Visi Gereja yang digerakan oleh tujuan

101

c. Visi

Melalui teknik wawancara dengan informan kunci berkaitan dengan visi, ditemukan bahwa pemahaman subjek tentang visi mencakup gambaran tentang masa depan yang lebih baik. Pdt. Gideon Rusli sebagai pemimpin menempatkan visi gereja yang adalah visi bersama pada salah satu bagian yang terpenting dalam kepemimpinanya 56 . Dalam gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga, visi gereja selalu dibicarakan minimal 2 dua kali dalam setahun. Tepatnya pada awal tahun dan pertengahan tahun untuk terus mengingatkan jemaat untuk visi besar yang dimiliki. Selain itu visi gereja yakni “Menjadi jemaat lokal yang memberkati kota, bangsa dan dunia dengan pelayanan yang holistik dan terpadu” dijabarkankan ke dalam program-program dalam 5 lima bidang atau depertemen yang ada. Sehingga menurutnya ketika orang mengikuti program yang telah direncanakan maka ia akan digiring untuk bergerak ke arah visi gereja 57 . Salah satu wujud dari upaya dalam pergerakan ke arah visi besar gereja yang merupakan visi bersama adalah ketika HUT gereja menyediakan paket dalam jumlah 800 sampai 1000 untuk dibagikan ke masyarakat kota salatiga 58 . Selain itu menurutnya ada beberapa aksi sosial yang juga diadakan dalam rangka memberikati kota Salatiga, seperti pengobatan gratis, potong rambut gratis, dll. Menurutnya Itu salah satu wujud dalam menjadi gereja yang dapat memberkati kota Salatiga. Sebagai pemimpin ada berbagai cara untuk menggerakan orang kepada visi bersama. Hal yang biasa dialakukan subjek adalah melalui mimbar. Selain itu ada pendekatan secara pribadi yang dilakukan subjek, melalui percakapan secara pribadi berkaitan dengan visi gereja dengan orang-orang yang dipimpinnya 59 . 56 Ibid 57 Ibid 58 Ibid 59 Ibid 102

