8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi Menurut Ralph Tyler dalam Suharsimi Arikunto 2013: 3,
“Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai”. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli yaitu Cronbach dan Stufflebeam yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto
2013: 3 bahwa proses evaluasi bukan hanya mengukur suatu tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan, misalnya untuk
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM atau keputusan naik kelas. Menurut Norman E. Grounlund dalam Ngalim Purwanto 2013:
3 “evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan dan membuat keputusan bahwa tujuan-tujuan pengajaran telah tercapai
oleh siswa”. Menurut Suharsimi Arikunto
2013: 6-8 guru perlu
mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian hasil belajar
mempunyai makna yang penting, baik bagi siswa, guru maupun
sekolah. Menurut Zainal Arifin 2013: 5 evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil produk.
Jadi, evaluasi adalah suatu proses yang direncanakan untuk memperoleh informasi atau data yang dapat menggambarkan hasil
evaluasi peserta didik
tersebut untuk
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan oleh guru atau pihak yang terkait.
b. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Belajar Menurut Zainal Arifin 2013: 13-15 penentuan tujuan evaluasi
sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat khusus. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum,
maka tujuan tersebut diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau mengembangkan instrumen
evaluasi lainnya. Adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah:
1 Menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.
2 Mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran.
3 Mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
4 Seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.
5 Menentukan kenaikan kelas. 6 Menentukan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
c. Prinsip Evaluasi Hasil Belajar Menurut Daryanto 2001: 19-21 terdapat lima prinsip yang
perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi yaitu, adanya
keterpaduan, keterlibatan
siswa, koherensi,
pedagogis, dan
akuntabilitas yang dipaparkan sebagai berikut: 1 Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran disamping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran.
2 Keterlibatan Siswa Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA Cara
Belajar Siswa Aktif yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif. 3 Koherensi
Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak
diukur.
4 Pedagogis Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat
motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran reward yakni sebagai
sebagai penghargaan bagi yang berhasil, tetapi merupakan hukuman bagi yang tidakkurang berhasil.
5 Akuntabilitas Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban. Pihak-pihak yang dimaksud
antara lain orang tua, calon majikan, masyarakat pada lingkungan umumnya, dan lembaga pendidikan sendiri.