18 peningkatan  libido,  hingga  akhirnya  menimbulkan  kecemasan.  Kedua,
berasal  dari  pikiran  atau  harapan  yang  terepresi  ditekan  untuk  tidak muncul  dalam  kesadaran,  penyebab  kedua  ini  lebih  dikaitkan  pada
faktor psikologis, dimana konflik intra psikis yang merupakan penyebab terjadinya kecemasan.
Berdasarkan  pandangan  Freud  di  atas,  dapat  dijabarkan  bahwa kecemasan yang diakibatkan oleh faktor fisiologis merupakan akibat dari
terhambatnya  libinal  seperti  neurasthenia  dan  hipokondriasis  yang merupakan  hormon  yang  dipandang  dapat  menimbulkan  kecemasan.
Sehingga  apabila  kerja  hormon  tersebut  tidak  teratur  atau  normal,  maka kecemasan akan muncul pada diri individu.
Penyebab  kecemasan  yang  kedua  disebabkan  oleh  faktor psikologis  lebih  ditekankan  pada  pikiran  atau  harapan  yang  terepresi
sehingga  menimbulkan  konflik  intra  psikis.  Menurut  Freud  Atkinson, Atkinson  Hilgard, 1999: 23 proses psikis dalam diri individu terbagi
menjadi  tiga  bagian,  id,  ego,  dan  super  ego.  Id  merupakan  dorongan alamiah  dasar,  ego  merupakan  proses  rasionalisasi  dalam  diri  individu,
sedangkan  super  ego  merupakan  harapan  dari  luar  atau  tekanan  dari lingkungan. Konflik intra psikis yang mengawali kecemasan disebabkan
fungsi  id,  ego,  dan  super  ego  tidak  selaras.  Saat  ego  tidak  mampu mengatasi  kecemasan  secara  rasional  maka  ego  akan  memunculkan
mekanisme  pertahanan  ego  ego  defence  mechanism  Sumadi Suryabrata, 2000: 58.
19
3. Gejala-Gejala Kecemasan
Dalam  menghadapi  kecemasan  individu  selalu  berusaha  untuk dapat  mengatasinya  dengan  berbagai  reaksi.  Reaksi  ini  biasanya  dapat
dikenali  melalui  gejala-gejala  yang  ada.  Gejala-gejala  kecemasan menurut  Atkinson,  Atkinson    Hilgard  1999:  249,  adalah  setiap  hari
individu  dalam keadaan  tegang, selalu merasa serba salah, khawatir dan cenderung  memberi  reaksi  berlebihan  pada  stres    yang  ringan.  Keluhan
fisik  yang  lazim  antara  lain  adalah  tidak  dapat  tenang,  tidur  terganggu, kelelahan,
sakit kepala
dan jantung
berdebar-debar serta
mengkhawatirkan  segala  masalah  yang  mungkin  terjadi  dan  sulit  sekali berkonsentrasi dalam mengambil keputusan.
Kecemasan  yang  dialami  oleh  individu  ditunjukkan  dengan berbagai  macam  ciri  atau  gejala.  Gejala-gejala  yang  bersifat  fisik
diantaranya  ialah  jari-jari  tangan  dingin,  detak  jantung  makin  cepat, berkeringat  dingin,  kepala  pusing,  nafsu  makan  berkurang,  tidur  tidak
nyenyak, dada sesak nafas. Gejala  yang bersifat  mental  yaitu ketakutan, merasa  akan  ditimpa  bahaya,  tidak  dapat  memusatkan  perhatian,  tidak
tentram, ingin lari dari kenyataan Siti Sundari, 2005: 51.
Menurut  Lazarus  Siti  Fadilah,  1997:  47,  reaksi  kecemasan  itu biasanya  dapat  dikenali  melalui  gejala-gejala  yang  ada  seperti,  jantung
berdebar-debar, sesak nafas, berkeringat, telapak kaki dan tangan dingin, lelah fisik, sakit kepala, pencernaan tidak sempurna, ganguan tidur yang
meliputi  insomnia  dan  mimpi  buruk,  tidak  mampu  berkonsentrasi,
20 berperasaan  sensitif  sehingga  mudah  merasa  malu  dan  tegang,  mudah
khawatir  dan  takut  serta  tidak  tenang  dan  cepat  bingung.  Disamping  itu individu cenderung bersikap pesimis, tidak percaya diri dan merasa tidak
bahagia. Grenberger    Padesky  2004:  210,  menyatakan  gejala  yang
tampak pada kecemasan antara lain: a.  Reaksi Fisik
Semua  perubahan  fisik  yang  dialami  oleh  individu  ketika merasa  cemas  merupakan  bagian  dari  respon  kecemasan  yang
disebut  dengan  “lawan,  lari,  atau  diam”.  Tiga  jenis  respon  ini  bisa adaptif  ketika  individu  menghadapi    bahaya.  Ada  beberapa  reaksi
fisik  yang  timbul  seperti:  telapak  tangan  berkeringat,  otot  tegang, jantung berdetak kencang, pipi merona, dan pusing-pusing.
b.  Perilaku Respon  individu  biasanya  berupa  menghindari  situasi  saat
kecemasan  terjadi,  meninggalkan  situasi  ketika  kecemasan  mulai terjadi,  mencoba  melakukan  banyak  hal  secara  sempurna,  mencoba
mencegah bahaya. c.  Pemikiran
Respon  pemikiran  berupa,  memikirkan  bahaya  secara berlebihan, menganggap diri anda tidak mampu  mengatasi masalah,
tidak  menganggap  penting  bantuan  yang  ada,  khawatir  dan  berpikir tegang dengan hal yang buruk.