48 peraturan mengenai tayangan dan waktu untuk menonton televisi serta
memberikan nasehat hal-hal yang baik dan buruk, maka anak dapat belajar hal yang positif dari tayangan televisi.
3. Pola Perilaku Anak saat Menonton Televisi
Terjadinya pemrosesan infrormasi yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, dapat diketahui terjadinya penyimpanan informasi yang membentuk
skema dan lalu disimpan dalam ingatan. Pemrosesan infromasi yang terjadi pada anak usia dini dapat menjadikan terjadinya perilaku imitasi pada anak. perilaku
imitasi seperti meniru perilaku agresif dapat terjadi dari kegiatan imitasi pada tayangan televisi. Hal tergantung pada bagaimana pola perilaku anak ketika
menonton televisi. Berikut merupakan macam pola perilaku anak ketika menonton televisi Wilson, 2008:102-105.
a. Mendengar Tanpa Melihat Tayangan Pada pola ini, kegiatan menonton televisi yang dilakukan anak tidak
dilakukan secara fokus. Perilaku ini biasanya terjadi ketika anak sudah tidak memiliki perhatian terhadap tayangan dan memilih melakukan aktivitas lain,
namun masih dalam satu ruangan dengan keberadaan televisi, sehingga anak masih mampu mendengar Chen, 2005: 95-96. Pada kegiatan seperti ini, anak
tidak melihat televisi dan hanya mendengar suara. Hal tersebut menyebabkan anak hanya akan menyerap 25 dari apa yang mereka dengar, sehingga memperkecil
terjadinya peniruan terhadap karakter yang ada di dalam televisi. Hal tersebut
49 dapat terjadi karena sejak awal, atensi atau perhatian anak terhadap tayangan
televisi memang sudah tidak ada. b. Memperhatikan Tanpa Melakukan Peniruan
Pola perilaku dengan hanya diam memperhatikan menunjukkan adanya ketertarikan anak terhadapat tayangan yang dilihatnya. Pada pola ini anak hanya
akan diam memperhatikan secara seksama terhadap tayangan televisi yang dilihatnya. Pola perilaku seperti ini memungkinkan anak banyak menyerap isi dari
tayangan televisi sehingga anak akan lebih banyak mengingat tentang isi tayangan televisi tersebut.
c. Memperhatikan Lalu Menirukan Setelah Beberapa Saat Pola perilaku menonton televisi ini yaitu anak menaruh perhatian pada
tayangan yang dilihatnya. Anak akan fokus ketika acara berlangsung, namun ketika ada selingan tayangan seperti iklan anak akan mengisi waktunya untuk
mempraktekan apa yang telah dilihatnya dalam tayangan televisi sebelumnya. Anak menirukan perilaku atau karakter secara tidak langsung, namun dilakukan
beberapa saat ketika sudah tidak menonton tayangan televisi tersebut. d. Memperhatikan Dan Langsung Merespon Ikut Terlibat dan Menirukan
Pola perilaku menonton ini dilakukan oleh anak karena sejak awal sudah ada perhatian dan ketertaikan anak pada tayangan televisi, sehingga anak
memperhatikan secara seksama. Anak yang teah memperhatikan secara seksama, lalu merasa ikut berperan dalam acara tersebut. Misalnya pada acara interaktif
yang mengajak anak untuk bernyanyi dan bertepuk tangan, maka anak akan melakukan dan langsung menirukan hal tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh
50 Dorr 1986: 38, pada tayangan Barney and Friends, anak dapat mengikuti
gerakan yang dilakukan oleh tokoh idolanya tersebut, seperti ikut bernyanyi dan bertepuk tangan. Lalu pada acara lainnya seperti tayangan animasi anak dapat
menirukan karakter yang ada secara langsung, seperti berpura-pura terbang. Selain itu, jika anak benar-benar memeperhatikan tayangan televisi yang sedang
dilihatnya, anak akan memberikan respon seperti menertawakan ketika ada hal dianggapnya lucu ataupun ikut menyanyikan soundtrack.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui berbagai pola perilaku menonton televisi yang ada pada anak usia dini. Ada pola yang hanya
menontonton televisi namun dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain, ada yang menaruh perhatian penuh, ada yang memerlukan tempo untuk menirukan adegan
di televisi dan ada yang langsung terlibat dan atau ikut menirukan perilaku yang ada di televisi. pada pola perilaku menonton televisi yang dilakukan dengan
kegiatan lain, kemungkinan anak meresapi isi tayangan hanya 25 bahkan cenderung di bawahnya, karena proses perhatian anak terhadap tayangan televisi
sudah tidak ada sejak awal. Pada tiga pola yang lain memungkinkan anak untuk melakukan imitasi karena anak memang sudah memiliki atensi pada tayangan
televisi yang dilihatnya. Pola menonton televisi dengan adanya peniruan yang dilakukan anak baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadikan
anak mengimitasi adegan yang ada, karena anak mulai memproduksi perilaku dan adanya penguatan untuk tetap melakukannya. Perilaku tersebut jika dilakukan
berulang-ulang, seperti yang telah dibahas, maka akan tersimpan dalam memori anak dan dapat dimunculkan sewaktu-waktu sebagai bentuk dari adanya imitasi.
51
4. Perilaku Agresif Anak dan Pola Perilaku Menonton Televisi