Definisi Operasional Variabel METODE PENELITIAN
= jumlah varians skor tiap item = varians total
= banyaknya item
Suharsimi Arikunto, 2013: 122 Interpretasi tingkat reliabilitas suatu tes yaitu:
1 Soal memiliki reliabilitas yang tinggi atau reliabel apabila r
lebih besar atau sama dengan 0,70.
2 Soal memiliki reliabilitas yang rendah atau tidak reliabel apabila r
lebih kecil dari 0,70. Sukiman, 2012: 203-205
3. Tingkat Kesukaran Soal Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal mana yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Tingkat kesukaran P dapat dihitung dengan rumus:
P = Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Suharsimi Arikunto, 2013: 224 Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Suharsimi Arikunto, 2013: 225 4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Menghitung daya pembeda perlu dibedakan antara kelompok kecil kurang atau sama dengan 100 dan
kelompok besar lebih dari 100. a. Kelompok kecil
Seluruh kelompok testee, dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas J
A
dan kelompok bawah J
B
. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah lalu dibagi dua.
b. Kelompok besar Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisis, maka untuk
kelompok besar biasanya hanya diambil 2 kutubnya saja, yaitu 27 skor teratas sebagai kelompok teratas J
A
dan 27 skor terbawah sebagai kelompok bawah J
B
. Daya pembeda dapat dihitung menggunakan rumus:
D = B
A
- B
B
= P
A
- P
B
J
A
J
B
Keterangan: J = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
P
A
= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B
= : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Suharsimi Arikunto, 2013: 228 Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
D: 0,00 – 0,19 : jelek poor D: 0,20 – 0,39 : cukup satisfactory
D: 0,40 – 0,69 : baik good D: 0,70 – 1,00 : baik sekali excellent
D: negatif, semuanya tidak baik
Zainal Arifin, 2013: 274 5. Efektivitas Pengecoh
Efektivitas penggunaan pengecoh dapat diketahui dengan melihat pola sebaran jawaban para siswa. Dari pola sebaran jawaban data
ditentukan apakah pengecoh dapat berfungsi atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek,
terlalu menyolok, menyesatkan. Sebaliknya sebuah pengecoh distractor dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh distractor
tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan pengecoh yang
baik ditandai dipilih oleh sedikitnya 5 dari peserta tes. Indeks pengecoh dihitung dengan rumus:
= 1
× 100 Keterangan:
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar
n = jumlah alternatif jawaban opsi
1 = bilangan tetap
Zainal Arifin, 2013: 279 Kriteria untuk menilai penggunaan pengecoh diadaptasi dari Skala Likert
yaitu sebagai berikut:
IP = 76 - 125 : Sangat Baik
IP = 51 - 75 atau 126 - 150 : Baik
IP = 26 - 50 atau 151 - 175 : Sedang
IP = 0 - 25 atau 176 - 200 : Tidak baik
IP = lebih dari 200 : Sangat tidak baik
Zainal Arifin, 2013: 280