20 Carl Rogers dalam Nana Sudjana 2013: 31 menyatakan bahwa siswa yang telah
menguasai kognitif perilakunya sudah bisa diramalkan. Beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam ranah psikomotorik siswa dapat mengembangkan
keterampilan diri mulai dari tingkat sederhana sampai tingkat keterampilan yang kompleks. Siswa yang telah menguasai kognitif dapat diramalkan psikomotorik akan
baik, sehingga siswa yang memiliki psikomotorik tinggi akan berkompeten untuk menguasai di bidang praktik sesuai kemampuan siswa
5. Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik
Struktur kurikulum SMK Batur Jaya 1 Ceper Klaten 2013 2014 menyatakan bahwa mata pelajaran instalasi motor listrik merupakan salah satu mata pelajaran yang
tergabung dalam program keahlian Teknik Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.
Mata pelajaran yang termasuk dalam dasar kompetensi kejuruan. Kompetensi yang dimaksud dalam hal ini tentang kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
pekerjaan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Diharapkan agar siswa dapat memahami tentang penerapan pada instalasi motor listrik.
21 Berikut standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilihat dari Tabel 1:
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Instalasi Motor Listrik
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Memasang Instalasi Motor Listrik 3.1 Menjelaskan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol
non Programmable Logic Control Non PLC.
4.1 Memasang komponen dan sirkit motor kontrol
non Programmable Logic Control Non PLC.
3.2Menafsirkan gambar kerja pemasangan
komponen dan sirkit motor kontrol non
Programmable Logic Control Non PLC. 4.2 Menyajikan gambar kerja rancangan
pemasang komponen dan sirkit motor kontrol
non Programmable Logic Control Non PLC.
3.3 Mendeskripsikan karakteristik komponen dan sirkit motor kontrol
non Programmable Logic Control Non PLC.
4.3 Memeriksa pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol
non Programmable Logic Control Non PLC
Pemasangan instalasi motor listrik merupakan keahlian yang harus dimiliki ketika masuk dalam dunia pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. Mulai dari
perancangan gambar hingga pemasangan instalasi harus sesuai dengan PUIL Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
6. Keefektifan Pembelajaran a. Pengertian Keefektifan
Eztioni dalam Roymond H. Simamora 2009: 31 menyatakan bahwa keefektifan adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan, sedangkan W. James Popham
dalam Anjar Aji 2014: 21 menyatakan bahwa keefektifan proses pembelajaran
22 seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar terhadap kelompok
siswa tertentu, dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu di dalam situasi tertentu. Adanya penilaian terhadap hasil belajar siswa setelah proses belajar
mengajar adalah pencapaian tujuan tersebut. Beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keefektifan adalah suatu
keadaan yang menunjukan perkembangan ketercapainya suatu tujuan dengan baik. Tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar, sehingga model
pembelajaran dapat dikatakan efektif ketika hasil belajar dapat tercapai dengan baik. Roymond H. Simamora 2009: 31 menyatakan bahwa keefektifan belajar adalah
tingkat pencapaian suatu tujuan pelatihan, tujuan pelatihan berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif ketika siswa dapat menunjukan peningkatan pada pengetahuan dan keterampilan serta
sikap pada dirinya.
b. Pengukuran Keefektifan