20
2. Tujuan Asesmen anak Autis
Secara  umum  tujuan  asesmen  adalah  untuk  menghimpun informasi
seawal mungkin
apakah seorang
anak mengalami
kelainanpenyimpangan  phisik,  intelektual,  sosial,  emosional,  dan  atau sensoris  neurologis  atau  tidak.  Disebut  mengalami  kelainan
penyimpangan  tentunya  harus  dibandingkan  dengan  anak  lain  yang sebaya  dengannya.  Hasil  dari  asesmen  akan  dilanjutkan  dengan
penyusunan  program  pembelajaran  sesuai  dengan  kemampuan  dan ketidakmampuannya.
Asesmen  bertujuan  sebagai  berikut:  1  memperoleh  data  yang relevan,  obyektif,  akurat,  dan  komprehensif  tentang  kondisi  anak,    2
memperoleh  profil  anak  secara  utuh,  termasuk  hambatan belajarnya, potensi    yang    dimiliki,    kebutuhan-kebutuhan    khususnya,  serta  daya
dukung lingkungan yang dibutuhkan anak, 3 menentukan layanan  yang dibutuhkan  Sunardi  dan  Sunaryo,  2007:85.
Menurut  Lerner  1998  dalam  buku  TOT  Training  of  Trainer Pendidikan  Inklusif  2009  :  31-32  kegiatan  asesmen  untuk  identifikasi
anak berkebutuhan khusus dilakukan untuk lima tujuan, yaitu ; a.
Penjaringan screening, Penjaringan  dilakukan  terhadap  semua  anak  di  kelas  dengan
alat  identifikasi  anak  berkebutuhan  khusus.  Contoh  alat  identifikasi terlampir. Pada tahap ini identifikasi berfungsi menandai anak-anak
mana yang
menunjukan gejala-gejala
tertentu, kemudian
21
menyimpulkan anak-anak
mana yang
mengalami kelainanpenyimpangan
tertentu, sehingga
tergolong Anak
Berkebutuhan  Khusus.  Dengan  alat  identifikasi  ini  guru,  orangtua, maupun  tenaga  profesional  terkait,  dapat  melakukan  kegiatan
penjaringan  secara  baik  dan  hasilnya  dapat  digunakan  untuk  bahan penanganan lebih lanjut.
b. Pengalihtanganan referal,
Berdasarkan  gejala-gejala  yang  ditemukan  pada  tahap penjaringan, selanjutnya anak
–anak dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Pertama, ada anak  yang perlu  dirujuk ke ahli lain tenaga
profesional  dan  dapat  langsung  ditangani  sendiri  oleh  guru  dalam bentuk  layanan  pembelajaran  yang  sesuai.  Kedua,  ada  anak  yang
perlu  dikonsultasikan  keahlian  lain  terlebih  dulu  referal  seperti psikolog,  dokter,  orthopedagog  ahli  PLB,  dan  terapis,  kemudian
ditangani  oleh  guru.  Proses  perujukan  anak  oleh  guru  ke  tenaga profesional  lain  untuk  membantu  mengatasi  masalah  anak  yang
bersangkutan disebut proses pengalihtanganan referral. Bantuan ke tenaga  lain  yang  ada  seperti  Guru  Pembimbing  Khusus  Guru  PLB
atau konselor. c.
Klasifikasi classification Asesmen bertujuan untuk menentukan atau menetapkan apakah
anak  tersebut  tergolong  anak  berkebutuhan  khusus  yang  memang mengalami kelainan kondisi fisik, mental, intelektual, sosial danatau
22
emosional serta gejala-gejala perilaku yang menyimpang dari perilaku anak pada umumnya sehingga memerlukan perhatian dan penanganan
khusus dalam pendidikannya. d.
Perencanaan pembelajaran, Asesmen  bertujuan  untuk  keperluan  penyusunan  program
pembelajaran  yang  diindividualisasikan  PPI.  Dasarnya  adalah  hasil dari  klasifikasi.  Setiap  jenis  dan  gradasi  tingkat  kelainan  anak
berkebutuhan  khusus  memerlukan  program  pembelajaran  yang berbeda  satu  sama  lain.  Mengenai  program  pembelajaran  yang
diindividualisasikan  PPI  akan  dibahas  secara  khusus  dalam  buku yang lain tentang pembelajaran dalam pendidikan inklusif.
e. Pemantauan kemajuan belajar
Kemajuan  belajar  perlu  dipantau  untuk  mengetahui  apakah program  pembelajaran  khusus  yang  diberikan  berhasil  atau  tidak.
