Karakter-karakter yang dimiliki sebagai pemimpin.

108 Tampak pada gambar bagian halaman depan dari gereja Bethel Indonesia GBI Salatia yang tertata rapih dan besih. Adanya beberapa tanaman hias menambah nilai estetika dari tampilan halaman gereja. Di halaman gereja yang sangat luas ini juga terdapat Pos Satpam. Selain itu denga halaman gereja yang luas maka tidak kesulitan bagi jemaat yang berkenderaan untuk mendapatkan tempat parkir kendaraan setiap kali datang beribadah. Gambar 3.7 Alat Transportasi yang disediakan untuk kebutuhan Jemaat Tampak pada gambar adalah alat transportasi yang disediakan oleh gereja untuk dapat menjemput jemaat yang membutuhkan jemputan pada saat datang beribadah atau melakukan pelayanan ke luar kota. Alat kendaraan ini disediaka oleh bidang transportasi yang berada di bawah departemen penunjang.

g. Karakter-karakter yang dimiliki sebagai pemimpin.

Sebagai pemimpin, karakter-karakter yang menjadi penekanannya antara lain; kekudusan. Kekudusan menjadi harga mati dalam kepemimpinannya. Kekudusan yang dimaksud meliputi kekudusan dalam moralitas yang dimiliki, kekudusan dalam seksualitasnya, kekudusan dalam 109 keuangannya serta kekududusan dalam segala bagian kehidupan. Walaupun menurutnya tidak ada manusia yang 100 yang sempurna, namun dengan terus berusaha hidup dalam kekudusan dalam bagian-bagian tersebut akan menjadikan ia sebagai pemimpin yang dapat menjadi teladan dan tidak hanya sekedar “ngomong”. Menurutnya ini penting karena banyak Gembala yang “jatuh” karena korupsi uang jemaat, selingkuh dll. Selain kekudusan, karakter lain yang menjadi penekanan adalah kerendahan hati. Menurutnya kerendahan hati merupakan karakter yang menjadi kunci dalam gaya kepemimpinan yang melayani 70 . Berkaitan dengan karakter sebagai pemimpin yang memiliki kerendahan hati, dari hasil wawancara dengan Saudari Yunita memperkuat keterangan tentang karakter kerendahan hati yang dimiliki Pdt. Gideon Rusli. Hasil wawancara bersama saudari Yunita sebagai informan pendukung dapat diringkas bahawa Pdt. Gideon Rusli sebagai pemimpin memiliki kerendahan hati. Hal tersebut ditunjukannya dengan mau berbaur dekat dengan orang-orang yang dipimpinnya, tanpa terkecuali 71 . Hal lain yang diungkapkan oleh Saudari Yunita berkaitan dengan karakter yang dimiliki Pdt. Gideon Rusli sebagai pemimpin adalah pemimpin yang tegas, berani mengambil keputusan yang berisiko, berintegritas serta fleksibel. Ketegasannya sebagai pemimpin ditunjukannya dengan menolak semua bentuk dosa. Ia bukan pemimpin yang suka berkompromi dengan dosa. Sehingga semua pelayan diharuskan hidup dalam kekudusan. Namun disatu sisi dia dalam melakukan pendekatan secara personal, ia mampu tampil sebagai sosok pemimpin yang lembut dan merangkul. Pdt. Gideon Rusli juga dikenal sebagai sosok yang sangat baik. Hal ini dirasakan secara pribadi oleh saudari Yunita selama mengenal Pdt. Gideon Rusli. Ia juga mampu 70 Ibid 71 Yunita, Staff Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga, wawancara, … 110 menjadi pemimpin yang rela berkorban. Ia mau menyediakan waktu untuk jemaat, dalam hal ini melakukan kunjungan, membangun komunikasi dengan jemaat. Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Saudara Michel melalui teknik wawancara yang dilakukan. Saudara Michael menilai bahwa Pdt. Gideon Rusli sebagai pemimpin memiliki karekater yang tegas tetapi lembut. Jika seseorang bertindak sesuatu yang salah maka sebagai pemimpin dia memberikan nasehat yang tegas. Ia suka mengayomi orang-orang dipimpinnya. Ketika orang-orang yang dipimpinnya berbuat salah dalam kinerjanya maka ia sebagai pemimpin tidak langsung menghakimi, tetapi selalu memberikan motivasi untuk bisa lebih baik 72 . Ditambahkan oleh pasangan suami istri, Bapak Cipto dan Ibu Ely, yang menilai Pdt. Gideon Rusli adalah sosok pemimpin yang berintegritas dan memiliki disiplin dalam hal waktu. Ia selalu hadir “on time” dalam setiap pertemuan khusus untuk para pelayan, yang disediakan satu bulan satu kali. Dalam pertemuan yang wajib dihadiri oleh semua pelayan, Pdt. Gideon Rusli selalu datang tepat waktu 73 .

h. Cara yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpin.