dijawab. Sedangkan contoh soal dengan daya pembeda yang baik adalah seperti pada soal nomor 42 “Bidang-bidang apa saja yang dapat dikelola
oleh BUMN, sebutkan”. Pada soal nomor 42 merupakan soal uraian yang dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah setelah mengikuti proses pembelajaran. Dilihat dari pemilihan bahasa dan teknik dalam penyusunan soal menggunakan bahasa
yang mudah dipahami tetapi siswa yang berkemampuan rendah yang tidak memahami materi yang ditanyakan dalam soal tidak mudah untuk
menjawabnya sehingga dapat dibedakan siswa berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa soal tersebut adalah soal yang kurang berkualitas, artinya soal tersebut belum dapat membedakan
antara siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belumkurang menguasai kompetensi karena dari 40 butir soal objektif 16
butir soal tergolong soal cukup dan baik. Sedangkan dalam bentuk soal uraian dari 5 butir soal terdapat 3 butir soal tergolong soal cukup dan baik.
Dengan demikian soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Wonosobo Tahun
Ajaran 20142015 belum dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik karena tidak dapat melaksanakan fungsinya. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aditya Melia Nugrahanti bahwa soal dengan daya pembeda jelek sebesar 20, cukup sebesar 10, baik sebesar
10, baik sekali sebesar 60, sedangkan pada bentuk soal uraian yang memiliki daya pembeda jelek sebesar 75 dan cukup sebesar 25.
Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Wonosobo Tahun Ajaran
20142015 perlu banyak perbaikan, sedangkan soal yang daya
pembedanya baik harus diperhatikan atau bahkan ditingkatkan sehingga dapat menjadi sangat baik karena belum ada satupun soal yang tergolong
sangat baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah memperbaiki soal yang kurang jelas perumusannya karena menyebabkan
pengertian yang kurang jelas.
5. Efektifitas Pengecoh
Pola penyebaran jawaban diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d, e atau tidak memilih pilihan
apapun. Dari pola sebaran jawaban dapat ditentukan suatu pengecoh tersebut berfungsi atau tidak. Suatu pengecoh yang berfungsi dengan baik
apabila paling sedikit dipilih oleh 5 peserta tes. Seluruh siswa kelas XII IPS yang mengikuti Ujian Akhir Semester Gasal sebanyak 143 siswa, jadi
pengecoh yang berfungsi sekurang-kurangnya dipilih oleh 5 dari 143 yaitu 7,15 sehingga dibulatkan dalam penelitian ini diambil sejumlah 8
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang memiliki pengecoh
yang berfungsi sangat baik 2 butir 5, memiliki pengecoh yang baik 2 butir 5, memiliki pengecoh yang cukup 9 butir 22,5, memiliki
pengecoh yang kurang baik 13 butir 32,5, dan memiliki pengecoh yang tidak baik 14 butir 35. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Wika Sevi Oktanin butir soal yang memiliki pengecoh yang berfungsi sangat baik sejumlah 1 butir 2, baik
sejumlah 7 butir 14, cukup sejumlah 15 butir 30, kurang baik sejumlah 14 butir 28, dan tidak baik sejumlah 13 butir 26. Menurut
Zainal Arifin 2012: 279 “pada soal dalam bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban opsi yang merupakan pengecoh. Semakin banyak
peserta tes yang memilih pengecoh tersebut, maka pengecoh tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik”.
Contoh soal dengan efektivitas pengecoh yang tidak baik terdapat pada soal nomor 21 “Kegiatan utama dalam perusahaan dagang adalah….”
dengan pilihan jawaban “A. Membeli barang dagang untuk disimpan, B. Membeli barang dagang untuk diproses, C. Membeli barang dagang untuk
dijual, D.Membeli barang dagang untuk diproduksi, E. Membeli barang dagang untuk dikonsumsi.”. Dari soal dan pilihan jawaban yang
disediakan butir soal nomor 21 merupakan soal dengan efektivitas pengecoh yang tidak baik karena siswa yang telah mengikuti proses
pembelajaran dan memahami ataupun kurang memahami materi tersebut akan mudah menjawab dengan jawaban yang benar dan tidak terkecoh
oleh pilihan jawaban yang lain. Kekurangannya mungkin hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga perlu ditulis kembali dengan
perubahan seperlunya yang lebih memerlukan pemikiran dalam
menentukan jawaban. Contoh soal dengan efektivitas pengecoh yang baik terdapat pada soal nomor 36 “Dalam buku penjualan terdapat piutang
Rp4.000.000,00. Dalam buku penerimaan kas kolom piutang terdapat Rp1.000.000,00. Dari data tersebut diposting ke buku besar”. Soal tersebut
memiliki efektivitas pengecoh yang baik karena dalam menentukan jawaban yang benar siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran perlu
berfikir keras karena pilihan jawaban pengecoh yang disediakan memiliki daya tarik yang besar sehingga seolah-olah pilihan jawaban tersebut adalah
jawaban yang benar. Butir soal yang termasuk kategori yang sangat baik adalah soal
yang empat pengecohnya dapat berfungsi dengan baik. Butir soal yang masuk kategori baik adalah soal yang tiga pengecohnya berfungsi dengan
baik dan salah satu alternatf jawaban tidak berfungsi karena tidak dipilih oleh peserta tes atau ada yang memilih tetapi kurang dari 5. Butir soal
yang termasuk cukup adalah soal yang dua pengecohnya dapat berfungsi dengan baik dan dua alternatif jawaban tidak berfungsi karena sama sekali
tidak dipilih oleh peserta tes atau ada yang memilih tetapi kurang dari 5. Butir soal yang termasuk kurang baik adalah soal yang satu pengecohnya
dapat berfungsi dengan baik dan tiga alternatif jawabannya tidak berfungsi karena sama sekali tidak dipilih oleh peserta tes atau ada yang memilih
tetapi kurang dari 5. Butir soal yang termasuk tidak baik adalah soal yang keempat alternatif jawabannya tidak dapat berfungsi dengan baik