analisis terhadap tingkat kesukaran. Menurut Zainal Arifin 2013: 266 “tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.” Butir
soal dalam kategori sedang harus tetap dipertahankan. Soal yang sukar harus diperbaiki dengan mengganti soal dimana sebagian peserta didik
mampu menjawab soal tersebut karena kemungkinan sebagian besar peserta didik telah memahami materi yang ditanyakan. Soal yang termasuk
kategori mudah harus diadakan perbaikan dengan mengganti kalimat yang lebih kompleks sehingga menuntut peserta didik untuk lebih berfikir.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS
SMA Negeri 2 Wonosobo Tahun Ajaran 20142015 merupakan soal dengan tingkat kesukaran mudah.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan butir soal yang skornya dapat membedakan siswa dari kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa butir soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS SMA
Negeri 2 Wonosobo Tahun Ajaran 20142015 bahwa butir soal objektif dengan daya pembeda jelek berjumlah 22 butir 55, cukup berjumlah 14
butir 35, baik berjumlah 2 butir 5, baik sekali berjumlah 0 butir 0, dan tidak baik berjumlah 2 butir 5. Bentuk soal uraian dengan
daya pembeda jelek berjumlah 2 butir 40, cukup berjumlah 1 butir 20, dan baik berjumlah 2 butir 40. Dari uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Wonosobo Tahun
Ajaran 20142015 termasuk soal yang kurang berkualitas karena 22 butir atau 55 dari soal bentuk objektif dan 2 butir atau 40 dari soal bentuk
uraian tidak dapat membedakan peserta dari kelompok tinggi dan rendah. Hasil penelitian tersebut sudah sesuai dengan kajian teori yang
menyatakan bahwa salah satu analisis yang harus dilakukan untuk mengetahui masing-masing item soal dapat dikatakan baik sebagai alat
evaluasi adalah analisis terhadap daya pembeda. Menurut Anas Sudijono 2011: 385 “daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah”. Jika semua atau sebagian
besar siswa pandai dapat menjawab dengan benar suatu soal maka daya pembeda soal tersebut tinggi.
Contoh soal dengan daya pembeda jelek seperti dalam soal nomor 11 “Pembagian keuntungan perusahaan dikelola oleh manajemen
bidang….” karena tidak dapat melaksanakan fungsinya yaitu soal yang membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah setelah mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang berkemampuan rendah dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Selain
itu pemilihan bahasa yang singkat dan sangat jelas terkesan mudah untuk
dijawab. Sedangkan contoh soal dengan daya pembeda yang baik adalah seperti pada soal nomor 42 “Bidang-bidang apa saja yang dapat dikelola
oleh BUMN, sebutkan”. Pada soal nomor 42 merupakan soal uraian yang dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah setelah mengikuti proses pembelajaran. Dilihat dari pemilihan bahasa dan teknik dalam penyusunan soal menggunakan bahasa
yang mudah dipahami tetapi siswa yang berkemampuan rendah yang tidak memahami materi yang ditanyakan dalam soal tidak mudah untuk
menjawabnya sehingga dapat dibedakan siswa berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa soal tersebut adalah soal yang kurang berkualitas, artinya soal tersebut belum dapat membedakan
antara siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belumkurang menguasai kompetensi karena dari 40 butir soal objektif 16
butir soal tergolong soal cukup dan baik. Sedangkan dalam bentuk soal uraian dari 5 butir soal terdapat 3 butir soal tergolong soal cukup dan baik.
Dengan demikian soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Wonosobo Tahun
Ajaran 20142015 belum dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik karena tidak dapat melaksanakan fungsinya. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aditya Melia Nugrahanti bahwa soal dengan daya pembeda jelek sebesar 20, cukup sebesar 10, baik sebesar