158 sering merendahkan orang lain. Kurangnya keterampilan sosial subjek dan belum
berkembanganya potensi yang ada pada diri subjek juga menyebabkan subjek melakukan perilaku agresif.
b. Faktor Eksternal
Faktor penyebab eksternal perilaku agresif subjek adalah latar belakang keluarga yakni sikap anggota keluarga kepada subjek yang kurang memberikan
perhatian dan kasih sayang, subjek yang tidak mau kalah dengan orang lain sehingga selalu melakukan pembelaan diri ketika merasa dirinya benar, kehidupan
di panti asuhan yang otoriter dan hubungan yang kurang dinamis, kegagalan akademik subjek termasuk kegagalan subjek mengendalikan nafsu melanggar
peraturan sekolah dan ketakutan subjek dalam menghadapi lingkungan sekolah, serta faktor cuaca yang panas sehingga memicu timbulnya perilaku agresif subjek.
Faktor penyebab yang paling dominan dari subjek EJ adalah tidak mendapatkan perhatian dan contoh yang baik dari seorang ayah; subjek RA tidak
mendapatkan kasih sayang dari ibunya, tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ayah sejak lahir, dan mendapatkan kasih sayang berlebih
dari neneknya; subjek AP selalu ingin melakukan pembelaan diri ketika merasa dirinya benar; dan subjek SN tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
seorang ayah sejak kecil.
159
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari peneliti ini dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Subjek
Subjek sebaiknya dilatih untuk mengelola emosi dengan baik bagaimana pun kondisi lingkungan sekitar. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
berperilaku asertif, yakni dengan memiliki kepercayan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut, serta
berkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Selain itu, subjek diharapkan menyadari besarnya pengorbanan yang sudah dilakukan dari keluarga masing-
masing. Subjek juga sebaiknya mengenali potensi yang terdapat dalam dirinya untuk kemudian dikembangkan agar menjadi kegiatan yang positif dan dapat
mengurangi perilaku agresif yang selama ini dilakukan.
2. Bagi Anak Asuh yang Lain
Selain diharapkan mampu mengelola emosi dengan baik, anak asuh di Panti Asuhan Islam Ibadah Bunda Yogyakarta juga diharapkan selalu
memberikan dukungan emosi kepada subjek dalam proses minimalisasi atau bahkan menghilangkan perilaku agresif.
3. Bagi Pengasuh
Pola asuh yang diterapkan hendaknya demokratis. Pola asuh demokratis memungkinkan anak asuh mempunyai lebih banyak ruang untuk mengekspresikan
bakat dan minatnya serta menjadikan kehidupan di panti asuhan lebih harmonis