10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Anak Tunagrahita Kategori Ringan
1. Pengertian Anak Tunagrahita Kategori Ringan
Istilah tunagrahita sering disebut juga dengan retardasi mental atau hambatan mental. Menurut Weschler kelompok tunagrahita
kategori ringan memiliki IQ antara 55-69 Sutjihati Somantri, 2006: 41. Hal ini serupa dengan pendapat yang diungkapkan oleh Hallahan,
Kauffman, dan Pullen 2009:149 bahwa “mild mental retardation or
intellectual disability: a classification used to specify an individual whose IQ as approximately 50-70
”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa anak tunagrahita kategori ringan merupakan klasifikasi yang
digunakan untuk menentukan individu dengan IQ berkisar 50-70. Mohammad Effendi 2006: 90 mengemukakan pendapatnya
tentang anak tugrahita kategori ringan bahwa anak tunagrahita yang dapat dididik dalam bidang-bidang akademis, sosial, dan pekerjaan
meskipun hasilnya tidak maksimal. Menurut Mumpuniarti 2007: 16 anak tunagrahita kategori ringan mengalami ketertinggalan atau 5
tingkatan di bidang kognitif dibandingkan anak normal yang usianya sebaya. Sementara itu Tin Suharmini 2007: 70 juga mengungkapkan
bahwa anak tunagrahita kategori ringan adalah anak yang dapat diberi pendidikan akademik kira-kira sampai dengan kelas 4, 5 dan 6.
Maknanya kemampuan berpikir anak tunagrahita maksimal hanya
11
setingkat dengan anak normal kelas 6. Meskipun demikian, kemampuan anak tunagrahita masih dapat dikembangkan meskipun tidak setingkat
dengan anak normal. Akan tetapi pendidikan yang diberikan dapat dijadikan bekal anak utuk kehidupannya di masa yang akan datang.
Berbagai pendapat mengenai pengertian anak tunagrahita kategori ringan tersebut dapat dimaknai bahwa yang disebut anak
tunagrahita ringan adalah seseorang dengan IQ antara 50-70 yang kemampuan akademik dan sosialnya rendah namun masih dapat
dikembangkan melalui pendidikan di sekolah khusus.
2. Karakteristik Anak Tunagrahita Kategori Ringan
Setiap individu memiliki karakteristik yang khas pada dirinya. Seperti pendapat Smith and Tyler 2010: 271 yang mengemukakan
bahwa “every body has unique strengths and abilities, but it is also
important to know the characteristic often cause by specific syndromes or conditions”. Makna dari pendapat tersebut menyatakan bahwa setiap
individu memiliki kekuatan dan kemampuan yang unik, tetapi penting untuk mengetahui karakteristik yang sering disebabkan oleh sindrom
atau kondisi tertentu. Pemahaman tentang karakteristik akan mempermudah untuk menentukan tindakan yang tepat bagi individu
tersebut. Secara fisik karakteristik anak tunagrahita kategori ringan tidak
berbeda dengan anak normal lainnya. Oleh karena itu anak tunagrahita kategori ringan sulit dideteksi sejak dini dan baru diketahui keadaannya