JKT.PST, menyatakan bahwa hak mengeksekusi saham yang digadaikan ada pada penerima gadai selama perjanjian itu masih berlaku. Berakhirnya Universitas Sumatera Utara suatu gadai bukan harus karena utang yang dijamin telah lunas. Saham-saham terikat sebagai jaminan hanya selama jangka waktu yang telah disepakati para pihak dan bukan sampai seluruh utang lunas. Dimungkinkan apabila suatu perjanjian gadai saham berakhir tanpa adanya pembebasanpelunasan utang yang dijamin. Dalam Pasal 1151 KUHPerdata diatur bahwa perjanjian gadai dapat dibuktikan dengan segala alat bukti yang diperbolehkan bagi persetujuan pokoknya, dan perjanjian gadai juga tidak terikat kepada suatu bentuk tertentu. Dalam hal perseroan menerima pemberitahuan perpanjangan gadai saham dari krediturpemegang gadai, sebaiknya perseroan minta bukti tertulis tentang perpanjangan tersebut. Debitur harus dimintakan untuk menegaskan secara tertulis bahwa debitur belum melunasi utangnya, sehingga perpanjangan gadai saham dapat dilakukan. Dalam praktik, perjanjian gadai saham sebaiknya dihindari pembuatan perjanjian berakhirnya gadai saham sebelum utang debitur dilunasi. Perpanjangan perjanjian gadai saham tidak boleh bertentangan dengan ketentuan anggaran dasar perseroan yang mengeluarkan saham yang digadaikan itu. Karena pada asasnya suatu perjanjian berlaku bagi pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri. Asas ini merupakan asas pribadi 242 Pasal 1315 jo. 1340 KUHPerdata. Selanjutnya harus 242 Mariam Darus Badrulzaman, Dkk, Kompilasi Hukum Perikatan, dalam Rangka Menyambut Masa Purna Bakti Usia 70 Tahun, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001, hal. 71, Para pihak tidak dapat mengadakan perjanjian yang mengikat pihak ketiga, kecuali dalam apa yang disebut janji guna pihak ketiga Pasal 1317 KUHPerdata. Menurut Pasal 1340 ayat 2 KUHPerdata persetujuan-persetujuan tidak dapat membawa rugi kepada pihak ketiga, tidak dapat pihak ketiga, mendapat manfaat karenanya, selain dari yang diatur dalam Pasal 1317 KUHPerdata. Dengan demikian asas seseorang tidak dapat mengikat diri selain atas nama sendiri mempunyai suatu Universitas Sumatera Utara dicatat dalam DPS danatau daftar khusus perseroan yang bersangkutan. Pasal 60 UUPT Tahun 2007. Perjanjian gadai saham merupakan awal lahirnya gadai saham. Perjanjian gadai saham mengacu pada pelaksanaan gadai secara umum yaitu persetujuan gadai dibuktikan dengan segala alat yang diperbolehkan bagi pembuktian persetujuan pokok. Pasal 1151 KUHPerdata. Berdasarkan ketentuan hukum perdata, bahwa bentuk perjanjian gadai tidak ditentukan secara tegas, hal ini sesuai dengan asas keterbukaan dalam Buku III KUHPerdata. Perjanjian gadai tetap mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sahnya perjanjian. Pelaksanaan gadai saham, para pihak yaitu pemberi gadai dan pemegang gadai membuat perjanjian gadai atas saham, dalam perjanjian tersebut diatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan gadai dan saham sebagai objek gadai. Seperti pemberian hak kuasa oleh pemberi gadai yang merupakan pemilik saham kepada pemegang gadai untuk dapat menjual saham yang dijadikan jaminan apabila pemberi gadai tak dapat melunasi utang setelah tenggang waktu yang telah ditentukan. Dalam perjanjian gadai saham tersebut ditentukan berapa besar nilai saham yang dapat dijadikan jaminan gadai, ketentuan ini dapat dibuat sesuai dengan kesepakatan para pihak. Biasanya dalam praktik nilai saham yang digadaikan atau kekecualian, yaitu dalam bentuk yang dinamakan janji untuk pihak ketiga. Pasal 1317 KUHPerdata menyebut bahwa lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkan sesuatu janji guna kepentingan seseorang pihak ketiga, apabila suatu penetapan janji yang dibuat oleh seorang untuk dirinya sendiri atau, suatu pemberian yang dilakukannya pada seorang lain memuat suatu janji yang seperti itu. Universitas Sumatera Utara dijadikan jaminan dihargai sekitar 50 dari harga jual saham di pasar sahamtercatat di bursa saham. Sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 3 SK Direksi BI tentang Saham sebagai Agunan Tambahan Kredit. Dalam praktik ketentuan yang sama juga berlaku untuk saham yang tidak tercatat di bursa. Patokan ini merupakan patokan harga curring price yang tak boleh dilampai. Hal ini perlu diperhatikan karena saham sebagai surat berharga yang diperdagangkan sering mengalami fluktuasi harga atau perubahan harga. Pada perjanjian gadai saham sebaiknya juga diatur tentang keadaan apabila terjadi penurunan harga yang sangat tajam, yang mengakibatkan harga saham tidak mencukupi lagi terhadap pemenuhan kebutuhan jaminan. Pengaturan ini ditujukan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pemegang gadai dan pemberi gadai, karena sama-sama