7. Motivasi untuk Mentaati Perintah Agama
Motivasi   Enthus   Susmono   menyampaikan   ajaran   agama   Islam   untuk mentaati perintah agama ini bisa dilihat dari kehehendaknya untuk bahasa Enthus
balighu anni walau ayah: menyampaikan kebaikan agama meski hanya satu  ayat atau sebisanya.   Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kehendak Enthus Susmono
ini, bisa dilihat dalam cuplikan hasil wawancara seperti berikut:
“Hla ya jenenge wong Islam ki rak ya wajib amar makruf nahi munkar ‘ra ketang sak bisane, mula nadyan aku ora pinter nemen, ning ya sak kamat-
kamat ndalil thithik”.
“Namanya   orang   Islam   itu   kan   ya   wajib   amar   makruf   nahi   mungkar meskipun   hanya  sebisa-bisanya,  maka   walaupun  aku   tidak   pandai  sekali,
tetapi sebisa-bisanya saya menyampaikan ayat meskipun sedikit”.
B. Motivasi Dalang Enthus Susmono Menyampaikan Ajaran Agama Islam Sesuai dengan Teori Sumadi Suryabrata
Motivasi   Enthus   Susmomono   menyampaikan   ajaran   agama   Islam   dalam pertunjukan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina, adalah sesuai dengan
teori     Suryabrata,   yakni   karena   motivasi   internal:  harga   diri,   keinginan   atau kehandak, dan kepuasan, dan eksternal: lingkungan, dan system masyarakat yang
ada.
1. Motivasi Internal
Motivasi  Enthus Susmomono menyampaikan  ajaran  agama  Islam  dalam pertunjukan   wayang   kulit   purwa   lakon   Cupu   Manik   Astagina,   adalah   karena
motivasi internal:  harga diri, keinginan atau kehendak, dan kepuasan.
Motivasi internal harga diri, bisa dilihat dari ketika Enthus Susmono ditanya tentang   alasan   menyampaikan   dakwahnya   lewat   pertunjukan   dilakukan.   Ketika
ditanya tentang alasannya tersebut, Enthus Susmono mengaku punya  harga diri sebagai orang Islam atau sebagai dai yang tidak boleh lemah dalam menyampaikan
kebaikan  agama secara  jelas dan gamblang. Alasa itu  lebih jelas bdilihat  dalam cuplikan berikut.
“Hla ya wong aku ki muslim,  dadi  ora terus ngetokke kelemahanku kaya lumrahe dalang. Angger dalang kok terus ora isa ndalil, mangka ya muslim
hla yen aku ya terus dadi kaya ngetokke bodhone” .
“Hla ya orang aku ini muslim, jidak karena muslim, maka ya tidak kemudian memperlihatkan kelemahannya seperti dalang-dalang pada umumnya.  Kalau
sudah dalang kok terus tidak bisa mengeluarkan ayat, itu bagaimana, buat saya ya seperti  memperlihatkan bodohnya”.
Motivasi internal keinginan atau kehendak, bisa dilihat dari ketika Enthus Susmono   ditanya   tentang   alasan   menyampaikan   dakwahnya   lewat   pertunjukan