23 menunjukkan materi tersebut di atas komponen, jenis, dan keseimbangan
ekosistem pada pembelajaran untuk memberikan pengalaman langsung pada siswa. Apabila tidak dimungkinkan, dapat menggantinya dengan menggunakan
media pembelajaran.
D. Kajian mengenai Karakteristik Siswa di Sekolah dasar kelas V
Setiap tahapan usia yang dilalui oleh manusia memiliki karakteristik masing masing. Nasution dalam Syaiful 2008: 123 mengatakan bahwa masa usia
sekolah dasar berlangsung dari usia enam hingga sebelas atau dua belas tahun. Sugiyanto http:staff.uny.ac.id
menjelaskan bahwa karakteristik siswa sekolah
dasar dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Anak SD senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan terutama untuk kelas awal. Guru SD
seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur
permainan di dalamnya. 2. Anak SD senang bergerak
Anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena
itu, guru hendaknya
merancang model
pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. 3. Anak usia SD senang bekerja dalam kelompok
Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung
24 pada diterimanya di lingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat sportif, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam
kelompok.
4. Anak SD senang merasakan atau melakukanmemperagakan sesuatu secara
langsung.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, siswa belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep ‐konsep lama. Bagi anak
SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Lebih khusus lagi, siswa kelas IV sampai VI pada umumnya memiliki usia antara 9 -12 tahun, sehingga berdasarkan klasifikasi Piaget mereka berada pada
tingkat perkembangan akhir operasional konkret sampai awal operasional formal. Noehi Nasution, dkk 1992 mengemukakan bahwa ada beberapa sifat
khas anak-anak pada masa kelas tinggi sekolah dasar antara lain:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. 2. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
25 4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya 5. Pada masa ini anak memandang nilai angka sebagai ukuran yang tepat
mengenai hasil sekolah. 6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya.
Berdasarkan berkembangnya tingkat kemampuan berpikir anak kelas tinggi maka untuk pembelajaran di kelas V sebaiknya sudah diarahkan pada
kemampuan berpikir yang lebih kompleks. Misalnya dengan berdiskusi dalam kelompok untuk memprediksi, menginterpretasi data atau membuat kesimpulan
dari hasil pengamatan yang dilakukan. Namun, masih memerlukan kekonkretan dalam pembelajaran guna memperkaya pengalaman siswa. Hasil belajar juga
sudah dianggap penting bagi siswa kelas V.
E. Kajian mengenai Media Pembelajaran