Sumber Penyabab Kecemasan Kecemasan

27 c. Kelemahan fisik, individu yang memiliki kelemahan fisik tertentu maka ia akan merasakan cemas karena adanya penolakan dari orang lain. d. Pengalaman orang lain, kecemasan berasal dari pengalaman orang lain berupa informasi-informasi yang disampaikan sehingga menyebabkan rasa takut dan menimbulkan stimulus yang sebelumnya belum pernah dilihat secara langsung. Dari uraian diatas, dapat dipahami sumber kecemasan tidak hanya karena ancaman kebutuhan biologis dan ancaman keselamatan tetapi juga bersumber dari perasaan individu sendiri yang pesimis dan juga kecemasan dapat timbul karena pengalaman dari orang lain berupa informasi yang disampaikan. Sumber kecemasan juga dapat dilihat dari pendekatan psikoanalitik, pendekatan belajar dan pendekatan kognitif. Berdasarkan pendekatan psikoanalitik, Freud Yustinus Semiun, 2006: 334 menyebutkan tiga macam sumber kecemasan, yaitu: a. Kecemasan disebabkan oleh ancaman-ancaman dari dunia eksternal, seperti penyakit, masalah keuangan dan kegagalan, serta Freud menyebutnya sebagai ancaman obyektif. Kecemasan obyektif ini menyebabkan perasaan tidak tenang yang hebat hingga akhirnya menimbulkan kecemasan. b. Kecemasan disebabkan oleh konflik internal terhadap ungkapan impuls-impu ls “id”. Menurut Freud, konflik dan kecemasan terjadi 28 apabila “id” mencari pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan tetapi dihalangi oleh “ego” dan “super ego”. Kecemasan ini disebut dengan kecemasan moral. c. Kecemasan disebabkan karena “superego” tidak efektif dalam mengekang “ego” dan akan terjadi tingkah laku yang tidak dapat diterima. Kecemasan ini disebut dengan kecemasan neurotik. Penyebab kecemasan menurut Freud diatas dapat ditarik eksimpulan bahwa kecemasan individu disebabkan oleh dua faktor yaitu dari faktor eksternal seperti masalah keuangan atau kegagalan dan faktor internal berupa konflik yang terjadi pada id, ego dan superego. Berbeda dengan pernyataan dari Freud tentang sumber kecemasan di atas, berdasarkan pendapat belajar, para ahli teori belajar Yustinus Semiun, 2006: 338 berpendapat bahwa kecemasan terjadi karena peran dari pengondisian klasik. Peran dari pengondisian operan itu ialah kecemasan dilihat sebagai respon ketakutan yang terkondisi secara klasik. Dengan kata lain mereka mengemukakan bahwa respon ketakutan itu berpasangan dengan stimulus yang sebelumnya netral dan sebagai akibat dari pasangan pengondisian itu, stimulus yang sebelumnya netral sekarang menimbulkan kecemasan. Misalnya, seorang siswa yang pernah gagal dalam melaksanakan ujian sekolah maka ia akan merasa cemas jika menghadapi ujian karena takut kalau dirinya akan gagal lagi. Berbanding terbalik dengan para tokoh yang menggunakan pendekatan belajar mengenai sumber kecemasan di atas. Berdasarkan 29 pendekatan kognitif, para ahli teori kognitif Yustinus Semiun, 2006: 342 mengungkapkan bahwa sumber terjadinya kecemasan pada individu yaitu adanya kemapanan kognitif cognitive sets pada diri individu sendiri. Menurut Beck Emery Yustinus Semiun, 2006: 342 karena kemapanan kognitif yang salah maka bila berhadapan dengan situasi yang baru, orang-orang yang cenderung mengalami kecemasan dengan sendirinya karena akan memikirkan hal- hal seperti, “aku akan bertindak bodoh”; “aku tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan suatu pekerjaan yang baik”; dan “aku pasti nanti gagal”. Dari sumber-sumber kecemasan berdasarkan beberapa tokoh dan pendekatan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber kecemasan terjadinya kecemasan berasal dari faktor eksternal dan internal. Sumber kecemasan itu bermula dari pikiran-pikiran manusia itu sendiri yang mempersepsikan situasi baik sesuatu yang baru maupun yang sudah terjadi menjadi sebuah ancaman yang menakutkan atau mengerikan.

6. Macam-Macam Kecemasan

Kecemasan terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri di dalam lingkungan pada umumnya. Perasaan cemas yang berlarut-larut cenderung memberikan pengaruh negatif secara fisik maupun psikis bagi orang-orang yang mengalami kecemasan. 30 Leslie S. Greenberg 2002: 132 membagi kecemasan berdasarkan responnya menjadi dua macam, yaitu: a. State anxiety adalah kecemasan yang bersifat temporer atau timbul pada situasi tertentu dan terhadap sesuatu yang spesifik. b. Trait anxiety adalah sensasi kecemasan yang bersifat umum dan tidak mengarah pada sesuatu yang spesifik. Individu yang sedang merasakan berbagai keadaan yang membahayakan atau mengancam, cenderung untuk menghadapinya dengan reaksi kecemasan. Corey 1999: 17 membedakan kecemasan menjadi tiga macam, yaitu: a. Kecemasan Realistik Kecemasan realistik merupakan kecemasan terhadap bahaya dari dunia eksternal dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada. Biasanya bahaya ini datang dari lingkungan dimana individu berada. b. Kecemasan Neurotis Kecemasan neurotis ialah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu tindakan yang mendatangkan hukuman bagi dirinya. c. Kecemasan Moral Kecemasan moral merupakan ketakutan terhadap hati nurani sendiri, orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila melanggar kode moral yang berlaku dan dimilikinya.