52 respon menjadikan anak menirukan perilaku agresif yang sama yaitu memukul
boneka yang telah disediakan yang sama seperti yang ada dalam film. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa
perilaku agresif yang terjadi pada anak dikarenakan anak sering menyaksikan tayangan televisi yang mengandung unsur kekerasan atau perilaku agresif.
Perilaku agresif muncul pada pola perilaku anak yang melihat tayangan televisi dengan
unsur kekerasan
juga bergantung
pada peran
orangtua ketika
mendampingi anak menonton televisi seperti memberikan penjelasan pada anak mengenai nilai-nilai baik dan buruk yang terkandung dalam tayangan.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wilson pada tahun 2007 yang berjudul “Media and Children’s Aggression, Fear, and Altruism”. Dalam penelitian yang
dilakukan, yang menjadi fokus masalah anak-anak dengan media masa yang dapat menimbulkan perilaku agresif, ketakutan, dan mementingkan orang lain
atau perilaku peduli. Penelitian ini menggunakan teknik survei. Penelitian dilakukan pada jenis tayangan yang dilihat oleh anak usia
prasekolah dan remaja. Hasil dari penelitian menunjukkan perilaku agresif pada anak dapat meningkat ketika melihat tayangan yang mengandung usur
kekerasan. Perilaku agresif muncul pada anak karena pola perilaku menonton televisi dengan adegan yang mengandung unsur kekerasan seperti aksi-aksi
heroik.
53 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nicole Martins pada tahun 2008 di Danville,
Ilinois, Amerika Serikat, yang berjudul “You Dont Have To Get Hurt: Sosial Aggression On Television And It’s Relationship To Children’s Aggression In
The Classroom”. Penelitian tersebut mengenai permasalahan agrsesi yang terjadi, yaitu untuk melihat agresi sosial dan anak dan menilai paparan konten
tayangan televisi yang dilihat dan perilaku anak. Dua penelitian dilakukan secara komprehensif mengeksplorasi fenomena tersebut.
Studi pertama dilakukan dengan analisis isi sistematis 50 program populer pada anak usia 6-11 tahun. Studi kedua melakukan survei pada anak
mengenai paparan konten agresif terkait dengan sikap agresif di dua sekolah dasar di Danville, Ilinois. Hasil dari penelitian menunjukkan pola perilaku
anak dalam menonton tayangan televisi dengan konten agresif menunjukkan adanya perilaku agresif disekolah seperti perkelahian pada anak laki-laki dan
bergosip pada perempuan.
C. Kerangka Berpikir
Perilaku agresif dapat ditemukan pada anak usia dini. Bentuk perilaku agresif yang biasanya dilakukan anak adalah dengan mengusik, mengganggu,
hingga menyakiti temannya. Bentuk perilaku yang ditunjukkan seperti meninju, mendorong hingga jatuh, dan mengejek. Perilaku agresif pada anak usia dini dapat
timbul dari berbagai faktor. Lingkungan terutama orang terdekat anak dapat menjadi contoh anak dalam berperilaku agresif. Selain itu, media masa seperti
televisi juga memiliki andil pada perilaku agresif yang muncul pada anak. Sebagai
54 contohnya adalah anak yang suka melihat tayangan televisi yang sering
menampilkan adegan seperti berkelahi dapat memicu anak untuk berperilaku agresif.
Media masa seperti televisi merupakan medium yang menyampaikan pesan seacara satu arah. Tayangan yang diberikan bervariasi dengan berbagai
pesan yang ingin disampaikannya kepada pemirsa. Dari berbagai jenis tayangan televisi sering terdapat acara yang mengandung unsur atau adegan kekerasan di
dalamnya. Seperti yang telah dibahas, anak dapat melakukan perilaku agresif karena sering menonton acara televisi yang mengandung unsur kekerasan. Selain
hal tersebut, perilaku tanggapan anak ketika melihat tayangan televisi juga dapat menjadikan perilaku agresif, sebagai contoh anak menirukan adegan pahlawan
melawan musuh. Dengan hal tersebut, perilaku yang ditirukan anak ketika melihat tayangan televisi akan mudah diingat oleh anak dan ada kemungkinan
dimunculkan dalam kegiatan sehari-hari seperti ketika bermain. Keluarga atau orang-orang terdekat yang berada di sekitar anak dan
ditambah dengan televisi dapat menjadi pendukung anak memiliki perilaku agresif. Hal tersebut karena perilaku agresif anak dapat diperoleh dari pola
perilaku dalam menonton televisi misalnya dengan pendampingan orangtua yang ketika menonton televisi bersama anak akan memberikan nasehat-nasehat
mengenai tayangan yang dilihat. Selain itu, peran orangtua dalam pola perilaku anak menonton televisi seperti memberikan peraturan saat menonton televisi dan
membincangkan dengan anak mengenai isi dalam acara televisi dapat menjadi penentu anak menjadi agresif ataupun tidak.
55 Terdapat berbagai pola atau bentuk kegiatan anak ketika menonton
televisi. Pola yang ada seperti anak menghabiskan banyak waktu untuk
menonton televisi, anak menyukai program tertentu, dan pendampingan yang dilakukan oleh orangtua ketika anak menonton televisi. Anak dengan perilaku
agresif pada anak bisa didapat dari pola perilaku anak yang menonton acara televisi dengan unsur kekerasan dalam intensitas waktu yang sering. Namun, jika
pola perilaku dengan melihat tayangan kekerasan didampingi oleh orangtua yang sering mendiskusikan mengenai tayangan yang dilihat, serta pemberian nasehat
tentang nilai-nilai yang baik dan buruk yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan nyata maka dapat tertanam nilai-nilai kebaikan pada anak.
Selain itu orangtua bisa memilihkan acara yang tepat untuk anak, memberikan aturan tayangan televisi yang boleh dilihat, memberikan batasan waktu untuk
menonton televisi, dan membimbing anak memahami pesan yang disampaikan televisi secara lebih nyata dan dapat dipahami anak. Perilaku agresif dapat muncul
karena adanya berbagi bentuk atau pola anak saat menonton televisi seperti yang hanya melakukan kegiatan menonton televisi bersamaan melakukan kegiatan lain,
ada yang berfokus melihat, ada yang menirukan adegan secara langsung dan tidak langsung.
56 Gambar 1. Kerangka Pikir
D. Pertanyaan Penelitian