Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

40

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data, yaitu pengumpulan data dengan menggabungkan dari berbagai sumber yang telah ada. Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk sumber data yang sama secara serempak. 1. Wawancara Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi lebih dalam dan bermakna mengenai proses pelaksaan asesmen yang sudah dilakukan di Sekolah Khusus T aruna Al Qur’an Yogyakarta. Wawancara dilakukan dengan guru kelas, kepala sekolah, dan psikolog di Sekolah Khusus Taruna Al Qur’an Yogyakarta. Esterberg Sugiyono, 2013 : 72 menjelaskan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka wawancara dilakukan oleh dua orang untuk memperoleh informasi atau ide dalam suatu topik. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Lexy J. Moleong, 2013 : 186 Pengertian tersebut menjelaskan bahwa wawancara dilakukan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data-data yang dibutuhkan. Teknik wawancara mendalam ini diperoleh langsung oleh peneliti dengan 41 melakukan tanya jawab bersama pihak-pihak yang terkait langsung dengan pokok permasalahan. Pelaksanaan wawancara akan digabungkan dua metode, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Sedangkan wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda dengan terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau bukan tunggal. Lexy J. Moleong, 2013 : 190. Wawancara yang dilakukan peneliti akan dibantu oleh alat perekam, berupa tape recorder atau handphone. Penggunaan alat bantu perekam ini dikarenakan peneliti memiliki keterbatasan dalam mencatat dan mengingat hasil wawancara. Wawancara dilakukan berulang-ulang terhadap ketiga subjek peneletian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Wawancara akan dianggapselesai apabila menemukan titik jenuh, yaitu sudah tidak ada lagi hal yang ditanyakan. 42

F. Instrumen Penelitian