Desain Penelitian Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik

Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-123 harus diselesaikan, 3 siswa mendiskusikan tugas yang diberikan dalam kelompok,4dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya sementara siswa-siswa dalam kelompok lain bertanya, menanggapi, 5 setelah diskusi antar kelompok selesai, siswa berdiskusi kembali dalam kelompok masing-masing untuk pengulangan kembali materi dan merevisi jawabanya. METODELOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok kontrol pretes- postes. Diagram desain penelitian ini adalah sebagai berikut: O X 1 O O X 2 O O X 2 O Keterangan : X 1 : pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop X 2 : pendekatan open-ended O : pretes dan postes pemecahan masalah dan komunikasi matematik 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di satu SMAN di Kota Bandung. Sedangkan siswa yang menjadi sampel adalah kelas XI. Sampel diambil dengan tehnik purposive sampling, sebanyak tiga kelas dari 10 kelas yang ada di SMAN tersebut. Pengambilan kelas XI disesuaikan dengan materi pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini berupa hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik, pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop, dan lembar observasi. Dengan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik

Berdasarkan pengolahan data pretes, postes, dan gain ternormalisasi kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik, diperoleh skor rerata ̅ berikut persentase dari skor ideal , deviasi standar s. Tabel. 1 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Pendekatan Open-ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop-coop Pendekatan Open-ended Konvensional Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain PM ̅ 12,33 23,82 0,49 11,72 21,16 0,38 11,25 19,02 0,32 34,25 66,17 32,56 58,77 31,25 52,77 3,43 3,84 0,13 3,15 3,25 0,12 3,13 3,80 0,10 KM ̅ 7,78 15,16 0,60 7,37 13,81 0,51 7,84 12,09 0,34 39,90 75,80 36,85 69,45 39,20 60,45 2,50 2,29 0,15 2,72 2,05 0,14 2,40 2,08 0,11 Keterangan : Skor ideal tes pemecahan masalah PM = 36 Skor ideal tes komunikasi matematik KM = 20 Berdasarkan pada Tabel.1 di atas, kemampuan awal pemecahan masalah dan komunikasi matematik ketiga kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan, dengan kualifikasi masing- masing kelompok sampel berada pada kategori kurang. Hasil postes kemampuan pemecahan M-124 masalah dan komunikasi matematik ketiga kelompok sampel menunjukan perbedaan secara signifikan. Pencapaian hasil belajar dalam hal kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop berada pada kategori cukup, sedangkan pencapaian hasil belajar dalam hal kemampuan pemecahan masalah matematik kedua kelompok sampel yang lainnya berada pada kategori kurang. Selanjutnya, pencapaian hasil belajar dalam hal kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop, siswa yang memperoleh pendekatan open-ended, dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional berturut-turut berada pada kategori baik, cukup, dan kurang. Kemudian, peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop lebih baik dibanding peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pendekatan open-ended, dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa pada kedua kelompok sampel tersebut lebih baik dibanding peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Interpretasi-interpretasi sebagaimana dipaparkan tersebut di atas, harus dibuktikan secara statistik. Hasil pengujian secara statistik rerata postes dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik ketiga kelompok sampel diperoleh kesimpulan bahwa paling tidak ada sebuah yang berbeda secara signifikan postes dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik antara ketiga kelompok sampel. Setelah diketahui ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa ketiga kelompok sampel, digunakan uji perbedaan dua rerata antara dua kelompok sampel seperti pada Tabel.2 dan Tabel.3 Tabel.2 Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik antara Dua Kelompok Sampel Kelas yang Diuji Distribusi Nilai Rerata gain PM Uji yang Digunakan Kesimpulan Pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop, Normal, Uji t H o Ditolak Pendekatan open-ended Normal Pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatiftipe coop-coop, Normal, Uji Mann Whitney H o Ditolak Pembelajaran Konvensional Tidak Normal Pendekatan open-ended Normal, Uji Mann Whitney H o Ditolak Pembelajaran Konvensional Tidak Normal Tabel.3 Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik antara Dua Kelompok Sampel Kelas yang Diuji Distribusi Nilai Rerata gain KM Uji yang Digunakan Kesimpulan Pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop, Normal, Uji t H o Ditolak Pendekatan open-ended Normal Pendekatan open-ended dengan pembelajaran kooperatif tipe coop-coop, Normal, Uji Mann Whitney H o Ditolak Pembelajaran Konvensional Tidak Normal Pendekatan open-ended Normal, Uji Mann Whitney H o Ditolak Pembelajaran Konvensional Tidak Normal Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-125 Untuk melihat asosiasi antara kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan komunikasi matematik, nilai postes kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik ketiga kelompok sampel diklasifikasikan terlebih dahulu kedalam kategori Baik, Sedang, dan Kurang. Tabel.4 Asosiasi Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Komunikasi Matematik Kemampuan Pemecahan Masalah Total Kurang Sedang Baik Kemampuan Komunikasi Matematik Kurang 24 2 1 27 Sedang 44 33 3 80 Baik 1 17 7 25 Total 69 52 11 132 Berdasarkan data di atas, hampir setengahnya dari jumlah siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam pemecahan masalah dan komunikasi matematik. Frekuensi siswa yang termasuk kategori kurang dalam kemampuan pemecahan masalah matematik dan termasuk kategori sedang dan baik dalam kemampuan komunikasi matematik lebih banyak dibanding dengan frekuensi siswa yang termasuk kategori kurang dalam kemampuan komunikasi matematik dan termasuk kategori sedang dan baik dalam kemampuan pemecahan masalah matematik. Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika lebih sulit dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematik, hal tersebut diperkuat dari hasil postes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik. Adapun ukuran asosiasi kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik sebesar 0,503 dengan interpretasi cukup kuat.

2. Pembahasan