Sejarah Perusahaan GAMBARAN UMUM PT ANGKASA PURA II

BAB III GAMBARAN UMUM PT ANGKASA PURA II

BANDARA INTERNATIONAL KUALANAMU

3.1 Sejarah Perusahaan

PT Angkasa Pura II Persero, disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandar udaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984. Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II Persero. Universitas Sumatera Utara Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya. Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu ; • Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, • Halim Perdanakusuma Jakarta, • Kualanamu Medan, • Supadio Pontianak, • Minangkabau Padang, • Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, • Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, • Husein Sastranegara Bandung, • Sultan Iskandarmuda Banda Aceh, Universitas Sumatera Utara • Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, • Sultan Thaha Jambi, • Depati Amir Pangkal Pinang, • Silangit Tapanuli Utara. Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI 2004-2006, “The Best I in Good Corporate Governance” 2006, Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index CGPI 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel Tourism Award Universitas Sumatera Utara 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil Zero Accident selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru,serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, kategori Good Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 Cengkareng dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 Cengkareng. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.

3.1.1 Peran Perusahaan Angkutan Wisata

Perusahaan angkutan wisata adalah perusahaan yang melakukan kegiatan perjalanan dalam bentuk transportasi udara, laut dan darat, dimana wisatawan dapat berpindah-pindah tempat. Dalam hal ini salah satunya adalah perusahaan angkutan wisata yang kegiatan perjalanannya dalam bentuk transportasi udara salah satunya bandara kualanamu. Bandara ini terdaftar dalam ASEAN open sky yang bertujuan Universitas Sumatera Utara agar indonesia bisa masuk dalam kawasan elit dunia dalam hal kemajuan bandara tersebut. Lima bandara Indonesia yang akan sepenuhnya dibuka untuk ASEAN open sky yang dimasuki maskapai-maskapai dari negara Asean antara lain Soekarno-Hatta Jakarta, Kualanamu Medan, Juanda Surabaya, Ngurah Rai Denpasar, dan Hasanuddin Makassar. Tahun 2015 nanti hanya ada lima bandara internasional, ini bukan bentuk proteksi, tapi lebih pada economic of skill untuk beri pelayanan yang lebih baik. Sebagai bandara internasional, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur fisik yang memadai, termasuk di antaranya ketersediaan petugas imigrasi, bea cukai dan lain-lain. Jika semua bandara mengklaim sebagai bandara internasional maka negara harus menyediakan biaya operasional yang cukup besar agar sesuai standar internasional. Itu akan menjadi high cost bagi negara. Harus ada aturan khusus yang mengatur syarat menjadi bandara internasional. Pihaknya mengusulkan agar pemerintah membuat standar khusus menjadi bandara internasional, seperti minimal harus ada 10 kali penerbangan internasional yang menggunakan bandara itu, atau setidaknya daerah itu dikunjungi 1 juta wisatawan mancanegara dalam setahun. Jika kepala daerah setempat bisa membuktikan itu maka, boleh saja disebut bandara internasional. Indonesia memiliki lebih dari 230 juta penduduk yang kecenderungannya berkumpul di kota-kota besar. Bahkan populasi satu wilayah di Indonesia bisa melebihi jumlah penduduk di satu negara di Asia Tenggara. Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik otomatis pendapatan perkapita masyarakatnya juga akan Universitas Sumatera Utara meningkat. Unemployment rate tingkat pengangguran turun signifikan, dengan sendirinya kemampuan membeli produk maskapai semakin tinggi.Secara geografis, Indonesia yang merupakan negara kepulauan menjadikan moda transportasi udara menjadi lebih utama dibanding moda yang lain. Secara komposisi maskapai nasional melayani 67 persen penerbangan melintasi lautan over the water. Hal itu berbeda dengan negara lain yang lebih banyak memiliki daratan. Seperti di India bisa saja moda transportasi udara digantikan dengan kereta api, tapi di indonesia tidak bisa kalau diganti moda laut akan membutuhkan waktu yang panjang ,