d. Gereja yang digerakan oleh tujuan

Berkaitan dengan kunci dari pertumbuhan dan perkembagan gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga selama ini, subjek dalam wawancara menjelaskan bahwa salah satu yang menjadi kunci dalam upaya menjadi gereja yang terus mengalami pertumbuhan adalah menjalankan sistem gereja yang memiliki tujuan atau dapat dikatakan gereja yang digerakan oleh tujuan. Hal ini menurut subjek merupakan faktor yang membuat gereja ini terus bertumbuh secara kuantitas maupun kualitas. Selain sesungguhnya subjek mengaku bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang ditunjukan oleh gereja ini merupakan anugera Tuhan yang menurutnya merupakan sumber perkembangan 60 . Adapun beberapa tujuan dari gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga yang selama ini menggerakan sistem dalam gereja ini 61 , antara lain: a Menjadi gereja yang ada untuk bersekutu, sehingga yang dilakukan adalah membentuk kelompok sel komsel. Saat ini Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga telah memiliki 80 komsel. Adanya komsel mengajarkan dan mendorong jemaat untuk tidak tergantung dan terpaku hanya pada ibadah raya minggu di gereja. Tetapi diharapkan dengan adanya kelompok-kelompok sel, jemaat dapat memiliki komunitas kecil yang membantu pertumbuhanya. b Gereja ada untuk pemuridan. Gereja harus ada untuk berjuang membantu untuk setiap orang di dalamnya dapat mengalami pertumbuhan menjadi murid Tuhan Yesus. Sehingga dalam Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga terdapat kelas untuk jemaat dapat belajar menjadi murid Kristus. Jadi yang ditekankan adalah pemuridan. c Gereja ada untuk melayani, maka disediakan kesempatan kepada setiap jemaat untuk mengambil bagian dalam pelayanan. d Gereja ada untuk penginjilan, dengan menyediakan diri untuk 60 Ibid 61 Ibid 103 berdoa dan penginjilan. Dan yang terakhir adalah e Gereja ada untuk penyembahan. Kelima hal tersebut membantu untuk menjadikan gereja dalam kondisi sehat. Ketika gereja sehat maka ia secara alamiah akan bertumbuh 62 . Dari data yag diambil melalui teknik wawancara dengan informan kunci tersebut kemudian ditemukan pandangan yang menguatkan hasil wawancara tersebut. Dari hasil wawancara dengan Ibu Ely dan Bapak Cipto sebagai anggota jemaat yang telah berjemaat sejak tahun 2000, ditemukan bahwa Bapak Cipto dan Ibu Ely sebagai jemaat mereka diberikan ruang lebih untuk dapat melayani dalam jemaat. Hal ini tidak ia temukan di gereja sebelumnya. Keterlibatan suami istri ini dalam jemaat semakin aktif ketika ditawarkan untuk menjadi pelayan untuk penerima jemaat dan pembawa katong persembahan. Sehingga sejak tahun 2001, Ibu Ely dan Bapak Cipto kemudian memutuskan untuk terlibat telebih jauh dalam pelayanan. Ibu Ely kemudian melayani di komisi sekolah minggu sebagai guru sekolah minggu, sedangkan Bapak Cipto kemudian melayani di kelompokkaum bapak sampai sekarang ini. Dari kisah Ibu Ely dan Bapak Cipto mempertegas salah satu bagian yang diungkapkan oleh subjek berkaitan tujuan gereja yakni menjadi gereja yang melayani, dengan memberikan kesempatan dan ruang sebesar-besarnya untuk dapat terlibat dalam pelayanan 63 . Data lain yang memperkuat keterangan subjek berkaitan dengan menjadi gereja yang bersekutu, yang kemudian diwujudkan dengan kehadiran komunitas dan kelompok-kelompok sel yang mampu membantu pertumbuhan jemaat adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara bersama saudara Michael. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa saudara Michael merasa bahwa di gereja Bethel Indoensia GBI Salatiga memiliki komunitas yang membantu 62 Ibid 63 Ely dan Cipto, Anggota Jemaat Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga, wawancara, Salatiga, 28 Agustus 2014, pukul 20.00 WIB. 104 pertumbuhannya. Saudara Maikel menjadi anggota jemaat di Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga sejak tiga tahun yang lalu. Kemudian memutuskan untuk bekerja sebagai staff yang menangani tentang multimedia gereja sejak 2 tahun yang lalu. Sebelumnya ia adalah anggota jemaat salah satu gereja di Salatiga, namun kemudian memutuskan untuk berpindah anggota jemaat ke gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga. Alasan Saudara Maikel pindah ke GBI Salatiga karena ia merasa lebih nyaman dengan komunitas di GBI Salatiga, dimana mereka bisa saling mendukung satu dengan lainnya 64 . e. Pengaruh dari kultur sebagai seorang etnis Tionghoa terhadap kepemimpinan subjek. Dalam wawancara bersama informan kunci, ditemukan bahwa dalam kulturnya ia dididik untuk memiliki apa yang ia sebut sebagai daya juang yang tinggi. Karakter ini menjadi sangat berperan dalam proses menjalankan kepemimpinannya selama 14 tahun. Dengan adanya semangat juang yang tinggi dalam dirinya sebagai pemimpin maka membuat dirinya menjadi pemimpin yang tidak mudah untuk menyerah ketika berhadapan dengan berbagai kesulitan dan tantangan 65 . Yang tertanam dalam dirinya adalah bagaimana caranya apapun yang dikerjakan harus jadi. Kondisi ini terlihat juga pada saat ia memimpin rapat. Dalam rapat ia tidak menerima alasan atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi tetapi yang ingin dikejar adalah solusi apa yang bisa dilakukan untuk kesulitan, hambatan dan tantangan yang dhadapi. Jika rekan-rekan kerja atau pelayanannya yang lain tidak bisa kerjakan maka ia sebagai pemimpin akan langsung turun tangan. Jadi menurutnya dengan kulturnya sebagai seorang etnis Tionghoa membuat di dalam dirinya tertanam karakter sebagai seseorang yang ulet, kerja keras, dan memiliki daya juang yang 64 Michael, Staff bagian Multimedia Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga, wawancara ,… 65 Gideon Rusli, Gembala Jemaat Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga, wawancara,... 105 tinggi. Hal-hal tersebut yang membuat ia sebagai pemimpin tidak mudah untuk menyerah ketika berhadapan dengan kesulitan 66 . Kerja keras, ulet dan memiliki semangat juang yang tinggi adalah bagian-bagian yang menurutnya menjadi salah satu faktor yang kemudian membuat GBI Salatiga berhasil menyelesaikan pembangunan gedung gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga 67 . Dalam proses pembangunan gereja yang disebu t sebagai “markas besar” tersebut harus menempuh proses yang tidak mudah. Namun dengan semangat juang yang tinggi, kerja keras dan uletnya sebagai pemimpin ia mampu menggerakan jemaat untuk dapat berkontribusi terhadap pembangunan gereja. Sehingga dibawah kepemimpinannya, berhasil dibangun gedung gereja yang megah untuk umat dapat beribadah.

f. Kompetensi Pemimpin