Melalui syarat pendaftaran, memberi batasan kepada bank, bahwa hanya saham yang sudah dikenal umum, dan telah dipasarkan di bursa efek yang dapat diterima sebagai
jaminan tambahan.
203
Saham yang tidak tercatat di bursa efek juga dapat digunakan sebagai jaminan tambahan, khusus untuk kredit dalam rangka ekspansi atau
akuisisi.
204
Saham sebagai jaminan dibatasi hanya saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang menerima kredit. Penilaian saham yang tidak tercatat di bursa efek maksimum adalah
sebesar nilai nominal yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan.
205
G. Subjek atau Pihak-Pihak dalam Perjanjian Gadai Saham
Subjek dari perjanjian jaminan adalah pemberi jaminan dan pemegang jaminan. Pemberi jaminan adalah pihak yang menyediakan atau memberikan
jaminan, sedang pemegang jaminan adalah pihak yang menerima jaminan. Karena jaminan tersebut umumnya dipegang kreditur, maka disebut kreditur pemegang gadai,
kreditur adalah pihak yang berpiutang, sedang debitur adalah pemberi jaminan atau
203
Fungsi saham sebagai jaminan tambahan tidak berdiri sendiri. Sifatnya hanya melengkapi dan memperkuat keyakinan kesanggupan debitur dan kedudukan jaminan pokok yang terdiri dari
proyek yang dibiayai dana fasilitas kredit yang diberikan. Atau bisa juga untuk melengkapi jaminan tambahan yang sudah ada. Misalnya jaminan pokok telah didukung oleh jaminan tambahan berupa
tanah dalam bentuk perjanjian hak tanggungan. Untuk memperkuat jaminan tamahan tersebut dapat ditambah lagi dengan jaminan saham untuk memperkuat jaminan pokok dan jaminan tambahan yang
sudah ada.
204
Marzuki Usman, Makalah Seminar “Saham sebagai Agunan Tambahan Kredit”, yang diadakan oleh Aktuaria Perbankan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
Depok 27 Oktober 1993.
205
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
pihak yang berutang. Berdasarkan rumusan Pasal 1150 KUHPerdata, dapat disimpulkan bahwa pihak dalam perjanjian gadai adalah pihak yang memberikan
jaminan, yaitu pemberi gadai dan pihak penerima jaminan, yaitu penerima gadai atau disebut juga sebagai pemegang gadai.
Seperti telah dipaparkan di atas, bahwa penerima jaminan disebut dengan penerima gadai dan pemberi jaminan disebut dengan pemberi gadai. Bila penerima
gadai tersebut adalah si kreditur sendiri, maka disebut dengan kreditur penerima gadai. Selanjutnya bila pemberi gadai tersebut si debitur sendiri, maka disebut dengan
debitur pemberi gadai. Dalam hal pemberi gadai adalah bukan debitur, artinya seseorang yang
menggadaikan barangnya untuk menjamin utang debitur, maka disebut dengan pihak ke-tiga pemberi gadai. Sedangkan dalam hal penerima gadainya adalah pihak ke-tiga
yang telah disepakati para pihak, maka disebut dengan pihak ke-tiga penerima gadai. Sehingga dengan adanya kesepatan tersebut benda gadai dapat dipegang oleh pihak
ke-tiga selain kreditur pemegang gadai yang disebut sebagai pihak ketiga pemegang
gadai. Hal ini terdapat dalam Pasal 1152 ayat 1 KUHPerdata. Jika barang gadai
dipegang oleh pihak ketiga, maka pihak tersebut disebut pihak ketiga pemegang gadai.
Menurut ketentuan Pasal 1156 KUHPerdata yang memuat ketentuan tentang pihak berutang atau pemberi gadai, yang berarti bahwa seseorang dapat
menggadaikan barangnya untuk menjamin utang orang lain, atau seseorang dapat mempunyai utang dengan jaminan barang gadai orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Tanggung jawab pihak ketiga hanya sebatas benda gadai yang diberikan, sedangkan untuk selebihnya menjadi tanggungan debitur itu sendiri. Dengan kata lain
pihak ketiga pemberi gadai tidak mempunyai utang, karena dia bukan debitur, sehingga kreditur tidak mempunyai hak tagih terhadap pihak ketiga pemberi gadai
tersebut. Pihak ketiga pemberi gadai ini mempunyai tanggung-jawab yuridis atas benda gadainya.
H. Perdagangan Saham tanpa Warkat Scripless Trading Ditinjau dari