berkepentingan untuk terlunasinya utang. Dalam membuat konsep perjanjian gadai saham harus memperhatikan Pasal 55, 56, 57, 58 dan Pasal 59 UUPT Tahun 2007 yang mengatur tentang pemindahan hak atas saham. Pemindahan hak atas saham dalam anggaran dasar perseroan tentunya berbeda antara satu perseroan dengan perseroan lainnya. Namun dalam anggaran dasar perseroan tak dapatlah para pihak dalam perjanjian gadai saham dalam hal pemindahan hak atas saham untuk menyimpang dari ketentuan untuk keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lainnya preemptive right . Dari Pasal 57 ayat 1 huruf a UUPT Tahun 2007, disimpulkan bahwa preemptive right merupakan kepentingan yang bebas diatur oleh para pihak yang membuatnya karena merupakan kepentingan perdata. Namun walau demikian ketentuan mengenai preemptive right menentukan keabsahan dari perbuatan Universitas Sumatera Utara pemindahan hak atas saham, sehingga dapat dikatakan bahwa preemptive right memilki sifat memaksa dwingendrecht. Konsekuensi hukumnya adalah dalam jaminan gadai saham, preemptive right tidak dapat dikecualikan dengan jalan perjanjian gadai saham. Preemtive right hanya dapat dikecualikan dengan syarat- syarat limitatif yang disebutkan di dalam Pasal 57 ayat 2 UUPT atau telah dilepaskan oleh si pemilik preemptive right itu sendiri. Preemtive right pengaturannya tidak jelas dalam UUPT Tahun 2007. Hal ini dapat dilihat dalam ketentuan tersebut menunjukkan bahwa ketentuan lebih lanjut dapat diatur kemudian oleh para pihak dalam anggaran dasar perseroan. Preemtive right, suatu hak yang lahir karena adanya suatu perjanjian yaitu anggaran dasar perseroan. Tetapi Pasal 55 UUPT Tahun 2007 mengharuskan setiap pemindahan hak atas saham untuk mengikuti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam anggaran dasar perseroan. Kekuatan mengikat dari suatu undang-undang tidak tergantung pada kesepakatan orang, melainkan hanya dibatasi pada asas territorial, yaitu setiap orang di wilayah kedaulatan Indonesia harus mematuhi ketentuan Pasal 55 UUPT Tahun 2007. Jadi dalam hal eksekusi gadai saham, para pihak harus memperhatikan ketentuan ini. Universitas Sumatera Utara 2. Pentingnya peran Bank Kustodian dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP 243 dalam gadai saham Dalam hal jaminan gadai saham, bank kustodian dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian sebagai lembaga merupakan pihak ketiga yang berdasarkan undang- undang berwenang untuk memegang saham yang dijaminkan secara gadai. Dalam Pasal 1152 ayat 1 KUHPerdata penunjukan pihak ketiga haruslah berdasarkan persetujuan kedua belah pihak yaitu pemberi gadai dan penerima gadai. Dalam hal ini bukan berarti kesepakatan ini tidak dapat disimpangi. Perjanjian ini dapat disimpangi dengan undang-undang yang menentukan bahwa setiap saham yang diperdagangkan di pasar modal secara scripless disimpan di lembaga kustodian. Undang-Undang Pasar Modal memiliki kedudukan hukum yang lebih kuat dari pada perjanjian, dan dalam hal ini UUPM Tahun 1995 merupakan lex specialis dari KUHPerdata. Sangat penting dengan syarat batal adalah bagaimana caranya saham yang dimiliki oleh pemberi gadai tidak lagi dalam kekuasaannya, dan beralih kepada kreditur dan pihak ketiga sebagai penerima gadai. Agar tidak terjadi perselisihan atau masalah dikemudian hari, pemberi gadai wajib memberitahukan kepada lembaga kustodian bahwa saham-saham yang 243 Gunawan Widjaya dan Todhi Priatama, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia Indonesian Depository Receipt , Bandung: Rajawali Pers, 2008, hal 93. Pada saat ini kegiatan LPP diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Indonesia KSEI. Jasa yan tersedia di KSEI antara lain: a. Bidang penata usahaan rekening efek untuk menyimpan kas dan efek. b. Penerimaan dan distribusi dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus, dan hak-hak lainnya. c. Pemindahan efek keluar dan masuk penitipan kolektif. d. Pemidahan efek dari satu rekening ke rekening lainnya berdasarkan instruksi atau tanpa pembayaran. e. Pembayaran pajak maupun penerimaan restitusi pajak. Universitas Sumatera Utara dimilikinya diletakkan hak jaminan berupa gadai. Selain itu, emiten wajib melakukan pencatatan adanya gadai saham dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus pemegang saham seperti yang diatur dalam UUPT Tahun 2007. Hal ini penting sebagai pemberitahuan dan sebagai syarat disclosure untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Apalagi jika pemegang saham sebagai pemberi gadai tersebut merupakan controlling shareholder atas suatu emiten. Syarat keterbukaan ini bukan sekedar perlu tapi wajib karena menyangkut dan dapat mengakibatkan perubahan pengendalian atau manajemen jika sewaktu-waktu pemberi gadai wanprestasi, atau jika kreditur memohon kepada hakim agar ia dapat memiliki saham-saham tersebut. Pembekuan sub rekening 244 dilakukan untuk keperluan pencatatan benda jaminan. Dalam hal ini diperlukan untuk kepentingan pencatatan jaminan saham dengan gadai dilaksanakan sesuai ketentuan butir 3.6 Peraturan Jasa Kustodian Sentral, dengan mengajukan permohonan tertulis kepada KSEI. Lembaga ini akan melaksanakan pembekuan sub rekening efek selambat-lambatnya 1 satu hari setelah permohonan di terima dan menerbitkan konfirmasi atas pembekuan tersebut kepada pemohon sesuai format yang ditetapkan. Pembekuan sub rekening dimaksudkan agar saham yang dijaminkan tidak dapat ditarik dan dimutasikan ke luar sub rekening tersebut selama dalam status pembekuan atau pemblokiran. Permohonan pembekuanpemblokiran diajukan pemegang rekening. Pemblokiranpembekuan yang 244 www.ksei.co.idserviceaccount_holders_sub_Block , diakses Desember 2013. Universitas Sumatera Utara diajukan oleh selain pemegang rekening hanya dapat dipenuhi jika diajukan oleh pihak yang memenuhi ketentuan Pasal 59 ayat 3 UUPM Tahun 1995. 245 3. Penyerahan benda gadai yang diatur dalam KUHPerdata masih relevan. Setelah disepakati dengan semua ketentuan dan syarat-syarat dalam perjanjian gadai saham, selanjutnya penyerahan benda yang menjadi objek gadai. Ketentuan yang diatur pada Pasal 1152 KUHPerdata harus dipenuhi, yaitu penyerahan barang gadai di bawah kekuasaan berpiutang atau seorang pihak ketiga, tentang siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tak sah apabila hak gadai atas segala benda dibiarkan tetap dalam kekuasaan si berutang atau si pemberi gadai ataupun yang kembali atas kemauan si berpiutang. Dengan demikian, benda gadai harus ditaruh diluar kekuasaan dari si pemberi gadai dan oleh karenanya harus telah diserahkan ke dalam kekuasaan pemegang gadai pada saat terjadinya gadai. Dan penyerahan barang dalam gadai harus dilakukan secara riil. Penyerahan benda benda gadai kedalam kekuasaan kreditur atau ke dalam 245 Pasal 59 UUPM Tahun 1995: 1 Pemegang rekening sewaktu-waktu berhak menarik dana dan atau efek dari rekening efeknya pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian. 2 Lembaga penyimpanan dan penyelesaian dapat menolak penarikan dana dan atau pemutasian efek dari rekening efek sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 jika rekening efek dimaksud diblokir, dibekukan atau dijaminkan. 3 Pemblokiran rekening efek sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2 hanya dapat dilakukan oleh lembaga penyimpanan dan penyelesaian atas perintah tertulis dari bapepam atau berdasarkan permintaan tertulis dari kepala kepolisian daerah, kepala kejaksaan tinggi, atau ketua pengadilan tinggi untuk kepentingan peradilan dalam perkara perdata dan pidana. Universitas Sumatera Utara kekuasaan pihak ketiga yang ditunjuk oleh para pihak dalam gadai. Syarat ini disebut dengan inbezitstelling. Dalam Perjanjian Gadai Saham Share Pledge Agreement antara Asminco dengan DBA, Pasal 2.1 yang berbunyi “In order to secure the prompt payment when due whether at stated maturity, by acceleration or otherwise … the Borrower hereby pledges …” Dalam klausul tersebut, bahwa saham yang digadaikan tersebut tidak ditujukan untuk memberi kenikmatan, melainkan untuk mengamankan pembayaran atau sebagai jaminan untuk DBA. Dalam ayat berikutnya “The Borrower shall from time to time i immediately deliver to the Bank… all shares, stock certificates, liquidation dividends, subscription right or other evidence of ownership or entitlement now held by the borrower relating to the Stock …” memiliki arti bahwa objek gadai tersebut dikeluarkan dari kekuasaan si pemilik, yaitu Asminco. Saat itulah telah terjadi inbezitstelling. Degan demikian syarat untuk gadai sudah terpenuhi. Dalam gadai saham, saham yang menjadi objek gadai juga diserahkan pemberi gadai kepada pemegang gadai, yang disertai dengan surat pengesahannya atau endossemennya, sesuai dengan Pasal 1152bis KUHPerdata. 246 Selain dilakukan penyerahan benda gadai secara riil, untuk saham yang diperdagangkan dan tercatat di bursa saham biasanya saham hanya dititipkan kepada 246 Pasal 1152bis KUHPerdata: “untuk meletakkan hak gadai atas surat-surat tunjuk diperlukan selain endossemennya, penyerahan suratnya.” Universitas Sumatera Utara pihak ketiga yaitu lembaga kustodian. Semua ini tentunya sesuai dengan kesepakatan antara pemberi dan pemegang gadai. Seperti diatur pada Pasal 1152 KUHPerdata. Penggunaan lembaga kustodian 247 lebih menguntungkan bagi para pihak dalam gadai saham karena lebih aman dan terjamin bila dibandingkan dengan disimpan secara pribadi, karena tak perlu lagi memikirkan tentang keadaan surat saham yang rusak atau hilang. Para pihak hanya perlu membuat surat pernyataan tentang penguasaan saham yang dititipkan kepada lembaga kustodian, sebagai alas hak yang menyatakan kepada siapa yang berhak untuk melakukan tindakan atas saham yang dititipkan. Sebelum sistem perdagangan tanpa warkat dilakukan di Bursa Efek Indonesia BEI, saham masih bersifat fisik berupa surat saham atau sertifikat saham yang dalam pasar modal disebut dengan istilah warkat. Seiring dengan perkembangan yang terjadi, transaksi saham tidak lagi dilakukan secara fisik. Transaksi saham telah dikonversi melalui pemindah-bukuan pada rekening pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi seperti layaknya rekening bank. Sistem ini disebut dengan Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Scripless Trading. Sistem tersebut jelas memberi pengaruh kepada pemilik saham, misalnya dalam hal pemilik saham hendak menjadikan sahamnya sebagai jaminan dalam bentuk gadai. Hal ini dikarenakan syarat utama dari gadai adalah adanya penyerahan benda gadai kedalam kekuasaan kreditur atau kekuasaan pihak ketiga yang ditunjuk 247 Irfan Iskandar, Pengantar Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian, Jakarta: Penerbit Djambatan, 2001, hal. 16 ; Lembaga kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek atau harta lain yang berkaitan denga efek atau jasa lain. Universitas Sumatera Utara oleh para pihak dalam gadai atau yang disebut dengan istilah inbezitstelling. Dalam hal ini walaupun pihak pemberi gadai adalah pemilik saham, tetapi selama gadai atas saham masih berjalan maka si pemberi gadai tidak lagi berkedudukan sebagai pihak yang memegang kekuasaan atas benda gadai yaitu saham. Dalam hal melakukan gadai saham terhadap saham yang diperdagangkan melalui sistem perdagangan tanpa warkat, maka investor selain membuat permohonan tertulis kepada KSEI, didalam permohonan tersebut harus memuat keterangan tentang jumlah dan jenis saham yang akan diagunkan, keterangan tentang pihak yang akan menerima jaminan dan persyaratan lainnya. Dalam pelaksanaan gadai saham pada sistem perdagangan tanpa warkat, semua saham yang diperdagangkan di BEI telah berbentuk data elektronik dan disimpan secara kolektif dalam penitipan kolektif yang ada di KSEI. Dalam hal saham dijadikan jaminan, pihak yang akan melakukan jaminan tersebut dapat melakukan dengan dua cara yaitu; melalui penarikan saham dari penitipan kolektif dan tanpa melakukan penarikan saham dari penitipan kolektif. Universitas Sumatera Utara Bagan3: Penarikan EfekSaham Sumber: Data sekunder Indosesian Central Securities Depository, Jakarta 13 Januari 2010 Dalam hal dilakukan melalui penarikan saham dari penitipan kolektif, maka pelaksanaan jaminan atau gadai atas saham tersebut tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan gadai saham dengan saham berbentuk warkat. Hal ini diatur dalam Keputusan Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia No. KEPDIRKSEI0807 tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral pada Pasal 3.4.1, Pasal 3.4.2., Pasal 3.4.3., Pasal 3.4.4. Sedangkan apabila dilakukan tidak melalui penarikan dari penitipan kolektif, berlaku mekanisme tersendiri. Adanya perbedaan dalam pelaksanaan gadai saham yang terjadi dikarenakan dalam suatu penitipan kolektif, pemegang rekening di KSEI yaitu Perusahaan Efek, Bank Kustodian dan pihak lain yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perundang-undangan di Pasar Modal dapat pula berkedudukan sebagai pemilik saham. 248 248 Pasal 1.7.1. tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral Universitas Sumatera Utara Dari ketentuan Pasal 3.4.1. 249 , Pasal 3.4.2., 250 Pasal 3.4.3., 251 Pasal 3.4.4., 252 tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral, terlihat bahwa untuk pelaksanaan gadai saham dengan cara menarik saham dari penitipan kolektif, maka pemegang rekening atau debitur terlebih dahulu harus mengajukan permohonan penarikan efek kepada KSEI melalui C-BEST Central Depository-Book Entry Settlement . Berdasarkan permohonan dari pemegang rekening tersebut, KSEI akan meminta perusahaan terdaftar Emiten atau BAE untuk menerbitkan surat atau sertifikat saham untuk jumlah tertentu yang ditarik atas nama pemegang rekening atau pihak lain yang ditunjuk dalam permohonan. Selanjutnya terhadap saham yang telah diterbitkan dalam bentuk surat atau sertifikat saham tersebut diserahkan kepada KSEI atau kepada pihak lain yang ditunjuk oleh KSEI. Saham yang telah ditarik dari penitipan kolektif dan telah berbentuk surat saham atau sertifikat saham tidak dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia BEI. Hal ini karena setiap transaksi terhadap saham yang dilakukan di BEI tidak 249 Pasal 3.4.1. tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral: “Pemegang rekening sewaktu-waktu dapat melakukan penarikan efek keluar rekening efek untuk dikonversikan menjadi sertifikat efek atas nama pemegang rekening efek atau pihak lain yang ditunjuk olehnya”. 250 Pasal 3.4.2. tentang Per ubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral:” Pemegang rekening yang melakukan penarikan efek sebagaimana dimaksud dalam butir 3.4.1. harus menyampaikan permohonan penarikan efek kepada KSEI melalui C-BEST. 251 Pasal 3.4.3. tentang Perubahan Peraturan Jasa Kusto dian Sentral:” Berdasarkan permohonan penarikan efek dari pemegang rekening, KSEI akan meminta perusahaan terdaftarBAE untuk menerbitkan sertifikat efek sejumlah efek yang ditarik atas nama pemegang rekening atau pihak lain yang ditunjuk dalam permohonan sertifikat hasil penarikan tersebut kepada KSEI atau pihak lain yang ditunjuk oleh KSEI. 252 Pasal 3.4.4. tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral:” Terhitung sejak diterimanya permohonan penarikan efek dari pemegang rekening, KSEI akanmembekukan sejumlah efek yang akan ditarikke luar rekening efek sehingga efek tersebut tidak dapat dipindahbukukan untuk penyelesaian transaksi efek. Universitas Sumatera Utara lagi membutuhkan adanya surat saham atau sertifikat saham. Sehingga apabila dikemudian hari debitur berniat untuk menjual kembali sahamnya atau melakukan transaksi terhadap sahamnya, maka saham tersebut harus dikonversikan kembali ke dalam bentuk data elektronik di KSEI. Setelah surat saham atau sertifikat saham diterbitkan maka selanjutnya pelaksanaan gadai dapat dilakukan melalui pelaksanaan gadai saham dengan saham berbentuk warkat. Jika diperhatikan prosedur pelaksanaan gadai saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat maka dapat dikatakan bahwa sistem ini telah memenuhi syarat inbezitstelling. Dalam hal ini debitur atau pemberi gadai diharuskan untuk mengeluarkan suatu surat instruksi pencatatan atas gadai saham dan permohonan pemblokiran di C-BEST, selain itu debitur atau pemberi gadai diharuskan untuk membuka rekening dalam rangka pencatatan atas saham yang digadaikan dan untuk mengajukan permohonan pemblokiran di C-BEST ke dalam rekening efek atas saham yang digadaikan. Terlihat bahwa saham yang digadaikan telah dikeluarkan dari kekuasaan pemberi gadai atau debitur dengan dimasukkannya saham ke dalam rekening tersendiri untuk dicatatkan sebagai saham yang berada dalam jaminan gadai. Ini berarti telah sesuai dengan syarat yang ditentukan pada ketentuan kitab undang- undang hukum perdata. Lebih lanjut prosedurnya adalah dengan adanya konfirmasi oleh KSEI tentang konfirmasi pencatatan gadai saham, maka peletakan gadai saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat tersebut telah sempurna. Hal ini dikarenakan dengan keluarnya surat konfirmasi tersebut maka gadai saham telah diumumkan dan terhadap Universitas Sumatera Utara saham yang berada dalam rekening sesuai prosedur sebelumnya, telah sah terblokir sehingga segala transaksi yang menyangkut saham yang digadaikan tersebut tidak bisa dilakukan lagi. Saham tidak lagi berada dalam kekuasaan debitur atau pemberi gadai, dan telah berpindah penguasaannya pada pemegang gadai sesuai yang dicatatkan oleh pemilik rekening ke KSEI atas permohonan pemberi gadai. Untuk lebih mudahnya berikut tata cara atau prosedur gadai saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat sebagaimana yang dijelaskan oleh Zylvia Thirda yaitu: 253 a. Nasabah dari pemegang rekening, bertindak sebagai pemberi gadai, harus mengeluarkan suatu surat pemberitahuan perihal adanya peletakan gadai atas saham kepada Emiten atau Badan Administrasi Efek BAE, dan kemudian memberitahukan mengenai terjadinya gadai saham tersebut disertai pengajuan permohonan pemblokiran atas saham yang akan digadaikan dalam daftar pemegang saham dari Emiten. b. Debitur atau pemberi gadai kemudian harus memperoleh surat konfirmasi pencatatan gadai dari Emiten atau BAE, yang mengkonfirmasikan bahwa gadai atas saham telah dicatat dalam daftar pemegang saham Emiten atau BAE dan Emiten atau BAE telah setuju untuk mencatatkan gadai lainnya atas saham yang digadaikan tersebut. 253 Zylvia Thirda, Rambu-Rambu Penggadaian Saham, FOKUS KSEI, edisi I, Januari, 2003. Universitas Sumatera Utara c. Debitur atau pemberi gadai diharuskan untuk mengeluarkan suatu surat instruksi pencatatan atas gadai saham dan permohonan pemblokiran di C-Best, yang pada intinya berisi instruksi kepada pemegang rekening untuk membuka rekening dalam rangka pencatatan atas saham yang digadaikan dan untuk mengajukan permohonan pemblokiran di C-BEST kedalam rekening efek atas saham yang digadaikan. Dalam hal pemberi gadai adalah pemegang rekening maka surat permohonan tersebut tidak diperlukan. d. Pemegang rekening perusahaan emitenbank kustodian, berdasarkan permohonan dari nasabah tersebut, kemudian mengeluarkan surat permohonan pencatatan jaminan atas efek yang ditujukan kepada KSEI yang meminta KSEI untuk melakukan pencatatan atas gadai saham dalam rekening efek. e. Pemegang rekening perusahaan emitenbank kustodian juga harus mengeluarkan surat permohonan pemblokiran di C-BEST atas gadai saham kepada KSEI, yang meminta KSEI untuk melakukan pemblokiran di C-BEST atas saham yang digadaikan dengan ketentuan: 1 Pemegang rekening KSEI membuka suatu sub rekening efek atas nama nasabah yang menggadaikan sahamnya 2 KSEI akan memblokir efek yang digadaikan dalam sub rekening efek atas nama nasabah dari pemegang rekening tersebut. f. Pemegang rekening kreditur kemudian juga harus memperoleh surat konfirmasi pencatatan gadai saham dari KSEI yang mengkonfirmasi sempurnanya pencatatan dan pemblokiran gadai saham di C-BEST. Universitas Sumatera Utara g. Pemegang rekening perusahaan emitenbank kustodian akan menyerahkan surat konfirmasi pencatatan gadai saham dari KSEI kepada nasabah debitur, selaku pihak yang menjaminkan sahamnya tersebut. Tentang administrasi atas efek yang diagunkandijaminkan, pada sistem perdagangan tanpa warkat, diatur bahwa pemegang rekening dapat menjaminkan efek dalam rekening efeknya sebagai agunan utang, dengan mengajukan permohonan jaminan efek secara tertulis kepada KSEI. Setiap permohonan untuk menjaminkan efek harus memuat keterangan antara lain: jumlah, jenis efek, pihak yang menerima jaminan dan persyaratan agunan lainnya. Efek yang dijaminkan akan dicatat dalam sub rekening efek atas nama pemberi jaminan, yang khusus digunakan untuk pencatatan agunan efek. Selama dicatat sebagai jaminan, efek tersebut tidak dapat ditarik atau dipindahbukukan untuk penyelesaian transaksi efek atau dilakukan pembekuan sejumlah efek yang dijaminkan dalam sub rekening efek atas nama pemberi jaminan. Selama dalam proses pembekuan, efek tersebut tidak dapat ditarik atau dipindahbukukan untuk penyelesaian transaksi efek. Kustodian Sentral Efek Indonesia akan menerbitkan surat konfirmasi sebagai tanda bukti pencatatan jaminan efek kepada pemegang rekening yang mengajukan pencatatan jaminan dan penerima jaminan butir 2.2, 2.2.2, Keputusan Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Nomor KEP0013DirKSEI0612 tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral selanjutnya KepDir KSEI 2012. Universitas Sumatera Utara Kustodian Sentral Efek Indonesia akan menerbitkan surat konfirmasi sebagai tanda bukti pencatatan jaminan efek kepada pemegang rekening yang mengajukan jaminan dan penerima jaminan. Berkenaan dengan jaminan efek, KSEI hanya berkewajiban untuk melakukan administrasi penyimpanan efek yang dijaminkan untuk kepentingan penerima jaminan sesuai instruksi pemegang rekening yang menjaminkan.Kustodian Sentral Efek Indonesia tidak berkewajiban untuk menjamin dipenuhinya hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian jaminanagunan yang dibuat oleh pemberi dan penerima jaminan butir 2.2.3, 2.2.4, KepDir KSEI 2012. Hak-hak yang berhubungan dengan efek yang dijaminkan termasuk dividen tunai, dividen saham, saham bonus atau hak-hak lain berkaitan dengan kepemilikan efek selama proses jaminan berlangsung tidak menjadi bagian dari jaminan dan tetap menjadi hak penuh pemberi jaminan kecuali ditentukan sebaliknya dalam instruksi permohonan jaminan oleh pemegang rekening butir 2.2.5, KepDir KSEI 2012. Tentang permohonan pencabutan status pencatatan jaminan efek harus diajukan secara tertulis aleh pemegang rekening yang mengajukan pencatatan jaminan efek. Pencatatan jaminan efek untuk kepentingan nasabah pemegang rekening, termasuk penerbitan surat konfirmasi sebagai tanda bukti pencatatan jaminan efek kepada pemberi jaminan, dilakukan oleh pemegang rekening. Pemegang rekening bertanggung jawab atas pelaksanaan pencatatan jamnan efek nasabahnya dan penerbitan surat konfirmasi pencatatan jaminan efek tersebut, termasuk permohonan pembekuan sub rekening di KSEI. Untuk keperluan pencatatan jaminan Universitas Sumatera Utara efek nasabah di C-Best, pemegang rekening harus mangajukan permohonan pembekuan sub rekening efek tempat penyimpanan efek yang dijaminan atau pembekuan sejumlah efek yang dijaminkan dalam sub rekening efek atas nama pemberi jaminan kepada KSEI, disertai dengan salinan copy dokumen-dokumen pengajuan pencatatan jaminan efek dari nasabah. Kustodian Sentral Efek Indonesia menyampaikan pemberitahuan kepada perusahaan terdaftar mengenai pembekuan sub rekenig efek untuk pencatatan jaminan efek milik pemegang rekening atau nasabahnya atau pembekuan efek dalam sub rekening untuk pencatatan jaminan efek milik pemegang rekening atau nasabahnya butir 2.2.6, 2.2.7, 2.2.8, 2.2.9, dan 2.2.10, KepDir KSEI 2012. Ketentuan pelaksanaan sistem administrasi jaminanagunan efek oleh Lembaga Keuangan melalui pemegang rekening dilaksanakan sesuai ketentuan administrasi atas efek yang dijaminkan sebagaimana dimaksudkan dalam ketentuan butir 2.2 butir 2.3 tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Agunan Efek KepDir KSEI 2012. Kustodian Sentral Efek Indonesia dalam hal ini dapat melakukan pemblokiran seluruh efek tertentu yang disimpan oleh penerbit efek di KSEI atas permintaan pihak-pihak sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundangan- undangan yang berlaku di pasar modal. Dalam hal terdapat pemblokiran seluruh efek tertentu sebagaimana dimaksud dalam butir 2.4.1, maka efek tersebut yang disimpan di dalam rekening efek dan sub rekening efek secara otomatis akan dibloir. Selama dalam status pemblokiran, seluruh efk sebagaimana diaksud dalam butir 2.4.2, yang Universitas Sumatera Utara disiman dalam rekening efek dan sub rekening efek tidak dapat ditarik atau dijaminkan atau dipindahbukukan oleh pemegang rekening sampai adanya pencabutan pemlokiran butir 2.4, tentang Pemblokiran Efek KepDir KSEI 2012. Kustodian Sentral Efek Indonesia dapat melakukan pembekuan sejumlah efek tertentu dalam rekening efek dan atau sub rekening efek atas permintaan pemegang rekening atau melakukan pemblokiran sejumlah efek tertentu dalam rekening efek dan atau sub rekenig efek atas permintaan pihak-pihak sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. Dalam hal terdapat pembekuan atau pemblokran sejumlah efek tertentu dalam rekening efek dan atau sub rekening efek sebagaimana dimaksud dalam butir 2.5.1, maka efek tersebut yang disimpan di dalam rekening efek dan atau sub rekening efek secara otomatis akan diblokir. Selam dalam status pembekuan atau pemblokiran, sejumlah efek sebagaimana dimaksud dalam butir 2.5.2, yang disimpan dalam rekening efek dan atau sub rekening efek tidak dapat ditarik atau dijaminan atau dipindah-bukukan oleh pemegang rekeningsampai adanya pencabutan pemekuan atau pemblokiran butir 2.5, tentang Pembekuan atau Pemblokran sejumlah Efek Blocking Balance KepDir KSEI 2012. Dari keterangan sebelumnya bahwa gadai saham dalam scripless trading dalam perjanjian kredit sebagai tindakan administrasi saja, bahwa tentang gadai saham itu sendiri terkait tindakan yang dilakukan oleh debitur sebagai pemberi gadai dan kreditur sebagai penerima gadai. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian pelaksanaan gadai saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat telah memenuhi syarat untuk terjadinya gadai, karena dengan dicatatkannya gadai saham ke KSEI maka pemberi gadai tidak lagi mempunyai kekuasaan terhadap saham yang digadaikan tersebut, karena saham yang digadaikan telah dipindahkan kedalam rekening tersendiri dan saham yang digadaikan tersebut akan diblokir oleh KSEI untuk segala transaksi yang berkaitan dengan saham tersebut selama gadai saham belum dilakukan pencabutan. Pada pelaksanaan gadai saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat baik pihak pemberi gadai maupun pemegang gadai melakukan gadai hanya melalui pemberian instruksi kepada lembaga yang berwenang saja, dan saham berpindah secara elektronik dari satu rekening kepada rekening lain, tanpa perlu mengeluarkan saham dari penitipan kolektif. Bahwa dengan harus dilepaskannya benda yang menjadi objek gadai dari kekuasaan debitur dan penguasaannya diserahkan kepada kreditur atau pihak ketiga yang merupakan syarat keabsahannya sesuai ketentuan Pasal 1152 KUHPerdata, menyebabkan gadai terhadap benda bergerak berwujud menjadi kalah populer dibandingkan gadai saham dalam sistem perdagangan tanpa warkat di pasar modal. Hal ini dikarenakan gadai saham dalam sistem tanpa warkat lebih efisien dan aman. Secara umum ketentuan gadai dalam KUHPerdata masih relevan digunakan untuk gadai saham. Universitas Sumatera Utara 4. Pemberitahuan atau pengumuman Pada pelaksanaan gadai saham pengumunan sangat penting, karena saham merupakan surat berharga yang diperdagangkan di bursa dan bisa saja berpindah tangan dari satu pihak kepada pihak lain melalui transaksi di bursa saham. Pemberitahuan tentang saham yang dijadikan objek gadai, disampaikan kepada Emiten, Badan Administrasi Efek BAE, dengan maksud agar saham yang dijadikan objek gadai tidak disalahgunakan. Dengan adanya pemberitahuan tersebut emiten dapat mencatatkannya dalam daftar pemegang saham perusahaan dan dapat melihat apakah ada hak-hak pemegang saham yang sahamnya digadaikan menjadi hilang karena adanya gadai saham tersebut, atau untuk BAE dan Emiten , dengan pemberitahuan tersebut mereka mengetahui keberadaan saham yang digadaikan tersebut, sehingga tidak dimanfaatkan untuk mendapatkan saham baru oleh pelaku kriminal dengan cara menyatakan bahwa sahamnya telah hilang, padahal saham tersebut diserahkan untuk dijaminkan gadai. Pengumuman ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui kondisi setiap saat saham yang akan dibelinya. Dengan kata lain bahwa investor tidak membeli saham yang dalam keadaan dijaminkan. 