3.1.2 Bandar Udara Internasional Kualanamu

Bandar udara internasional Kualanamu IATA: KNO, ICAO: WIMMadalah bandar udara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah bandar udara Internasional Soekarno-Hatta yang terletak di daerah kawasan di Cengkareng Lokasi Bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan Bandara ini dilakukan untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang sudah berusia 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi “Main Hub” yaitu pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandar Udara Internasional Polonia di tengah kota Medan yang mengalami keterbatasan Operasional dan sulit untuk dapat dikembangkan serta kondisi fasilitas yang tersedia di Bandar Udara Polonia sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan pelayanan angkutan udara yang cenderung terus meningkat. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara dan secara administrasi berbatasan langsung dengan Kota Medan. Kabupaten ini adalah wilayah pedalamam hinterland dari Kota Medan, sehingga perkembangan wilayahnya pun sebagaian besar dikarenakan adanya pengaruh yang ditimbulkan dari perkembangan Kota Medan. Namun, pada saat ini yang menjadi salah satu faktor penyebab berkembangannya Kabupaten ini dikarenakan adanya pembangunan Bandara Internasional Kualanamu yang merupakan rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan tujuan untuk menggantikan fungsi Bandara Internasional Polonia Medan. Alasan adanya rencana pemindahan fungsi bandara tersebut dikarenakan Bandara Polonia Medan memiliki lokasi yang kurang layak yaitu berada di pusat perkotaan Kota Medan. Maka dari itu, pemerintah pun membuat kebijakan dengan pemindahan bandara tersebut. Perencanaan pembangunan Bandara Kualanamu sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1994, hanya saja terjadi beberapa kendala yang menyebabkan proyek pembangunan tersebut mengalami penundaan. Pada saat ini Bandara Kualanamu sudah beroperasi, hanya saja kegiatan pembangunan masih Universitas Sumatera Utara belum 100 persen selesai. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa akses menuju bandara yang belum selesai secara keseluruhan. Bandara Kualanamu, 29 September 2014 – PT Angkasa Pura II Persero akan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu menjadi kawasan Aerotropolis. John D. Kasarda professor University of North Carolina Kenan-Fagler Business School, memperkenalkan konsep Aetropolis sejak puluhan tahun lalu. Beliau mengatakan bahwa : “Airport leaves the city, the city follow the airport and the airport become a city”.. Kawasan Aerotropolis yaitu kawasan dimana sebuah bandar udara menjadi seakan menyatu dengan kegiatan bisnis yang berada di sekitarnya, yang akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung seperti perkantoran, area komersil, area hiburan, layanan kesehatan berkelas, hingga dunia akademis dan industri. Bandara yang tadinya terpencil jauh dari mana-mana, sekarang menjadi satu dan menjadi komunitas tersendiri. Kawasan ini nantinya akan terintegrasi dengan pelabuhan Belawan Medan dan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu bara, Sumatera Utara. Konsep tentang aerotropolis tersebut akhirnya disosialisasikan kepada masyarakat dalam acara seminar “membangun daya saing sumatera utara melalui pengembangan aerotropolis Kualanamu” yang di gelar di Grand Ballroom Hotel JW Marriot Medan. Kualanamu nantinya diharapkan dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di wilayah Sumatera Utara khususnya Kota Medan, Deli Serdang dan kawasan di sekitar Bandara tersebut. Dalam konsep Aerotropolis suatu bandara akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam pagar bandara Universitas Sumatera Utara maupun di luar pagar bandara. Fasilitas tersebut dapat berupa perkantoran, gudang logistic, arena permainan, hotel, perumahan, pusat industri, rumah sakit, pusat pendidikan, mall maupun sarana pendukung lainnya. Untuk mengembangkan kawasan Aerotropolis kualanamu, PT Angkasa Pura II Persero bekerja sama dengan ahli aerotropolis dunia Prof. Jhon Kasarda dan Ahli aerotopolis dalam negeri dari Institut Teknologi Bandung ITB. Kualanamu merupakan bandara yang sangat strategis untuk mengembangkan konsep aerotropolis, seperti yang telah dilakukan di beberapa negara. Mengingat masih sangat banyak lahan kosong yang tersedia dan siap untuk dikembangkan. Selain itu letak Bandara Internasional Kualanamu yang strategis dekat dengan kawasan Asia Tenggara, Australia dan timur Tengah dan juga merupakan satu satunya Bandara yang saat ini terintegrasi langsung dengan kereta api. Tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan dalam mengembangkan kawasan Aerotropolis ini. Nantinya diharapkan Aerotropolis Kualanamu dapat bersinergi dengan pengembangan di kawasan MEBIDANGRO Medan, Binjai, Deli Serdang dan Tanah Karo. tentu saja aerotropolis tidak hanya akan memberikan dampat pada pengelola Bandara tesebut, namun juga terhadap pemerintahan dan masyarakat di sekitarnya. Kawasan Aerotropolis akan mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Melalui sosialisasi Aerotropolis ini diharapkan akan banyak pihak yang mendukung terselenggaranya kawasan tersebut, terutama dukungan dan partisipasi dari pemerintah setempat. Universitas Sumatera Utara

3.2 Masa Pembangunan Bandara Kualanamu