10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Jumlah anak telantar di Indonesia tercatat cukup banyak apalagi setelah bencana-bencana di Indonesia yang menambah angka jumlah anak telantar di
Indonesia, khususnya di DIY di mana terjadi bencana pada tanggal 27 Mei 2006.
2. Panti asuhan yang menampung anak-anak telantar dihadapkan pada banyak
masalah. 3. Salah satu masalah yang cukup krusial di panti asuhan adalah perilaku agresif
anak asuh. 4. Belum banyaknya penelitian mengenai perilaku agresif terutama dengan
subyek penelitian yang melibatkan anak asuh di panti asuhan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah perilaku agresif anak asuh berusia remaja
di Panti Asuhan Islam Ibadah Bunda Yogyakarta meliputi bentuk dan dampaknya serta faktor-faktor penyebabnya.
11
D. Rumusan Masalah
Mengacu pada batasan masalah di atas dan agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yakni
sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk dan dampak perilaku agresif anak asuh di Panti Asuhan
Islam Ibadah Bunda Yogyakarta? 2. Apa saja faktor penyebab perilaku agresif anak asuh di Panti Asuhan Islam
Ibadah Bunda Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bentuk dan dampak perilaku agresif anak asuh di Panti Asuhan
Islam Ibadah Bunda Yogyakarta. 2. Mengetahui faktor penyebab perilaku agresif anak asuh di Panti Asuhan
Islam Ibadah Bunda Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang ilmu bimbingan dan konseling terutama mengenai perilaku agresif pada
anak asuh di panti asuhan.
12
2. Manfaat Praktis
Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk lebih memahami kehidupan anak asuh di panti asuhan. Penelitian ini juga bermanfaat untuk peneliti
mengetahui bentuk dan dampak perilaku agresif anak asuh beserta faktor-faktor penyebabnya di panti asuhan.
Bagi pengasuh di Panti Asuhan Islam Ibadah Bunda, hasil penelitian mengenai perilaku agresif ini dapat digunakan sebagai dasar pembuatan program
atau perlakuan, pembinaan, penyaluran perilaku agresif yang tepat terhadap anak asuh guna mengurangi atau mengontrol perilaku agresif anak asuh.
Bagi anak asuh, dengan adanya penelitian ini diharapkan mendapat gambaran perilaku agresif dirinya sehingga dapat dijadikan bahan refleksi dan
introspeksi diri menuju arah yang lebih baik. Selain itu, anak asuh juga mendapat perlakuan yang tepat dari pengasuh sehubungan dengan perilaku agresif masing-
masing individu yang berbeda-beda. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan
gambaran tentang perilaku agresif anak asuh di panti asuhan khususnya Panti Asuhan Islam Ibadah Bunda Yogyakarta untuk dilakukan penelitian lebih
mendalam sehingga mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan para akademisi.
13
G. Definisi Operasional
Agar penelitian ini terarah pada pokok bahasan yang akan diteliti, maka peneliti mendefinisikan beberapa hal yang berkaitan erat dengan penelitian ini
sebagai berikut: 1. Perilaku agresif adalah perilaku yang bertujuan menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun non fisik. 2. Panti asuhan adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang sosial sebagai
pengganti sementara keluarga dengan beberapa fungsi yakni fungsi afeksi, ekonomi, serta edukasi.
3. Panti Asuhan Islam Ibadah Bunda merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang sosial berupa panti asuhan yang terletak di Yogyakarta
dengan menanamkan nilai-nilai dan ajaran agama Islam dalam mendidik anak asuh.
4. Anak asuh adalah keseluruhan individu baik laki-laki maupun perempuan yang diasuh, dibiayai, terdaftar, dan tinggal di panti asuhan yang
bersangkutan dengan batasan usia remaja.
14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Remaja
1. Definisi remaja
Beberapa ahli memberikan definisi tentang remaja. Santrock 2003: 26 mendefinisikan remaja adolescence sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak-anak dan masa dewasa di mana mencakup pertumbuhan biologis, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosial-emosional. Perubahan banyak
terjadi pada masa remaja tetapi tidak berhenti sampai masa tersebut saja karena perkembangan bersifat terus menerus sehingga pada masa selanjutnya juga akan
terus mengalami perubahan. Menurut Hurlock 1980: 206, istilah remaja berasal dari kata bahasa latin
adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Piaget dalam Hurlock 1980: 206 mendefinisikan remaja secara psikologis, yakni masa di
mana individu berinteraksi dengan masyarakat dan berada pada tingkatan yang sejajar dengan orang tua, setidaknya dalam masalah hak.
World Health Organization WHO Sarlito Wirawan, 1974: 9 pada awalnya memberikan definisi sebagai berikut:
Remaja adalah suatu masa dimana: a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.