39 dengan  rata-rata  20.83871.  2  kreativitas  menggambar  busana  pesta  setelah
menggunakan  media  diorama  sebesar  100  atau  31  siswa  dengan  katagori kreatif. Nilai terendah yang diperoleh sebesar 26 dan nilai tertinggi sebesar 31
dengan  rata-rata  28.19354.  3  ada  pengaruh  penggunaan  media  diorama terhadap  kreativitas  menggambar  busana  pesta  ditunjukan  oleh  hasil  uji  t
sebesar  t=  16.084  dan  p  =  0,000,  karena  nilai  p  0,05.  Hal  ini  menujukan bahwa  16.084  16  kreativitas  menggambar  busana  pesta  siswa  kelas  XI
SMK Karya Rini dipengaruhi oleh media diorama. Penelitian  yang  dilakukan  merupakan  penelitian  lanjutan  dari  penelitian-
penelitian sebelumnya. Peneliti mencoba menggunakan media diorama yang telah berhasil  digunakan  pada  penelitian  sebelumnya  untuk  digunakan  kembali  pada
materi  yang  berbeda,  yaitu  materi  tentang  ekosistem  pada  mata  pelajaran  IPA. Berdasarkan  penelitian  yang  relevan  di  atas,  media  diorama  diharapkan  dapat
memberikan  pengaruh  terhadap  hasil  belajar  IPA  tentang  ekosistem  pada  siswa kelas V SD Grogol Bantul tahun ajaran 20142015.
H. Kerangka Berpikir
Hasil  belajar  adalah  pencapaian  dari  kegiatan  belajar  yang  meliputi  aspek kognitif,  psikomotor,  dan  afektif.  Hasil  belajar  sangat  dibutuhkan  yaitu  untuk
mengukur  keberhasilan  proses  belajar  mengajar.  Adapun  faktor  yang mempengaruhi  hasil  belajar  yaitu  faktor  luar  dan  dalam.  Kedua  faktor  ini
kaitannya  erat  dengan  tinggi  rendahnya  hasil  yang  diraih  oleh  seorang  siswa, karena dengan dukungan kedua faktor ini seorang siswa dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan baik. Seorang siswa yang dapat mengikuti proses belajar mengajar
40 dengan baik dapat dipastikan hasil belajar yang diraihnya pun akan tinggi. Faktor
dalam  siswa  yang  berpengaruh  antara  lain  fator  fisiologis  dan  faktor  psikologis. Sedangkan faktor luar yang berpengaruh antara lain faktor lingkungan dan faktor
instrumental  yang  meliputi  kurikulum,  guru,  sarana  dan  fasilitas  terdiri  dari sumber, media, dan lain sebagainya, serta administrasi.
Ketersediaan  dan  penggunaan  media  merupakan  salah  satu  faktor  yang mempengaruhi  hasil  belajar  siswa.  Media  merupakan  salah  satu  fasilitas  belajar
yang mendukung tercapainya hasil belajar yang tinggi. Hal itu dikarenakan media dapat  membantu  guru  untuk  menyalurkan  pesan  sehingga  dapat  merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik. Media memberikan banyak manfaat terutama untuk anak usia SD yang masih berada dalam tahap operasional
konkret, di mana pada tahap ini anak dapat menyelesaikan masalah dan ide yang mengacu pada pengalaman konkret. Namun tidak dapat menggunakan sembarang
benda  konkret,  pemilihannya  pun  harus  disesuaikan  dengan  prinsip  pemilihan media.
Ilmu  Pengetahuan  Alam  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  di  sekolah dasar  yang  tentunya  membutuhkan  media.  Ketersediaan  alat  atau  media  menjadi
komponen  yang  menyusun  karakteristik  pembelajaran  IPA  di  SD,  karena  media akan membantu pembelajaran IPA terutama dalam kegiatan pengamatan.
