1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran  merupakan  tindakan  edukatif  yang  bertujuan  untuk mengembangkan  potensi  peserta  didik  yang  meliputi  aspek  kognitif,  afektif,  dan
psikomotor.  Berdasarkan  Pasal  2  Permendikbud  Nomor  103  Tahun  2014  untuk mencapai  tujuan  pembelajaran,  guru  harus  melaksanakan  pembelajaran  berbasis
aktivitas yang memuat karakterikstik sebagai berikut: 1 interaksi dan inspiratif; 2 menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif;  3  kontekstual  dan  kolaboratif;  4  memberikan  ruang  yang  cukup  bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan 5 sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dengan melaksanakan pembelajaran seperti tersebut di atas, peserta didik
diharapkan  dapat  mencapai  kompetensi  yang  telah  ditentukan.  Berdasarkan kurikulum  2013,  kompetensi  lulusan  yang  harus  dicapai  oleh  peserta  didik  usia
sekolah  dasar  pada  ranah  pengetahuan  adalah  memiliki  pengetahuan  faktual  dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya dalam wawasan kemanusiaan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Ketercapaian  kompetensi  dalam  pembelajaran  dapat  dilihat  dari  hasil belajar  yang  diperoleh  siswa.  Menurut  Wina  Sanjaya  2010:15  ada  beberapa
variabel  yang  dapat  mempengaruhi  keberhasilan  suatu  pembelajaran,  antara  lain faktor  guru,  faktor  siswa,  faktor  sarana  dan  prasarana,  dan  faktor  lingkungan.
Kualitas  dan  kemampuan  guru  sangat  menentukan  keberhasilan  pembelajaran.
2 Seyogyanya,  guru  berkemampuan  untuk  memilih  strategi,  teknik,  pendekatan,
metode,  sumber  belajar  serta  media  yang  tepat  dalam  pembelajaran  sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Kemampuan guru tersebut
dibutuhkan pada semua mata pelajaran  yang diajarkan di sekolah dasar termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Pada  waktu  peneliti  melakukan  observasi  di  kelas  V  SD  Grogol, ditemukan  beberapa  fakta  di  antaranya  pembelajaran  yang  berlangsung  hanya
menggunakan  buku  guru  dan  buku  siswa.  Metode  yang  digunakan  berupa ceramah, penugasan, dan tanya jawab.  Media  yang digunakan  kurang bervariasi.
Materi yang disampaikan hanya berasal dari media yang ada di dalam buku yaitu media  ilustrasi  sederhana.  Hal  tersebut  mengakibatkan  siswa  terlihat  tidak
antusias dalam belajar. Ketika dilakukan wawancara  dengan  guru  kelas  V di  SD Grogol Bantul,
guru  kelas  V  mengatakan  bahwa  pembelajaran  IPA  di  SD  Grogol  sudah memanfaatkan  media.  Namun  hanya  beberapa  materi  yang  medianya  telah
disediakan  oleh  sekolah.  Pembelajaran  yang  berlangsung  masih  menggunakan buku  siswa  dan  buku  guru  saja.  Guru  kelas  V  sangat  menyayangkan
ketidakoptimalan  penggunaan  media  khususnya  pada  mata  pelajaran  IPA  kerena beliau  mengakui  bahwa  media  sangat  penting  digunakan  sebagai  penunjang
kegiatan  pembelajaran.  Adanya  media  di  sekolah  pun  tidak  sepenuhnya  dapat dimanfaatkan  karena  banyaknya  guru  yang  menggunakan  sehingga  terkadang
tidak kembali di tempat penyimpanan tidak memiliki laboratorium IPA. Alhasil guru tidak menggunakan media tersebut apabila tidak ada media di sekolah.
3 Selain  terkendala  keterbatasan  media,  pembelajaran  IPA  juga  terkendala
kurangnya  kecakapan  guru  dalam  memahami  dan  menghadapi  kurikulum  yang berlaku yaitu kurikulum 2013. SD Grogol merupakan salah satu SD yang ditunjuk
sebagai SD percobaan kurikulum 2013 sejak 4 semester silam. Guru menjelaskan bahwa  diterapkannya  kurikulum  2013,  guru  mengalami  kesulitan  melaksanakan
inovasi  pembelajaran  yang  dapat  membimbing  siswa  mencari  dan  membangun pengetahuannya  sendiri.  Selain  itu,  guru  belum  dapat  mengatur  waktu  dengan
efektif sehingga tidak semua materi dapat tersampaikan dengan baik. Pemahaman yang diperoleh siswa pun belum merata.
Pelaksanaan  pembelajaran  yang  telah  dilakukan  selama  ini  berdampak pada  hasil  belajar  siswa.  Rata-rata  hasil  belajar  siswa  pada  ulangan  tengah
semester  maupun  ulangan  akhir  semester  masih  berada  di  bawah  kriteria ketuntasan  minimal  yang  ditetapkan  yaitu  75.  Hasil  belajar  siswa  dapat  dilihat
pada lampiran halaman 83. Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih oleh setiap  guru,  agar  selalu  berusaha  menciptakan  alternatif  kegiatan  pembelajaran
yang dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi selama ini. Materi tentang ekosistem merupakan materi yang harus diajarkan di kelas
V  berdasarkan  kurikulum  2013.  Guru  mengalami  kesulitan  untuk  mengajarkan materi  ekosistem  karena  tidak  semua  materi  tentang  ekosistem  dapat  disajikan
secara  langsung.  Hal  itu  disebabkan  letaknya  yang  jauh  seperti  tundra,  padang pasir, laut, dan lain sebagainya. Pada pembelajaran tentang ekosistem, guru di SD
Grogol hanya menggunakan media gambar yang ditayangkan di depan kelas atau ilustrasi  yang  terdapat  pada  buku  teks  untuk  menjelaskan  materi  tersebut.
4 Akibatnya, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang antusias dan kurang
aktif.  Salah  satu  alternatif  agar  pembelajaran  berlangsung  efisien  dan  menarik adalah dengan menggunakan media diorama.
Berdasarkan  hasil  riset  tentang  penggunaan  media  diorama  oleh  Samsul Arifin  tahun  2008  terbukti  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  IPA  siswa  kelas  IV
SDN  Klangrong,  Kejayan,  Pasuruan.  Semua  siswa  telah  mencapai  kriteria ketuntasan  minimal  setelah  mendapatkan  tindakan  pembelajaran  menggunakan
media diorama. Dari penelitian  yang telah dilakukan tersebut,  dapat  disimpulkan bahwa media diorama dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
Selain  Samsul  Arifin,  Purwosiwi  Pandansari  pada  tahun  2012  juga membuktikan  keefektifan  pembelajaran  dengan  menggunakan  media  diorama
terutama  untuk  mempengaruhi  kreativitas  siswa.  Hasil  uji  t  yang  digunakan, diperoleh hasil p= 0,000  0,05 yang menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan penggunaan media diorama terhadap kreativitas siswa. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa media diorama dapat digunakan
sebagai  salah  satu  alternatif  media  pembelajaran  untuk  mengoptimalkan  proses pembelajaran  khususnya  pada  materi  IPA.  Untuk  itu  peneliti  bertujuan  untuk
melakukan  penelitian  dengan  judul “Pengaruh  Penggunaan  Media  Diorama
terhadap  Hasil  Belajar  IPA  tentang  Ekosistem  pada  Siswa  Kelas  V  SD  Grogol Bantul
”.
5
B. Identifikasi Masalah