254 Pasal 60 UUPT Tahun 2007 mengatur bahwa keabsahan atas gadai saham dibuat dengan pemberitahuan kepada perusahaan yang mengeluarkan gadai saham tersebut. Tentunya saham tersebut telah didaftar sesuai dengan ketentuan perundang- perundangan dan wajib dicatat dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 UUPT Tahun 2007. 254 eprints.undip.ac.id166531AULIA_ABDI.pdf Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada Pasal 60 ayat 2 UUPT Tahun 2007 mensyaratkan gadai atas saham yang telah didaftarkan untuk dicatat dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus, dengan tujuan agar perseroan atau pihak lain yang berkepentingan dapat mengetahui status saham tersebut. Kemudian ayat 4 dari pasal yang sama menentukan bahwa hak suara atas saham yang dijaminkan dengan gadai tetap berada pada pemegang saham. Hal ini menegaskan kembali asas hukum yang tidak memungkinkan pengalihan hak suara terlepas dari kepemilikan atas saham, sedangkan hak lain di luar hak suara dapat diperjanjikan sesuai dengan kesepakatan diantara pemegang saham dan pemegang jaminan. Mengenai saham terdaftar dan di perdagangan di bursa saham, Pasal 1.1 Jo Pasal 3.6.1. KepDir KSEI No. KEP-12DIRKSEI0807 tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral, 255 yang merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI menetapkan bahwa seorang yang terdaftar sebagai pemilik rekening boleh menahan sekuritasnya dengan cara membuat permohonan ke Kustodian Sentral. Selanjutnya pada Pasal 3.6.2. tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral menyebut bahwa sekuritas yang ditahan tidak dapat dijual untuk menyelamatkan sekuritas tersebut. Adanya pemberitahuan kepada debitur dari piutang yang digadaikan sesuai dengan ketentuan Pasal 1153 KUHPerdata menyebut bahwa hak gadai piutang atas 255 Pasal 3.6.1. tentang Perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral.: “Pemegang rekening dapat mengagunkan efek dalam rekening efeknya sebagai agunan utang, dengan mengajukan permohonan agunan efek secara tertulus kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia. Setiap permohonan untuk mengagunkan efek harus memuat ketengan antara lain: jumlah, jenis efek, pihak yang menerima agunan dan persayaratan agunan lainnya.” Universitas Sumatera Utara nama diadakan dengan memberitahukan akan penggadaiannya perjanjian gadainya kepada debitur. Cara penyerahan piutang atas nama vordering op naam, dengan jalan memberitahukan mengenai perjanjian gadainya kepada debitur, yaitu terhadap siapa hak gadai itu akan dilaksanakan. Setelah pemberitahuan tersebut debitur hanya dapat membayar utangnya pada pemegang gadai atau berpiutang yang menerima gadai. Pemberitahuan ini dapat dilakukan secara bebas, dapat dengan lisan maupun tertulis. Pada gadai piutang atas nama, penyerahan tagihan atas nama tidak disyaratkan adanya cessie dan juga karenanya tidak disyaratkan adanya akta otentik atau di bawah tangan, melainkan setelah penyerahan atau pelimpahan itu, diberitahukan kepada debitur atau secara tertulis disetujui dan diakui oleh debitur. Pemberitahuan dengan juru sita perlu diadakan apabila debitur tidak bersedia memberikan keterangan tertulis tentang persetujuan pemberian gadai itu. Dalam perjanjian gadai saham Share Pledge Agreement antara Asminco dengan DBA, saham yang dikeluarkan IBT semua saham atas nama, berdasarkan Pasal 5 Anggaran Dasar IBT, yakni saham yang digadaikan Asminco kepada DBA. Ini berarti saham yang digadaikan harus mengikuti cara pembebanan piutang atas nama. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada tahap pertama telah dilakukan oleh para pihak dengan cara membuat perjanjian gadai, yaitu Share Pledge Agreement . Tahap berikutnya dilakukan dengan cara melakukan pemberitahuan. Sebagaimana diperjanjikan dalam Pasal 2.3 Share Pledge Agreement yang berbunyi “The Borrower shall immediately give notice of this Share Pledge Agreement...to the Universitas Sumatera Utara directors of the Company...”, Asminco telah menyampaikan pemberitahuan kepada para direksi IBT yang juga berupa permohonan agar perihal gadai saham ini dicatatkan di Daftar Pemegang Saham. Hal ini telah sesuai, karena yang dimaksud dengan “orang terhadap siapa hak yang digadaikan itu harus dilaksanakan”, dalam Pasal 1153 KUHPerdata adalah perseroan yang mengeluarkan saham yang digadaikan yaitu IBT.

J. Ketentuan Gadai Saham di Belanda