Perbedaan Kecemasan Antara Siswa Akselerasi dan Non-Akselerasi
                                                                                57 serta mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada diri siswa, maka perlu
diselenggarakan  pelayanan  pendidikan  secara  diferensial,  yakni  pemberian pengalaman  dan  pendidikan  yang  disesuaikan  dengan  bakat,  minat  dan
kemampuan intelektual setiap peserta didik. Acceleration  adalah  suatu  program  belajar  yaitu  dengan  cara
meningkatkan  kecepatan  waktu  dalam  menguasai  materi  yang  dipelajari, diterapkan  bagi  siswa  dengan  kecerdasan  dan  kemampuan  luar  biasa  untuk
dapat  mempercepat  masa  studinya.  Namun  kenyataannya  kelas  akselerasi belum dapat dilaksanakan secara optimal. Akibatnya menimbulkan masalah-
masalah baru dalam dunia pendidikan, baik masalah emosi maupun masalah sosialisasi  antara  siswa-siswa  akselerasi  dengan  siswa-siswa  yang  lain,
mengalami  ketegangan,  kurang  bergaul  dan  tidak  menyukai  pelajaran  olah raga. Ketegangan tersebut timbul karena adanya harapan dan kebutuhan yang
tidak lazim dari standar normatif masyarakat. Tekanan dari lingkungan dikarenakan adanya harapan yang tinggi dari
orang  tua  agar  menjadi  anak  yang  sukses  atau  desakkan  masyarakat  agar menjadi  individu  yang  bermanfaat  di  masyarakat,  serta  anggapan  guru  dan
teman-teman  agar  berhasil  dalam  menentukan  pilihan  karir  dikemudian  hari Reni Akbar Hawadi, 2004: 40. Tekanan yang mereka rasakan tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya kecemasan. Kecemasan tergolong salah satu dari sekian banyak gejala manusiawi.
Hampir  setiap  orang  pernah  mengalami  kecemasan,  akan  tetapi  hanya intensitasnya  saja  yang  berbeda-beda.  Kecemasan  dapat  disimpulkan  suatu
58 keadaan emosi seseorang  yang tidak menyenangkan ditandai dengan sebagai
respon  terhadap  situasi  tertentu  yang  mengancam  dalam  kehidupannya. Kecemasan  merupakan  kekuatan  yang  besar  dalam  menggerakkan  tingkah
laku, baik tingkah laku normal maupun menyimpang. Anak-anak  cerdas  pada  umumnya  memiliki  sifat  individualistik  yang
akhirnya  justru  mengakibatkan  suasana  yang  kompetitif  di  dalam  kelas. Namun  suasana  kompetitif  tersebut  tidak  didukung  anak  yang  memiliki
kecerdasan  dan  bakat  istimewa,  karena  masuk  kelas  akselerasi  tidak memenuhi  kriteria.  Suasana  kompetitif  ini  selalu  membuat  siswa  melakukan
perbandingan dengan
prestasi yang
diperoleh temannya.
Saat membandingkan  itulah,  secara  tidak  langsung  siswa  sudah  membuat  standar
kesuksesan  sendiri,  yang  berdasar  pada  prestasi  orang  lain.  Sedangkan  pada siswa  non-akselerasi  kurangnya  suasana  yang  kompetitif  karena  rata-rata
memiliki  kecerdasan  yang  hampir  sama  dalam  kelas  membuat  mereka  sulit untuk  menetapkan  tujuan  atau  target  dengan  standar  yang  jelas.  Hanya  ada
beberapa  siswa  yang  mampu  mentapkan  tujuan  atau  target  dengan  standar kesuksesan yang didasarkan pada prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
Muatan  materi  kurikulum  untuk  program  akselerasi  tidak  berbeda dengan  kurikulum  standar  yang  digunakan  untuk  program  reguler.
Perbedaannya terletak pada struktur program pengajaran dalam alokasi waktu yang  lebih  singkat,  serta  pemilihan  materi-materi  pelajaran  yang  bersifat
esensial.
59 Reni  Akbar  Hawadi  2004:  84  memaparkan  siswa  akselerasi
dinominasikan  oleh  guru,  teman-teman  dan  orang  tua  sebagai  anak  yang paling  hebat  dan  paling  pandai  dibandingkan  siswa  reguler  lainnya.  Guru
tidak  memperhitungkan  anak  berbakat  yang  sulit  menyesuaikan  diri, penyendiri  atau  yang  bermasalah  dalam  hal  pembelajaran.  Dari  dua
penyelenggaraan  pendidikan  akselerasi  dan  non-akselerasi  tercipta  dua lingkungan dan suasana yang berbeda dalam sekolah akibat perbedaan target
kurikulum,  iklim  pembelajaran,  sistem  penilaian  dan  pemberian  tugas, tuntutan  dan  harapan  guru  serta  orang  tua,  keadaan  biologis,  kemampuan
beradaptasi  atau  mempertahankan  diri  terhadap  lingkungan  yang  diperoleh dari  perkembangan  dan  pengalaman,  serta  adaptasi  terhadap  rangsangan,
situasi  atau  stressor  yang  dihadapi  yang  berbeda  mengakibatkan  perbedaan kecemasan siswa akselerasi dan non-akselerasi.