Jalan Penelitian METODE PENELITIAN A. Materi atau Bahan Penelitian

pengumpul data dalam hal ini adalah peneliti sendiri. Adapun tekniknya, dilakukan dengan cara pertama studi pustaka, kedua pengamatan, ketiga pengamatan berperanserta, keempat wawancara, dan kelima dokumentasi. Studi pustaka, dilakukan dengan cara mempelajari pustaka atau buku-buku baik dalam bentuk diktat, tesis, disertasi, majalah, koran dan sebagainya yang ada kaitannya dengan pertunjukan wayang kulit Enthus Susmono seperti: bentuk, ajaran yang ada, cara menyampaikan, etika menyajikan, dan sebagainya. Pengamatan atau observasi, dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat gejala-gejala yang tampak dalam sebuah obyek penelitian dalam hal ini adalah pertunjukan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina yang disajikan oleh dalang Enthus Susmono di Demak Jawa Tengah dalam acara syukuran dhekah desa setelah panin raya, Sabtu 12 April, 20011. Untuk membantu kelancaran observasi ini, peneliti menggunakan sejumlah alat bantu seperti perangkat tulis: kertas, dan pensil, perekam gambar atau potret, perekam suara atau tape recorder, dan perekam audio-visual atau shoting. Hasil observasi yang dilakukan kemudian ditulis atau ditranskripsi dalam bentuk kata atau kalimat, dengan maksud agar mudah dipahami dan dianalisis tentang rusaknya dalang dan wayang sajiannya tersebut. Pengamatan berperanserta, peneliti lakukan dengan cara membaur dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh sasaran dengan fokus kegiatan yang akan diambil datanya. Hal ini dilakukan, maksudnya agar data yang dibutuhkan bisa akurat, teliti, dan akuntabel. Peneliti dalam melakukan pengamatan berperanserta ini, selalu siap dengan alat bantu tape recorder untuk merekam apabila ada suara- suara penting, kertas dan pensil untuk mencatat apabila ada masalah penting, serta audio visual shotting untuk merekam apabila ada pemandangan-pemandangan penting. Wawancara atau interview, peneliti lakukan dengan cara tatap muka dengan informan. Informan dimaksud, adalah informan yang diharapkan bisa memberikan data dalam penelitian ini, terutama kaitannya dengan pertunjukan wayang kulit purwa, motivasi, dan etika dalang. Informan yang akan diwawancari untuk diambil datanya adalah: Soetarno, Bambang Murtiyoso, Sugeng Nugroho, Purwadi, Sutiono, Mufti Abu Yazid, dan Abas. Wawancara atau intervew ini, dilakukan dengan cara mendalam. Maksudnya, peneliti memberikan keleluasaan kepada informan sebagai responden untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara detail sedetai-detailnya. Peneliti dalam melakukan wawancara, menggunakan sejumlah alat bantu seperti tape recorder—paling tidak untuk merekam berbagai suara atau keterangan-keterangan penting, kertas, dan pensil untuk mencatat berbagai masalah atau keterangan-keterangan penting, kertas dan polpen untuk mencatat berbagi masalah atau keterangan-keterangan penting. Dokumentasi, dilakukan dengan cara menggali data lewat surat-surat penting, majalah, notulen rapat, catatan harian, gambar atau foto, dan benda-benda yang ada kaitannya dengan topik penelitian.

C. Analisis Data

Analisis data, dilakukan dengan cara analisis deskriptif-kualitatif, hal ini karena data yang diperoleh di lapangan itu adalah data kualitatif. Adapun langkah yang ditempuh dalam analisis deskriptif-kualitatif ini adalah, pertama 19 mendeskripsikan data deskripsi data, kedua merangkum data yang ada reduksi data, ketiga menganalisis data analisis data, keempat menyimpulkan data kesimpulan sesuai dengan petunjuk Miles, 1992:14, yang intinya sama dengan petunjuk Kaelan, 2005:68-71. Deskripsi data yang dilakukan adalah menguraikan data-data secara obyektif terhadap pertunjukan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina yang disajikan oleh Dalang Enthus Susmono di Taman Budaya Surakarta, tanggal 17 Maret 2011 dalam Tirakatan Malem Jum’at Kliwon. Reduksi data yang dilakakukan adalah merangkum data-data yang ada dikelompok-kelompokkan sesuai dengan topik penelitian: bentuk pertunjukan, ajaran yang disampaikan serta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, strategi atau cara penyampaian ajaran, dan etika penyajian. Analisis data yang dilakukan adalah menafsir data yang telah dikelompok- kelompokkan sesuai dengan topik penelitian tersebut: bentuk pertunjukan, ajaran yang disampaikan serta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, strategi atau cara penyampaian ajaran, dan etika penyajian. Untuk mendapatkan makna paling dalam dari data-data tersebut, dilakukan dengan metode hermeneotika sesuai dengan petunjuk Kaelan 2005:71. Kesimpulan data, data yang telah dianalisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan secara induktif sesuai dengan topik permasalahan yang telah dirumuskan: bentuk pertunjukan, ajaran yang disampaikan serta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, strategi atau cara penyampaian ajaran, motivasi menyampaikan ajaran, dan etika penyajian.

VI. HASIL YANG DIHARAPKAN

VII. RENCANA DAFTAR ISI

Bab I. Pendahuluan, berisi uraian tentang latar belakang masalah yang menjadikan pertunjukan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina sajian dalang Enthus Susmono dalam pandangan Tabligh itu penting untuk dikaji atau diteliti, selain itu juga berisi tentang rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika laporan penelitian. Bab II. Bentuk Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Lakon Cupu Manik Astagina Sajian Dalang Enthus Susmono, berisi uraian tentang pertunjukan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina yang disajikan oleh Enthus Susmono, berdasar unsur-unsur yang ada seperti: pelaku, perabot, cerita, dan operasional penyajiannya, selanjutnya dibahas menggunakan berbagai konsep estetika pedalangan seperti telah disebutkan dalam Landasan Teori. Bab III. Ajaran Agama Islam yang Disampaikan dan Nilai-Nilai Filosofis yang Terkandung Di dalamnya, berisi uraian tentang ajaran-ajaran agama Islam dan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam pertunjukan wayang kulit purwa lakon Cupu Manik Astagina sesuai dengan pemikiran yang digunakan seperti telah disebutkan dalam Landasan Teori. 20