Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op

M-122 munculnya pendekatan open-ended berawal dari pandangan bagaimana menilai kemampuan siswa secara objektif dalam berfikir tingkat tinggi matematika. Dalam pengajaran matematika, rangkaian pengetahuan, keterampilan, konsep-konsep, prinsip-prinsip atau aturan-aturan biasanya diberikan pada siswa dalam langkah sistematis. Hal ini tidak diajarkan secara langsung, namun harus disadari sebagai rangkaian yang terintegrasi dengan kemampuan dan sikap setiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk suatu keteraturan intelektual dalam pikiran tiap siswa. Sawada Shimada, 1997: 32-33 menjelaskan, untuk mengembangkan rencana pembelajaran dengan pendekatan open-ended, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Tuliskan respon siswa yang diharapkan; siswa diharapkan merespon masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi respons siswa terhadap masalah. Kemampuan siswa terbatas dalam mengekpresikan ide atau pikirannya, mungkin siswa tidak akan mampu menjelaskan aktivitasnya dalam memecahkan masalah itu. Tetapi mungkin juga siswa mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara yang berbeda. Dengan demikian, antisipasi guru membuat atau menuliskan kemungkinan repsons yang dikemukakan siswa menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah sesuai dengan cara kemampuannya. 2 Tujuan dari masalah itu diberikan kepada siswa harus jelas; Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik yang tertentu, seperti dalam pengenalan konsep baru kepada siswa, atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar siswa. 3 Lengkapi dengan metode pemberian masalah baru, sehingga siswa mudah memahami maksud masalah itu; Masalah harus diekspresikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. 4 Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa; Konteks permasalahan yang diberikan atau disajikan harus dapat dikenal baik oleh siswa, dan harus membangkitkan keingintahuan serta semangat intelektual siswa. 5 Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi masalah; Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan masalah, memecahkannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian, dan merangkum dari apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu, guru harus memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengekplorasi masalah.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op

Lundgren Sukarmin, 2002: 2, unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar belajar secara kelompok lebih efektif adalah sebagai berikut : 1 siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi; 2 siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota kelompok; 3 siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok; 4 siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok. Jenis kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe coop-coop. Slavin 2008: 229 mengemukakan, coop-coop adalah menempatkan kelompok dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya, dan dalam kegiatan di kelas yang lebih mengutamakan diskusi kelompok dan antar kelompok untuk mengembangkan pemahaman melalui berbagai kegiatan dan pengalaman yang dilalui siswa. Selanjutnya Slavin 2008: 229 mengemukakan, pembelajaran kooperatif tipe coop-coop merupakan sebuah bentuk grup investigasi yang yang cukup familiar. Kegiatan belajarnya diawali dengan pemberian soal-soal atau masalah-masalah oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur ketat oleh guru. Dalam kegiatan di kelas yang mengembangkan diskusi kelompok dan antar kelompok terdapat berbagai kemungkinan argumentasi terhadap permasalahan yang diajukan berdasar pengalaman siswa. Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe coop-coop adalah memberikan bimbingan dan arahan seperlunya kepada kelompok siswa melalui scaffolding, memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi, dan menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan siswa. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe coop-coop sebagai berikut: 1 siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang, 2 masing-masing kelompok diberikan tugas masalah yang Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 M-123 harus diselesaikan, 3 siswa mendiskusikan tugas yang diberikan dalam kelompok,4dipilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya sementara siswa-siswa dalam kelompok lain bertanya, menanggapi, 5 setelah diskusi antar kelompok selesai, siswa berdiskusi kembali dalam kelompok masing-masing untuk pengulangan kembali materi dan merevisi jawabanya. METODELOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian