Memandang posisinya lebih sebagai Fasilitator untuk orang-orang yang Kompetensi Pemimpin

89

c. Memandang posisinya lebih sebagai Fasilitator untuk orang-orang yang

dipimpinnya. Subjek memandang posisinya saat ini lebih kepada sebagai seorang fasilatator. Sebagai fasilitator ia memberikan kesempatan bagi orang lain untuk dapat belajar, terutama para patner- patner dalam pelayanannya untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam jemaat. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbuat salah dan belajar dari kesalahan mereka melalui evaluasi bersama 27 . Subjek dikenal sebagai pemimpin yang terbuka, dalam hal memberikan kesempatan untuk orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat memberikan pendapat atau usulan serta melaksanakan ide-ide yang ingin diterapkan dalam pelayanan. Jika ingin bertanya maka subjek kapan saja menyediakan waktu untuk bisa membangun percakapan secara pribadi dengannya 28

d. Kompetensi Pemimpin

Dari data yang diperoleh dari teknik wawancara ditemukan salah satu kelebihan Pdt. Bambang Hengky sebagai pemimpin adalah ia memiliki pengalaman bisnis dan manajemen dimasa lalu yang mungkin Pendeta lain tidak miliki. Pengalaman tersebut dinilai menjadi salah satu modal dalam upaya pengembangan gereja Bethany Salatiga. Sampai saat ini, gereja Bethany dibawah kepemimpinan Pdt. Bambang Hengky telah memiliki berbagai unit pendukung pelayanan seperti koperasi, hotel, sekolah, poliklinik, dan 2 dua radio, dll yang 27 Bambang Hengky, Gembala Jemaat Gereja Behany Salatiga, wawancara,.. 28 Satrio Sambodo, Pendeta Muda Gereja Bethany Salatiga, wawancara,.. 90 menunjukan gejala perkembangan secara terus menerus. Harapan dari kehadiran berbagai unit pendukung pelayanan tersebut, salah satunya agar menyerap tenaga kerja 29 . Terungkap bahwa Pdt. Bambang Hengky bukanlah Pendeta yang hanya mengetahui tentang hal-hal yang berkaitang dengan Teologi. Namun ia juga memiliki kemampuan pengolahan atau manajemen yang lebih karena adanya pengalaman masa lalu sebagai seorang dosen dan pembisnis. Kondisi ini membuat ia mampu membangun komunikasi dan hubungan dengan jemaat yang sebagaian besarnya adalah para pengusaha dan pembisnis 30 . Dalam menjalankan kepemimpinnya, ia bahkan menggunakan kemampuannya dalam berbisnis yang tentu dalam penerapannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab dalam rangka mengembangkan gereja. Sampai saat ini gereja Bethany telah memiliki banyak unit pendukung. Keunggulan lain adalah sebagai seorang pembisnis ia telah memiliki keuangan secara pribadi yang lebih mapan sebelum menjadi Pendeta. Sehingga ia tidak sepenuhnya tergantung pada keuangan gereja. Selain itu latar belakangnya yang bukan lulusan teologi ketika menjadi Gembala jemaat, mempengaruhi dalam ia menyajikan khotbah-khotbah yang sifatnya lebih praktis dan realistis, yang disukai orang dewasa pada umumnya 31 . e. Pemimpin dengan Etos Kerja yang Tinggi, sebagai hasil dari Pengaruh Kultur yang dimiliki. Dari teknik wawancara yang dilakukan dengan subjek dan 2 dua Informan pendukung lainnya, yang menjabat sebagai Pendeta Muda di Gereja Bethany Salatiga, maka terungkap bahwah Pdt. Bambang Hengky adalah sosok pemimpin dengan etos kerja yang tinggi. Hal ini 29 Ibid. 30 Ibid. 31 Ibid. 91 dinilai oleh subjek sendiri maupun informan pendukung merupakan hasil dari pengaruh kulturnya sebagai seorang beretnis Tionghoa. Subjek yang berasal dari keluarga yang anggota keluarganya berprofesi sebagai pengusaha dan pembisnis, terbiasa dididik untuk bekerja keras. Sehingga, bekerja keras menjadi bagian yang telah tertanam dalam pribadi subjek sejak awal sebelum ia menjadi Gembala jemaat 32 . Berkaitan dengan kepemimpinannya dalam jemaat gereja Bethany Salatiga, etos kerja yang tinggi diperlihatkannya melalaui komitmennya sebagai pemimpin untuk tetap hadir dalam setiap persekutuan doa pagi yang berlangsung Pukul 03.30 WIB disetiap harinya 33 . Subjek selalu memiliki komitmen untuk selalu hadir dalam persekutuan yang dikenal sebagai gerbang pagi. Dalam menghadiri persekutuan tersebut, subjek selalu hadir tepat waktu. Tentu untuk menjalani hal tersebut, dibutuhkan etos kerja yang tinggi. Menurut Pdm. Satrio Sambodo, subjek adalah pemimpin yang sibuk, karena gereja Bethany Salatiga memiliki banyak unit pelayanan, sehingga mengharuskan subjek untuk dapat hadir dalam setiap pertemuan dengan semua staf dan pengurus dari setiap bagian unit pelayanan yang ada. Namun dalam kesibukannya ia selalu menyediakan waktu untuk setia hadir dalam doa pagi yang berlangsung Pukul 03.30 WIB setiap harinya. Etos kerja yang ditunjukan oleh Pdt. Bambang Hengky membuat orang- orang yang dipimpinnya malu jika berkata “cape” dihadapannaya 34 . Sebagai pemimpin dengan etos kerja yang tinggi, subjek juga mendorong rekan- rekan pelayananya untuk dapat melayani dengan maksimal dalam menjawab kebutuhan jemaat secara khusus dan masyarakat kota Salatiga secara umum. 32 Ibid. 33 Ibid. 34 Ibid. 92

f. Menjadi Teladan