Apabila dalam kurun waktu tertentu anak tidak mengalami kemajuan yang  signifikan  berarti,  maka  perlu  ditinjau  kembali.  Beberapa  hal
yang perlu ditelaah apakah diagnosis  yang kita buat  tepat  atau tidak, begitu  pula  dengan  Program  Pembelajaran  Individual  PPI  serta
metode pembelajaran yang digunakan sesuai atau tidak. Secara spesifik  Yosfan Azwandi 2005 : 48 menjelaskan bahwa
tujuan  asesmen  untuk  identifikasi  anak  autis  yaitu  untuk  menandai  atau menemukan  anak-anak  yang  mempunyai  gejala-gejala  perilaku  autistik.
Sehingga  dengan  hal  tersebut  dapat  dibedakan  antara  anak  autistik
23
dengan  anak-anak  normal  atau  perbedaan  dengan  anak-anak  yang mengalami  gangguan lain. Berikutnya melalui kegiatan mengidentifikasi
anak  autistik  ini  dapat  pula  dilakukan  pengklasifikasian  penyandang autisme,  serta  merancang  langkah  berikutnya  yang  akan  dilakukan
terhadap anak tersebut. Seperti asesmen dan program intervensi dini serta program intervensi lanjut, baik berupa program terapi terhadap gangguan-
gangguan yang dialami anak autistik, maupun program pendidikannya. Tujuan utama dilaksanakan asesmen adalah memperoleh informasi
yang  dapat  dipergunakan  sebagai  bahan  pertimbangan  dan  pengambilan keputusan berkaitan dengan layanan pendidikan yang tepat. Secara umum
tujuan dilaksanakannya assesmen menurut Pierangelo dan Guiliani 2009 : 6 yaitu sebagai berikut :
a. evaluasi  :  informasi  yang  dikumpulkan  dalam  proses  assessmen
dapat  memberikan  informasi  rinci  tentang  kekuatan  ,  kelemahan siswa , dan atas semua kemajuan.
b. diagnostik  :  informasi  yang  dikumpulkan  dalam  proses  assesmen
dapat  memberikan  informasi  rinci  tentang  sifat  khusus  dari  anak berkebutuhan khusus.
c. kelayakan  :  informasi  yang  dikumpulkan  dalam  proses  assessmen
dapat memberikan informasi apakah seorang anak memenuhi syarat untuk layanan pendidikan khusus.
24
d. pengembangan  IEP  :  informasi  yang  dikumpulkan  dalam  proses
assessmen  dapat  memberikan  informasi  yang  dapat  digunakan dalam penyusunan program pendidikan individual  IEP .
e. penempatan pendidikan : informasi yang dikumpulkan dalam proses
asesmen  dapat  memberikan  informasi  yang  dapat  digunakan  untuk membuat keputusan yang tepat tentang palcement pendidikan anak .
f. instruksional  perencanaan  :  informasi  yang  dikumpulkan  dalam
proses  penilaian  sangat  penting  dalam  perencanaan  instruksi  yang sesuai dengan kebutuhan sosial , akademik , fisik , dan manajemen
khusus anak. Tujuan secara spesifik dilaksanakannya proses asessmen untuk anak
autis sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Yosfan Azwandi 2005 : 58 yaitu sebagai berikut :
a. penjelasan mengenai karakteristik anak autistik
b. penempatan anak autistik dalam satu program layanan bantuan
c. mengevaluasi kemajuan anak yang sedang mengikuti satu program
layanan bantuan d.
memprediksi kebutuhan khusus anak autistik baik untuk akademik maupun non-akademik.
Berdasarkan  uraian  diatas  dapat  ditegaskan  bahwa  tujuan  asesmen untuk  identifikasi  anak  autis  adalah  untuk  menandai  atau  menemukan
anak-anak  yang  mempunyai  gejala-gejala  perilaku  autistik  agar  dapat dibedakan antara anak autistik dengan anak-anak normal  atau perbedaan
25
dengan  anak-anak  yang  mengalami  gangguan  lain  untuk  keperluan penjaringan  screening,  pengalihtanganan  referral,  klasifisikasi
classification, perencanaan pembelajaran, dan pemantauan hasil belajar.
3. Tahapan Pelaksanaan Asesmen Anak Autis