Pengertian Panti Asuhan Penempatan Anak di Panti Asuhan

22

b. Bahaya Psikologis

Bahaya psikologis yaitu seputar kegagalan menjalankan peralihan psikologis ke arah kematangan sebagai tugas perkembangan masa remaja yang penting. Bahaya psikologis ditandai dengan ketelantaran emosi, terlalu banyak kasih sayang, dominasi yang tidak menyenangkan, emosionalitas meninggi, kegagalan mengendalikan emosi, kegagalan belajar toleransi, serta penghalang katarsis emosi Hurlock, 1978:235-243. Berdasarkan bahaya-bahaya yang terjadi pada masa remaja menurut Hurlock di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat dua kelompok besar bahaya pada masa remaja, yakni bahaya fisik dan bahaya psikologis. Salah satu perilaku yang merupakan perwujudan dari bahaya psikologis adalah perilaku agresif.

B. Kajian tentang Panti Asuhan

1. Pengertian Panti Asuhan

Di Indonesia terdapat berbagai macam panti asuhan yang merupakan bagian dari panti sosial di bawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Sosial No.50HUK2004 Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, TT: 16, panti sosial merupakan lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang mempunyai tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normatif secara fisik, mental, dan sosial. 23 Panti asuhan merupakan istilah yang lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut panti sosial asuhan anak, yakni “panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang mampu dan telantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali dan dapat berkembang secara wajar” Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, TT: 16. Menurut Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial RI No.25HUK2003 Sri Prastyowati, 2011: 82, panti asuhan adalah lembaga pelayanan profesional yang bertanggung jawab memberikan pengasuhan dan pelayanan pengganti fungsi orang tua kepada anak yatim dan piatu atau yatim piatu dan telantar. Dalam penelitian yang sama, Soetarso Sri Prastyowati, 2011: 82 juga menambahkan bahwa ditinjau dari aspek usaha kesejahteraan sosial, maka panti sosial tanpa kecuali panti asuhan merupakan tempat pelayanan subtitutif atau berfungsi sebagai pengganti fungsi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka peneliti menarik kesimpulan terkait pengertian panti asuhan. Panti asuhan adalah lembaga sosial yang menampung dan mendidik anak-anak yang mempunyai masalah sosial dengan menjalankan fungsi keluarga seperti ekonomi, afeksi, dan edukasi.

2. Penempatan Anak di Panti Asuhan

Sunaryo 1995: 98-99 menjelaskan bahwa pengelola atau pengurus panti asuhan yang akan menempatkan anak ke dalam panti asuhan setidaknya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 24 a. Umur anak Anak yang masih kecil lebih baik jangan dimasukkan ke panti asuhan tetapi lebih baik dimasukkan ke foster home. b. Waktu Penempatan seorang anak ke dalam panti asuhan tidak boleh bersifat permanen tetapi hanya berupa sementara. c. Hubungan anak dengan keluarga Penempatan tidak boleh mengganggu hubungan anak dengan keluarganya, kecuali pada kondisi-kondisi tertentu. d. Latar belakang sosio-budaya anak Penempatan anak ke dalam panti asuhan yang berlatar sosio-budaya tidak jauh dari latar sosio-budaya anak tidak akan banyak menimbulkan masalah dalam penyesuaian diri anak. e. Sumber dan di dalam masyarakat Sumber-sumber yang terdapat pada masyarakat sekitar panti asuhan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan juga. Sumber yang dimaksud adalah lingkungan sekitar, fasilitas yang membantu perkembangan anak misalnya kegiatan olahraga, gelanggang remaja, perkumpulan kesenian, sekolah, dan sebagainya. f. Efisiensi Sebelum seorang anak ditempatkan di suatu panti asuhan harus dipertimbangkan dengan teliti apakah bagi seorang anak penempatan pada 25 foster home akan memberi kondisi yang lebih baik bagi anak daripada di panti asuhan atau sebaliknya. Dari beberapa faktor di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor- faktor yang harus dipertimbangkan oleh pengelola atau pengurus panti asuhan dalam menempatkan anak di panti asuhan adalah fakor umur anak, waktu, hubungan anak dengan keluarga, latar belakang sosio-budaya anak, sumber di masyarakat, dan efisiensi. Sedapat mungkin pertimbangan penempatan anak di panti asuhan tidak memberatkan kedua belah pihak agar kehidupan yang akan dijalani harmonis dan tercapai kesejahteraan.

3. Tugas Pengasuh Panti Asuhan