____________ , adapun halakahnya antara lain _____________data Markas Al- Ittihat, 2011
Israil dalam minoritas muslim sebagian juga telah mengambil usaha dakwah, dan mempunyai beberapa markas dakwah dan halakah semua tersebar di berbagai
tempat. Markasnya dakwah Israil ada di ____________, adapun halakahnya antara lain _____________ data Markas Al-Ittihat, 2011
Pengaruh pemikiran Syeikh Maulana Ilyas, Rah. a. paling besar ada di India, Pakistan dan Bangledesh, dan hal ini bisa dimaklumi, sebab dari sanalah usaha
dakwah Syeikh Maulana Ilyas, Rah. a. Dibangun. Karena pengaruh Syeikh Maulana Ilyas, Rah. a. maka dianjurkan agar setiap orang dari manapaun dapat keluar
dakwah khuruj fii sabiilillaah di sana, karena akan melihat kehidupan daerah asal, memang di sana sudah ada contoh, artinya dakwah sudah hidup. Hingga dianjurkan
pula untuk keluar disana terlebih dulu sebelum ke negeri jauh, maksudnya selain India, Pakistan dan Bangledesh stersebut.
BAB. VI ETIKA DALANG ENTHUS SUSMONO
MENYAJIKAN WAYANG KULIT PURWA LAKON CUPU MANI ASTAGINA DILIHAT DARI BERBAGAI ETIKA
Seperti telah disampaikan dalam sub bab Landasasan Teori bahwa etika dalang Enthus Susmono menyajikan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik
Astagina akan dilihat dari etika dakwah bil hikmah menurut Ihtisyamul Hasan 2000:12-13, dan etika kebijakan menurut Franz Magnis Suseno 1985:227.
A. Dilihat dari Etika Dakwah Bilhikmah
Etika dakwah bilhikmah menurut Ihtisyamul Hasan, adalah etika mengajak manusia taat kepada Allah yang dilakukan dengan cara bertahap: ta’aruf, tarhib,
tasykil, kemudian dakwah sesuai dengan keadaan atau kemampuan manusia yang diajak sejalan dengan keterangan Agil S. Ketua PBNU ketika dimintai pendapatnya
tentang dakwah dalam acara Dialog Metro TV, jam 20.00, 20 April 2011.
Tahap ta’aruf artinya perkenalan, yakni melakukan dakwah dalam bentuk
pelanggaran agama Qur’an dan Hadits sebagai kebijakan karena menyesuaikan keadaan manusia yang diajak. Tahap tarhib artinya semangat, maksudnya
memberikan semangat kepada manusia untuk amal agama bentuknya syariat sesuai dengan agama Qur’an dan Hadits. Tahap tasykil, artinya membentuk, maksudnya
mengajak langsung kepada manusia untuk dakwah. Tahap dakwah artinya mengajak, bentuknya khuruj fii sabiilillaah atau keluar di jalan Allah tiga hari,
empatpuluh hari, atau empat bulan.
Adapun etika dalang Enthus Susmono menyajikan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina tersebut dilihat dari etika dakwah bilhikmah menurut
Ihtisyamul Hasan tersebut hanya melakukan dua tahap saja, yakni ta’aruf dan tarhib, sedang tasykil dan dakwah tidak. Maknanya, maka demikian hanya
melakukan dua tahap saja—ta’aruf dan tarhib, sedang tasykil dan dakwah tidak, sebab memang baru sampai di situ keadaan manusia belum siap untuk di-tasykil dan
diajak dakwah khuruj fii sabiilillaah atau keluar di jalan Allah. Adapun tahap ta’aruf dan tarhib tersebut akan diterangkan secara lebih lanjut.
a. Tahab Ta’aruf
Tahap ta’aruf, dalam hal ini Enthus Susmono melakukan pelanggaran yakni menyajikan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina seperti apa adanya
sebagai bentuk kebijakan untuk menyesuaikan keadaan manusia sebagai sasaran dakwah yang memang masih senang wayang. Pelanggaran tersebut dilakukan baik
kaitannya dengan pelaku, perabot, dan operasional penyajian.
Kaitannya dengan pelaku: pertama dalang, pesinden, penggerong, dan pengrawit, duduk secara ihtilat campur baur antara laki-laki dan perempuan, kedua
pesindennya tabarruj menggunakan: celak, benges, pupur, kitek, lulur, ketiga pesindennya juga menggunakan pakain tanpa jilbab, juga gelang, kalung, dan baju
kebayak yang dada dan lekuk-lekuk tubuhnya kelihatan halayak, keempat memakai sanggul, kelima menyanyi, dan keenam berjoget.
Duduk secara ihtilat campur baur antara laki-laki dan perempuan seperti disebutkan, adalah jatuh dalam hukum mendekati zina, sedang mendekati zina
sangatlah dilarang seperti dalam Qur’an katakan:
“Wa laa taqrabuzzina”: “Dan Jauhilah olehmu dari perbuatan zina” Hadits sahih.
Tabarruj menggunakan: celak, benges, pupur, kitek, lulur di depan halayak, adalah juga jatuh dalam hukum mendekati zina, sedang mendekati zina demikian
sangat dilarang oleh agama, seperti dalam Qur’an yang telah katakan seperti di atas. Selain itu juga Muhandi 1989:47 terhadap wanita tabarruj demikian
menerangkan, dilaknat oleh Allah. Adapun dasarnya adalah: Al-Qur’an, surat An- Nuur, ayat:31:
“Waqul lil mukminiina baghdzudzna min abshaarihinna wayahfadzna furuujahunna walaa yubdiina ziinatahunna illa maa
dzahara minha wal yadzribna bihumurihinna ‘alaa juyuubihinna walaa yubdiina ziinatahunna illa libu’uulatihinna au abaaihinna au
abaai bu’uulatihinna au abnaaihinna au abnaai bu’uulatihinna au ihwaaihinna ..……”
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman agar menahan pandangannya, memelihara kehormatannya, tidak memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang biasa kelihatan, yakni muka dan telapak tangan. Maka julurkan kerudung mereka hingga ke dadanya, dan
jangan memperlihatkan kecantikannya kecuali pada suami mereka, atau ayah mereka, ayah suami mereka, putera-putera mereka, putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka….” An-Nuur, 31.
Menggunakan pakaian tanpa jilbab, juga gelang, kalung, baju kebayak yang
dada dan lekuk-lekuk tubuhnya kelihatan halayak, adalah jatuh dalah hukum mempertontonkan aurat. Busana tanpa jilbab dan mempertontonkan auratnya
kepada halayak demikian sangat dilarang oleh agama, seperti dalam Qur’an katakan:
“…. .wal yadzribna bihumurihinna ‘alaa juyuubihinna wa laa yubdiina ziinatahunna illa li bu’uulatihinna au abaaihinna au abaai
bu’uulatihinna au abnaaihinna au abnaai bu’uulatihinna au ihwaaihinna ..……”
“........maka julurkan kerudung mereka hingga ke dadanya, dan jangan memperlihatkan kecantikannya kecuali pada suami mereka,
atau ayah mereka, ayah suami mereka, putera-putera mereka, putera- 95