Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Matematika

Endang, Fitriana, WahyuImplementasi Metode Inquiri M-62 penyelesaian yang tidak tepat. Hal-hal yang diupayakan oleh guru dan peneliti ini sesuai dengan pendapat Daniel Perkins dan Sarah Tishman 1997 dalam Santrock 2008:360 bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dapat dilatihkan oleh guru di antaranya berpikir terbuka, rasa ingin tahu intelektual dan kehati-hatian intelektual. Pembelajaran kooperatif tipe think-pair-inkuiri-share dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika dikarenakan tahapan kegiatan pada pembelajaran think-pair-share mengkondisikan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan menemukan dan bertukar ide dan gagasan dengan siswa lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kyllen 1998 dalam Redhana 2002:21 yang mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk dapat mempertukarkan ide-ide atau gagasan-gagasannya, dan bekerja sama, Melalui tahap think, siswa berpikir secara mandiri sehingga dapat memberikan penjelasan sederhana yaitu dengan menganalisis pernyataan dan memfokuskan pertanyaan pada masalah matematika. Melalui tahap pair-inkuiri, siswa berdiskusi dengan pasangan dan belajar mengatur strategi dan taktik yaitu dengan menentukan tindakan yang tepat dalam menyelesaikan masalah matematika. Melalui tahap share, siswa saling bertukar gagasan sehingga siswa dapat mengambil keputusan terbaik dan menyimpulkan yaitu dengan membuat dan menentukan nilai pertimbangan atas penyelesaian suatu masalah matematika..

2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Matematika

Kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-inkuiri-share diketahui melalui hasil tes akhir pada setiap siklus. Tabel 1. menunjukkan bahwa pada tes akhir siklus 1, rata-rata persentase skor siswa pada aspek memberikan penjelasan sederhana adalah 46 , pada aspek mengatur strategi dan taktik adalah 50 , dan pada aspek menyimpulkan adalah 29,35 semuanya pada kategori rendah. Pada siklus 2 ketiga aspek berpikir kritis tersebut meningkat pada kategori sedang. Meskipun masih dalam kategori sedang, siklus dihentikan karena telah memenuhi indikator, telah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ketiga aspek tersebut. Selain itu rata-rata sebesar 70 dari seluruh siswa mengalami peningkatan hasil tes dari ketiga aspek kemampuan berpikir kritis. PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis data dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share TPSyang dipadukan dengan inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII MTs. Al Mahalli Pleret bantul pada pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika dilatihkan melalui tahapan kegiatan think-pair,inkuiri-share. 2. Peningkatan rata-rata persentase skor siswa pada tiap aspek kemampuan berpikir kritis yaitu: aspek memberikan penjelasan sederhana pada siklus 1 sebesar 46, kategori rendah dan pada siklus 2 meningkat menjadi 62 kategori sedang; aspek mengatur strategi dan taktik pada siklus 1 sebesar 50 kategori rendah dan pada siklus 2 meningkat menjadi 70 kategori sedang; dan aspek menyimpulkan pada siklus 1 sebesar 50 kategori rendah dan pada siklus 2 meningkat menjadi 65 kategori sedang; 2 Rata-rata sebesar 70 dari seluruh siswa mengalami peningkatan hasil tes dari ketiga aspek kemampuan berpikir kritis. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-63

