45 bahwa anak akan mudah tertarik dengan hal-hal yang ada di sekitarnya termasuk
acara di televisi yang memang dirancang untuk menarik para penontonnya. Berdarakan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif pada
anak karena tayangan televisi dapat disebabkan kemampuan anak dalam memahami pesan yang disampaikan dalam tayangan televisi masih kurang. Selain
itu, pemikiran pada anak usia dini mudah menyerap terhadap apapun yang mereka lihat maupun mereka dengar dengan mudah. Hal tersebut dapat mengakibatkan
masuknya contoh-contoh perilaku yang muncul pada tayangan televisi dan anak dapat mengimitasinya. Perilaku imitasi atau meniru memang merupakan ciri khas
yang ada pada anak usia dini. Sebagai contohnya, anak laki yang suka menirukan berbagai cara menyerang dari adegan yang dilihat melalui tayangan televisi untuk
menyerang anak atau orang lain.
2. Kebiasaan Menonton Televisi pada Anak
Televisi memang tidak serta merta menjadi satu-satunya hal yang dapat menimbulkan perilaku agresif yang dapat timbul pada anak, namun juga
tergantung pada bagaimana kebiasaan anak dalam melihat tayangan televisi. Hal tersebut berkaitan dengan program televisi yang dilihat anak, waktu yang
digunakan anak untuk menonton televisi, serta adanya pendampingan saat kegiatan menonton televisi. Wilson 2008: 99-105 mengungkapkan bahwa anak
yang memunculkan perilaku agresif dapat disebabkan karena kebiasaan menonton televisi sebagai berikut:
46 a. Jenis Program
Anak-anak memiliki ketertarikan pada jenis tayangan yang bersifat imajinatif dan mengandung humor. Pada anak laki-laki akan menyukai tayangan
yang mempunyai unsur heroik, sesuai dengan karakter yang ada pada anak laki- laki. Dalam memilih program televisi yang akan dilihat oleh anak, perlu adanya
perhatian dari orangtua. Tayangan fantasi yang mengandung unsur kekerasan dapat menjadi dorongan timbulnya perilaku agresif pada anak. Hal tersebut dapat
terjadi karena ketika melihat tayangan televisi, yang melekat pada anak hanya isyarat visual dan auditorial daripada informasi dan konsep karakter yang
ditanyangkan. b. Lama Waktu dalam Menonton Televisi
Jika sudah tertarik pada suatu program, seorang anak dapat berlama-lama di depan televisi untuk menyaksikan acara favoritnya hingga selesai terutama jika
anak tidak memiliki kesibukan atau kegiatan lain yang lebih menarik ataupun tidak mempunyai teman untuk bermain. Lama waktu anak dalam menonton
televisi dapat menimbulkan berbagai macam dampak seperti pada kesehatan, obesitas, serta perilaku sosial anak atau sosialisasi yang terjadi pada anak.
c. Pendampingan saat Menonton Televisi Orangtua dapat membantu anak belajar berbagai perilaku serta pelajaran
lain melalui televisi. Semua itu bergantung pada pendampingan yang dilakukan oleh orangtua ketika menonton televisi bersama dengan anak. Pemilihan program
yang sesuai dengan usia anak, pengguaan peraturan tentang menonton televisi seperti peraturan waktu untuk menonton televisi, serta berdiskusi dan memberikan
47 pesan mengenai hal baik dan buruk dalam tayangan televisi. Cara pendampingan
tersebut dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatif dari tayangan televisi. Namun, pada kenyataanya banyak orang dewasa atau orangtua biasanya
menyalakan televisi ketika istirahat malam, bahkan ketika makan malam biasanya dilakukan sambil menonton televisi. Acara yang dipilih ketika menghidupkan
tombol televisi pun dilakukan secara spontan dan dipilih sesuai keinginan. Anak usia dini biasanya bertemu atau berkumpul dengan keluarga ketika malam hari,
seperti ketika dalam kegiatan menonton televisi sebelum tidur. Ketika melihat tayangan
televisi, banyak
orangtua yang
jarang mengajak
anak untuk
mendiskusikan acara yang dilihat dengan anak mereka. Ketika anak menonton televisi dengan orangtua, pembicaraan yang terjadi biasanya hanya sedikit karena
masing-masing berfokus pada tayangan televisi Wilson. 2008: 105. Berdasarkan berbagai kebiasaan dalam menonton televisi yang telah
dipaparkan, dapat disimpulkan terdapat pola-pola dalam menonton televisi yang dapat berpengaruh pada perilaku anak terutama perilaku agresif. Kebiasaan
tersebut seperti yang telah dijelaskan dapat menjadikan anak berperilaku agresif seperti jenis tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan serta dilakukan
dalam kurun waktu yang lama dan secara rutin dilakukan. Selain itu, perilaku anak yang sering menirukan langsung adegan yang ada dalam televisi dapat
menjadikan anak mudah mengingat hal yang mereka dapat dari tayangan televisi. Pendampingan yang dilakukan oleh orangtua ketika anak menonton televisi juga
dapat berpengaruh pada hal-hal yang dapat dipelajari anak dari tayangan televisi. Jika pendamping mengarahkan anak dalam menonton televisi seperti memberi
48 peraturan mengenai tayangan dan waktu untuk menonton televisi serta
memberikan nasehat hal-hal yang baik dan buruk, maka anak dapat belajar hal yang positif dari tayangan televisi.
3. Pola Perilaku Anak saat Menonton Televisi