Salah satu materi IPA untuk kelas V SD adalah ekosistem yang dituangkan dalam  kurikulum  2013.  Materi  ekosistem  di  sekolah  dasar  menekankan  pada
konsep  dasar  ekosistem,  jenis-jenis,  komponen,  serta  keseimbangan  ekosistem. Media paling konkret adalah pengalaman langsung atau dengan membawa benda-
benda  nyata  di  dalam  kelas.  Namun  materi  ini  sulit  untuk  disampaikan  dengan
41 pengalaman  langsung  karena  komponen  materi  ini  berupa  benda  hidup  maupun
benda tak hidup  serta berbagai  lingkungan seperti  sawah, perairan laut,  tundra, padang  pasir,  dan  lain  sebagainya.  Oleh  karena  itu  dibutuhkan  media  pengganti
pengalaman langsung, yaitu media diorama. Media  diorama  merupakan  gabungan  antara  model  dengan  gambar
perspektif  dalam  suatu  penampilan  utuh  yang  menggambarkan  suasana sebenarnya.  Media  ini  dapat  diamati  dari  arah  pandang  mana  saja.  Media  ini
memiliki  banyak  fungsi.  Di  antaranya  adalah  dapat  mengatasi  kesulitan  yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu besar dan luas, untuk mempelajari
objek yang tak terjangkau secara fisik dan untuk mempelajari  objek yang mudah dijangkau  tetapi  tidak  memberikan  keterangan  yang  memadai.  Dari  penjelasan
tersebut  dapat  diketahui  bahwa  media  diorama  cocok  digunakan  dalam pembelajaran  IPA  tentang  ekosistem.  Dengan  demikian,  media  diorama  tepat
digunakan  untuk  memberikan  pengaruh  terhadap  hasil  belajar  IPA  khususnya tentang ekosistem  pada kelas V SD Grogol Bantul.
Bagan  pada  gambar  3  di  bawah  ini  adalah  kerangka  pikir  penelitian Pengaruh  Penggunaan  Media  Diorama  terhadap  Hasil  Belajar  IPA  tentang
Ekosistem pada Siswa Kelas V SD Grogol Bantul.
42 Berdasarkan pendapat
ahli
Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan  kajian  teori,  kerangka  berpikir,  dan  permasalahan  penelitian yang  dirumuskan  maka  diajukan  hipotesis  penelitian  yaitu  ada  pengaruh
penggunaan  diorama  terhadap  hasil  belajar  IPA  tentang  ekosistem  pada  siswa kelas V  SD Grogol Bantul tahun ajaran 2014 2015.
Media Diorama Dapat  merangsang  pikiran,
perasaan, perhatian,
dan minat  peserta  didik  dalam
belajar.
Siswa  akan  lebih  mudah  menerima materi  yang  disampaikan  guru
karena  memberikan  pengalaman konkret.
Mendukung  tercapainya hasil belajar yang tinggi
Menurut  Ngalim  Purwanto 2003:107,  ketersediaan  dan
penggunaan media merupakan salah
satu faktor
yang mempengaruhi  hasil  belajar
siswa. Ada  pengaruh  penggunaan
media diorama
terhadap hasil belajar kognitif siswa.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian  ini  termasuk  penelitian  eksperimen  experimental  research. Sugiyono  2012:107  mengungkapkan  bahwa  penelitian  eksperimen  merupakan
metode  penelitian  yang  digunakan  untuk  mencari  pengaruh  perlakuan  tertentu terhadap  yang  lain  dalam  kondisi  yang  terkendalikan.  Adanya  kelompok  kontrol
merupakan  ciri  khas  dari  penelitian  eksperimen  dibandingkan  dengan  penelitian kuantitatif  lainnya.  Penelitian  eksperimen  menurut  Nana  Syaodih  2012:57
merupakan  penelitian  yang  paling  murni  kuantitatif  karena  kaidah-kaidah penelitian  kuantitatif  dapat  diterapkan  pada  metode  ini.  Metode  penelitian  ini
bersifat menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Jenis  metode  penelitian  eksperimen  yang  digunakan  adalah  penelitian
ekperimen  semu  quasi  experimental.  Menurut  Sugiyono  2011:  116  bentuk desain  eksperimen  ini  merupakan  pengembangan  dari  true  experimental  design
yang  sulit  dilaksanakan.  Ada  dua  bentuk  desain  quasi  experimental,  yaitu  Time- Series Design dan Nonequivalent Control Group Design.
Desain  penelitian  yang  digunakan  adalah  Nonequivalent  Control  Group Design.  Nonequivalent Control Group Design merupakan desain penelitian yang
tidak  memilih  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol  secara  random. Bentuk desain ini dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Bentuk Desain Penelitian Kelompok
Pre-test Perlakuan
Post-test Eksperimen
O
1
X O
2
Kontrol O
3
- O
4
Sumber: Sugiyono, 2010: 116