Observasi Tindakan Siklus I Refleksi Tindakan Siklus I

74 menjadi patung, bersikap seolah-olah menjadi patung dengan sikap tidak boleh bergerak dan berbicara dengan siapapun sebelum terbebas kembali, sehingga anak yang mengejar tidak dapat menangkap anak yang dikejar dan yang lain menjadi target sasaran untuk dikejar. 11 Selama proses permainan jemok’an ajak-ajakan diamati oleh kolaborator dan dicatat sebagai hasil pengamatan untuk dievaluasi dan direfleksi bersama antara peneliti dan kolaborator, sehingga dapat menentukan, merencanakan pertemuan berikutnya. c Kegiatan Akhir 1 Anak diminta berbaris kembali dengan rapi dan tertib dan diajak bernyanyi bersama untuk memberikan rasa senang setelah melakukan permainan jemok’an ajak-ajakan. 2 Guru mengajak anak bercakap-cakap tentang permainan jemok’an ajak-ajakan yang sudah dilakukan. Guru memberikan motivasi kepada anak yang belum berhasil dan memberikan pujian pada anak yang sudah berhasil melakukan gerakan lompat dan lari dengan baik.

c. Observasi Tindakan Siklus I

Observasi merupakan tindakan pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator untuk mendapatkan data tentang kemampuan motorik kasar yang dicapai anak kelompok B melalui indikator kemampuan melompat dan lari dalam permainan tradisional jamuran dan jemok’an ajak-ajakan. Observasi tindakan Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan kemudian dihitung rata-rata sebagai hasil yang dicapai dicapai anak kelompok B disajikan melalui Tabel 7. Kemampuan Motorik No Siklus I Skor 1 Pertemuan Pertama 91 2 Pertemuan Kedua 110 Berdasarkan uraian kelompok B pada tindakan pertemuan pertama mencapai 110 68,75. Skor kemampuan 100,5 62,81. Dengan skor ditegaskan bahwa kemampuan Berkembang Sesuai Harapan B tindakan Siklus I juga disajikan melalui Gamb Gambar 3. Grafik Kemampuan Siklus I 20 40 60 80 100 120 Pert emuan Pert ama S k o r 75 ai dalam satu Siklus I. Kemampuan motorik kasar ak kelompok B disajikan melalui Tabel 7 berikut ini: otorik Kasar Anak Kelompok pada Tindakan Siklus Persentase Skor Rata-rata Siklus I Peresentase Rata-rata Kateg 56,88 100,5 62,81 Berkem Sesuai Harapa BSH 68,75 uraian tabel di atas, kemampuan motorik kasar akan Siklus I dapat dideskripsikan bahwa sk capai 91 56,88 dan skor pertemuan kedua m ampuan motorik kasar pada tindakan Siklus I menca skor yang dicapai pada tindakan Siklus I tersebu mpuan motorik kasar anak kelompok B dikate apan BSH. Kemampuan motorik kasar anak ke disajikan melalui Gambar 3 berikut ini: emampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B T Pert emuan Pert ama Pert emuan Kedua 91 110 Siklus I kasar yang Siklus I Kategori embang i Harapan SH kasar anak skor pada mencapai mencapai ebut, dapat dikategorikan kelompok Tindakan 76

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi dilakukan untuk mengetahui pencapaian peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B dilakukan pada Siklus I. Peneliti dan kolabolator membahas hal-hal apa saja yang menjadi masalah atau kendala pada pelaksanaan tindakan Siklus I. Berdasarkan diskusi dan hasil evaluasi, diketahui bahwa adanya peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B dari sebelum tindakan ke tindakan Siklus I. Skor kemampuan motor kasar sebelum tindakan mencapai 61 38,13 dan pada Siklus I mencapai 100,5 62,81. Peningkatan skor mencapai 39,5 24,69. Dari keterampilan motorik yang dicapai pada tindakan Siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala yang muncul pada pelaksanaan tindakan Siklus I, yang diuraikan sebagai berikut: 1 Gerakan melompat pada saat melakukan permainan jamuran dan jemok’an ajak-ajakan , sebagian besar anak menunjukkan belum optimalnya koordinasi mata dan kaki pada saat akan melompat. Anak belum menunjukkan kemampuan melakukan gerakan dengan mengangkat satu kaki dengan cepat, dan cenderung hanya berbalik badan dan menghindar dengan melompat dengan dua kaki. 2 Pada saat berlari anak tidak melihat arah yang dituju, sehingga tidak tepat ke arah yang dituju dan berhenti di luar garis permainan tradisional. Hal ini menunjukkan bahawa belum optimalnya kemampuan berlari anak yang dtunjukkan oleh kurangnya kemampuan memindahkan tubuh dari titik awal ke titik yang dituju. 77 3 Wilayah permainan jemok’an ajak-ajakan tidak diberi pembatas, sehingga masih banyak anak yang berlari keluar dari batas yang sudah ditentukan. Selain itu, jumlah anak dalam satu permainan dirasa terlalu banyak, sehingga mengganggu konsentrasi pada saat permainan berlangsung. Berdasarkan uraian tentang kendala yang muncul pada pelaksanaan tindakan Siklus I, maka diperlukan perbaikan-perbaikan tindakan pada Siklus II, agar peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B dapat berkembang lebih baik lagi. Perbaikan-perbaikan tersebut, meliputi: 1 Untuk mengoptimalkan kemampuan melompat pada saat melakukan permainan jamuran dan jemok’an ajak-ajakan, maka guru menjelaskan langkah-langkah permainan secara urut dan mendemonstrasikan gerakan melompat yang benar serta memberikan kesempatan sebanyak dua kali pada anak untuk meniru gerakan yang dicontohkan guru. 2 Untuk mengoptimalkan kemampuan lari, yaitu kemampuan berlari ke arah yang dituju, maka setiap anak yang “mentas” guru memberi tanda dengan kain hijau dilengan anak, agar dapat membedakan anak yang “mentas”, sehingga arah yang dituju oleh anak yang “dadi” menjadi lebih jelas dan terarah. 3 Untuk mengoptimalkan kemampuan lari ke arah yang dituju, maka wilayah permainan jemok’an ajak-ajakan diberi pembatas bendera. Untuk mengoptimalkan kemampuan lompat dan lari dalam permainan jemok’an ajak-ajakan dan jamuran, maka guru membagi anak menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 anak. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi anak pada saat permainan berlangsung. 78

3. Tindakan Siklus II

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Planggu 2 Klaten Tahun 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA KELOMPOK B Peningkatan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Kelompok B TK ABA Pandes 1 Wedi Klaten Tahun 2012/2013.

1 1 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR NELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK GUNUNG PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK MINGGIRAN YOGYAKARTA.

1 6 157

PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK ABA KERINGAN TURI SLEMAN YOGYAKARTA.

2 10 153

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN “INGKLING” PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK MINOMARTANI I NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 133

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI LOMPAT TALI PADA KELOMPOK A DI TK ABA NGABEAN I TEMPEL SLEMAN.

0 0 168

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA GONDANG.

0 4 166

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENGKLEK PADA ANAK KELOMPOK A TK PUSPASIWI 2 SLEMAN.

0 3 169

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK PERKUSI TERHADAP PERSEPSI BUNYI IRAMA PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA NGABEAN I KEMUSUH BANYUREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 132

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK KHALIFAH SUKONANDI YOGYAKARTA.

1 3 175