B. Saran dan rekomendasi

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share TPS yang dipadukan dengan inkuiri ini dapat diimplementasikan untuk semua topik. DAFTAR PUSTAKA Castronova, J. A. 2002. Discovery Learning for the 21 st Century: What is it and how does it compare to traditional learning in the 21 st Century. Tersedia: http:chiron.valdosta.eduareLitreviewsvol1no1castronova_litr . pdf. Diakses: 11 Desember 2010 Dreyfus, T. 1991. Advanced Mathematical Thinking Processes. Dalam David Tall editor. Advanced Mathematical Thinking. London : Kluwer Academic Publiser. Ennis, R. H 1996. Critical Thinking. USA : Prentice Hall, Inc. Ernest, P 1991. The Philosophy of Mathematics Education. London: The Falmer Press. Evans, J.R. 1991. Creative Thinking in the Decision and Management Sciences. Cincinnati: South- Westren Publishing Co. Furner, J.P dan Robinson, S. 2004. Using TIMSS to Improve the Undergraduate Preparation of Mathematics Teachers. IUMPST : The Journal Curriculum, Vol. 4. Hassoubah, Z. I. 2004. Developing Creative Critical Thinking : Cara Berpikir Kreatif Kritis. Bandung : Nuansa. Huitt, W 1998. Critical Thinking: An Overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. Jarrett, D 1997. Inquiry Strategies for Science and Mathematics Learning. Northwest Regional Educational Laborator Lie, A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia. Mulyasa, E. 2004. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. Pott, B. 1994. Strategies for Teaching Critical Thinking. Practical Asessment, Research Evaluation, 4 3. Quirk, B. The NCTM Calls it “Learning Math” Chapter 4 of Understanding the Original NCTM Standards. Tersedia: http: www.wgquirk.comchap4. html. Redhana. 2002. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja No. 3 Th. XXXVI, Juli 2003, 11-23. Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Kencana. Endang, Fitriana, WahyuImplementasi Metode Inquiri M-64 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-65 PENERAPAN ANALISIS KONJOIN RANCANGAN KOMBINASI LENGKAP DENGAN JENIS RESPON RATING PADA PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK Fitri Catur Lestari, S. Si., M. Si. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik fitricaturlestariyahoo.com Abstrak Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen dari berbagai aspek dianggap penting untuk dikaji secara khusus. Dosen dengan segala karakteristik dan kualitas yang dimilikinya sangat berperan dalam menentukan kualitas suatu perguruan tinggi. Pengukuran preferensi dapat dilakukan dengan analisis konjoin yang merupakan analisis yang khusus mengkaji tentang preferensi. Rancangan dalam analisis konjoin yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kombinasi lengkap dengan jenis data respon rating nilai. Adapun prosedur analisisnya adalah regresi linear berganda dengan variabel dummy. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode purpossive sampling dengan pemilihan sampel didasarkan pemerataan pada segmen yang diduga terdapat perbedaan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen yaitu IPK, tingkatkelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi pendapatan orang tuanya. Berdasarkan Nilai Relatif Penting NRP, preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen yaitu penguasaan materi kuliah, pembawaan diri, penyampaian materi, kemampuan memotivasi mahasiswa, dan metode pembelajaran. Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berbeda-beda menurut segmen tingkatkelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi pendapatan orang tuanya. Sedangkan preferensi terhadap kualitas dosen tidak berbeda menurut segmen IPK. Kata Kunci: analisis konjoin, preferensi, kombinasi lengkap, rating PENDAHULUAN Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen dari berbagai aspek dianggap penting untuk dikaji secara khusus. Dosen dengan segala karakteristik dan kualitas yang dimilikinya sangat berperan dalam menentukan kualitas suatu perguruan tinggi. Pentingnya peran dosen dinyatakan oleh Sudiana 2003 bahwa dosen sebagai salah satu komponen perguruan tinggi berperan sangat besar dalam mewujudkan kualitas perguruan tinggi. Faktor kualitas dosen juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan tingkat signifikansi 0,01 dan memiliki korelasi yang paling kuat di antara faktor yang lain Pujadi, 2007. Bidang kegiatan dosen melaksanakan pendidikan dan pengajaran merupakan bidang yang lebih utama di antara 2 dua bidang lainnya yaitu penelitian, dan pengabdiaan kepada masyarakat DPPM, 2002. Kualitas dosen pada bidang pendidikan dan pengajaran merupakan faktor yang menentukan kualitas perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai konsumen atau pihak yang berkepentingan stakeholders terhadap dosen pada proses belajar mengajar, layak untuk memberikan evaluasi terhadap kualitas dosen. Suatu penilaian berkaitan dengan kepuasan dan preferensi. Suatu penilaian akan tinggi ketika kepuasan tinggi dan kepuasan tinggi sangat dipengaruhi oleh preferensi. Chaplin 2002 mendefinisikan preferensi Fitri CPenerapan Analisis Konjoin M-66 sebagai suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Dalam penelitian ini, preferensi diartikan sebagai suatu sikap yang lebih menyukai karakteristik dosen tertentu dibandingkan dengan karakteristik dosen yang lainnya. Selanjutnya akan dikaji preferensi tersebut berdasarkan segmen karakteristik mahasiswa: Indeks Prestasi Kumulatif IPK, tingkatkelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi pendapatan orang tua. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan bagi dosen dalam kegiatannya melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Selain itu, mahasiswa juga dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengoptimalkan proses pembelajarannya di perguruan tinggi. Pihak perguruan tinggi juga dapat menyusun suatu kegiatan evaluasi kualitas dosen berdasarkan preferensi mahasiswa yang dipaparkan dalam penelitian ini. METODE PENELITIAN

1. Perumusan masalah