Gambaran Umum Kota Salatiga.

68 BAB III KEPEMIMPINAN PENDETA BERETNIS TIONGHOA DALAM GEREJA-GEREJA ALIRAN PENTAKOSTA DI KOTA SALATIGA Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kepemimpinan Pendeta beretnis Tionghoa dalam Gereja Bethany Salatiga dan Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga, dengan terlebih dahulu menguraikan sekilas secara berturut-turut tentang kota Salatiga, profil dari Gereja Bethany Salatiga, dan Gereja Bethel Indonesia GBI Salatiga sebagai lokasi penelitian.

3.1. Gambaran Umum Kota Salatiga.

Kota Salatiga adalah sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah penduduk 176.795 jiwa 1 . Kota yang memiliki luas wilayah ± 56,78 km² ini, memiliki letak yang cukup strategis karena secara geografis berada pada jalur utama antara kota-kota besar, seperti kota Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya, serta terletak di antara 3 tiga kota pusat pengembangan budaya dan ekonomi yaitu Semarang yang terletak di pesisir pantai Utara dan Surakarta atau Sola serta Yogyakarta. Wilayah kota Salatiga berdasarkan Perda No.5 Tahun 1996 2 , terdiri dari 4 empat kecamatan masing-masing: a. Kecamatan Sidorejo dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Sidorejo Lor yang meliputi: Kelurahan Blotongan, Sidorejo Lor, Kelurahan Salatiga, Kelurahan Bugel, Kelurahan Kauman Kidul, Desa Pulutan. b. Kecamatan Tingkir dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Desa Sidorejo Kidul, yang meliputi: Kelurahan Kutowinangun, Kelurahan Gendongan, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kalibening, Kelurahan Gendongan, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kalibening, Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Tingkir Tengah. 1 http:www.pemkot-salatiga.go.id. Diakses tanggal 22 Agustus 2014, Pukul 12.00 WIB. 2 Pemda Salatiga, Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga RUTRK, TAHUN 1990-2010, Salatiga: Pemda Salatiga,2008, 59. 69 c. Kecamatan Argomulyo dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Cebongan, yang meliputi: Kelurahan Noborejo, Kelurahan Ledok, Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Randuacir, dan Kelurahan Cebongan. d. Kecamatan Sidomukti dengan pusat pemerintahan berkedudukan di kelurahan Mangunsari yang meliputi: Kelurahan Kecandran, Kelurahan Dukuh, Kelurahan Mangunsari, dan Kelurahan Kalicacing. Kehidupan sosial masyarakat Kota Salatiga saat ini menunjukan corak kehidupan yang bersifat heterogen. Apalagi dengan adanya kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang memiliki mahasiswai yang datang dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yang kemudian membawah unsur-unsur kebudayaan baru dari berbagai daerah di Nusantara. Sehingga dapat terlihat bahwa berbagai macam kelompok sosial maupun kelompok etnis menghuni wilayah Salatiga dan sekitarnya termasuk di dalamnya terdapat kelompok etnis Tionghoa. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Campus Ministry Universitas Kristen Satya Wacana UKSW yang bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Gereja Salatiga BKGS ,tercatat di kota Salatiga setidaknya terdapat 72 gereja yang tergabung didalam rumpun gereja –gereja Protestan, Katolik, Baptis, Pentakosta, Bethel, serta Advent. 3 Dari jumlah 72 tujuh puluh dua gereja yang terdaftar di BKGS Kota Salatiga tersebut, terdapat Gereja Bethany Salatiga dan Gereja Bethel Area Salatiga, yang merupakan 2 dua gereja yang dipilih dalam penelitian ini sebagai lokasi penelitian. 3 Campus Ministry UKSW dan Badan Kerja Sama Gereja Salatiga BKGS, Daftar Alamat Gereja- gereja se-Salatiga, Salatiga: Campus Ministry UKSW, 2009 1-16. 70

3.2. Profil Gereja Bethany Salatiga